SEOUL ** Korea Selatan dan Amerika Serikat merespon peluncuran misil balisktik antarbenua yang dilakukan Korea Utara.

Respon kedua negara itu adalah ikut meluncurkan misil balistik jarak pendek kurang dari 24 jam setelah peluncuran misil Korea Utara.

"Kedua misil yang kami lepaskan tepat mengenai sasaran. Hal ini menunjukkan kemampuan persenjataan kami dalam menghantam markas lawan di saat darurat," kata panglima angkatan bersenjata Korea Selatan.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, provokasi serius Korea Utara membuat pihaknya harus bereaksi lebih dari sekadar sebuah pernyataan.

Komandan pasukan gabungan AS di Korea Selatan Jenderal ikut berkomentar terkait perkembangan terbaru ini.

"Menahan diri, yang merupakan pilihan, adalah yang memisahkan antara perang dan gencatan senjata," ujar Brooks.

"Dalam uji coba sekutu ini, terlihat bahwa kami mampu mengubah pilihan saat pimpinan kami memerintahkan," lanjut Brooks.

Korea Selatan dan Amerika Serikat memiliki perjanjian aliansi dan saat ini sebanyak 28.500 personel tentara AS berada di Korea Selatan.

Pernyataan kedua negara bersekutu ini agaknya dikeluarkan karena gerah dengan komentar Korea Utara yang mengatakan negeri itu membutuhkan senjata nuklir untuk mempertahankan diri dari ancaman invasi.

Misil balistik yang ditembakkan Korea Utara pada Selasa itu terbang hanya sejauh 900 kilometer tetapi ketinggiannya mencapai 2.800 kilometer.

Fakta ini memperlihatkan bahwa misil Hwasong-14 buatan Korea Utara itu mampu menjangkau sasaran yang berjarak cukup jauh.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-koo menyebut misil itu memiliki daya jelajah 7.000-8.000 kilometer, cukup untuk menghantam Komando Pasifik AS yang berbasis di Hawaii. Sumber : Kompas