-->

Latest Post



MPA,BUKITTINGGI - Lomba Balap Sepeda Tour de Singkarak akan kembali digelar pada tanggal 3 hingga 11 bulan Nopember mendatang. Event yang menggabungkan olahraga dan pariwisata ini akan dilaksanakan dalam delapan etape dengan menempuh rute sepanjang 1.100 kilometer yang dimulai dari Kota Bukittinggi dan akan berakhir di Kota Pariaman.

Demikian antara lain yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Linda Faroza saat wawancara khusus berkenaan dengan Bukittinggi sebagai grand opening dan Grand star  Tour de Singkarak tahun 2018 dengan Radio Elsi Fm dalam acara dialog Selamat Pagi Walikota di Balaikota Bukittinggi, Rabu (3/10).

Linda Faroza, menjelaskan, TdS 2018, merupakan pelaksanaan Tour de Singkarak ke 10 sejak awal digelar pada tahun 2009. Pada tahun 2017 lalu, Bukittinggi dipercaya sebagai daerah Grand Closing dan pada tahun 2018 ini, kota Jam Gadang ini ditunjuk sebagai lokasi Grand Opening.

“Alhamdulillah pada tahun ini kita menjadi Grand Opening dan Grand Start pada tahun 2018. Grand opening pada 3 November 2018 malam dan Grand Start pada 4 November 2018 pagi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Linda Faroza, sebelum pelaksanaan grand opening, Pemko Bukittinggi juga akan melaksanakan sejumlah rangkaian kegiatan yang dapat dinikmati dan diikuti masyarakat Bukittinggi sekitarnya. Karena sejak 28 Oktober 2018 hingga 2 November akan banyak event yang akan digelar dalam rangka memeriahkan Tour de Singkarak 2018.

“Akan ada event seperti fun bike pada tanggal 28 Oktober, TdS Idol pada tanggal 31 Oktober dan band performance pada tanggal 2 November 2018 dan kegiatan multi etnis pada 30 Oktober hingga 1 November 2018,” ungkapnya.

Pada pelaksanaannya nanti, para pembalap sebelum memulai start etape I dengan rute Bukittinggi – Sijunjung, akan mengelilingi kota Bukittinggi sepanjang 10 km. Mulai dari lapangan Kantin, menuju Panorama, Simpang Tembok, Pasar Bawah, Simpang Mandiangin, Simpang Tarok dan kembali ke Lapangan Kantin, setelah itu baru memulai start etape I menuju Sijunjung.

“Event Tour de Singkarak, memang menjadi moment penting untuk lebih mengenalkan pariwisata Sumbar, di mata dunia, apalagi kota Bukittinggi. Karena dampaknya akan terasa pada saat pelaksanaan dan setelah event berlangsung. Dimana akan banyak kunjungan wisata dan tentunya berdampak positif pada perekonomian masyarakat,” ujar Linda Faroza. (ar/Ylm)



MPA,PADANG - Beberapa waktu yang lalu Kota Padang berhasil meraih penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) Republik Indonesia atas inovasi Kelas Ibu Muda (Imud) yang digagas oleh Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang Barat. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri PAN-RB RI, Syafruddin kepada Wakil Walikota Padang, Emzalmi di Ballroom Hotel Shangri La Surabaya, Rabu (19/9/2018) lalu.

Kota Padang ditetapkan sebagai penerima penghargaan dimaksud berdasarkan Surat Keputusan MENPAN-RB Nomor: 25 Tahun 2018 setelah melalui perjuangan panjang tahap presentasi dan wawancara serta observasi dan verifikasi lapangan oleh Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN).

Dijelaskan kembali oleh Kepala Puskesmas Padang Pasir, dr. Winanda bahwa program Kelas Imud lahir dari kasus kematian bayi usia 11 bulan pada tahun 2016 dari seorang ibu muda yang berusia 17 tahun. Dari hasil otopsi verbal oleh dokter dan bidan Puskesmas, diketahui kematian itu disebabkan meningitis dan radang paru-paru.

Dengan penyakit tersebut, ternyata bayi itu tidak mendapatkan pengobatan yang optimal. Disebabkan, kurangnya pengetahuan, perhatian ibu dan keluarga terhadap bayi.

“Untuk itu, Kelas Imud bertujuan menurunkan kematian ibu dan bayi serta menghapuskan stigmatisasi terhadap ibu muda dan keluarganya. Kelas Imud dimulai pada 24 Maret 2016 dengan tiga kali pertemuan setiap angkatan dan sudah terlaksana sebanyak tiga angkatan hingga tahun 2018 dengan jumlah seluruh peserta 55 orang”, ujarnya di Ruang Media Center Kota Padang, Rabu (3/10/2018).

Lebih lanjut dijelaskan, Kelas Imud merupakan sarana belajar bersama bagi ibu hamil, ibu balita dalam usia muda, dengan mendatangkan narasumber ahli dari dokter spesialis kebidanan, spesialis anak dan ahli bidang agama. Dengan demikian, pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu dan anak, reproduksi, tumbuh kembang anak, dan cara mendidik anak berdasarkan agama bisa terpenuhi.

Pada kesempatan tersebut, dr. Winanda juga menyampaikan harapannya untuk dapat masuk ke dalam nominasi TOP 40 Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik 2018 yang akan diumumkan November 2018 mendatang (ar/tim humas).


 Letusan stromboli masih terlihat dengan estimasi tinggi 100-200 meter. Sedangkan kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 20-41 mm (dominan 41 mm). Foto/Istimewa

MPA,MINAHASA TENGGARA - Aktivitas Gunungapi Soputan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut) masih mengeluarkan awan panas dan gemuruh. Berdasarkan Pengamatan Pos Penjagaan Soputan, awan panas terlihat hingga pukul 04:09 Wita, arah ke timur laut, dengan jarak luncur tidak teramati.

“Letusan stromboli masih terlihat dengan estimasi tinggi 100-200 meter. Sedangkan kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 20-41 mm (dominan 41 mm),” ungkap petugas Pengamatan Pos Penjagaan Soputan, Asep Saefuloh, Kamis (4/10/2018).

Asep menyebutkan, dari visual tampak gunung masih jelas. Asap kawah bertekanan lemah, sedang, hingga kuat teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 2000-2500 meter di atas puncak kawah.

“Masih terdengar suara gemuruh dengan lemah-sedang hingga kuat dari lapangan ke pos,” jelasnya.

Dia menyarankan agar masyarakat tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat-Baratdaya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukaan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.

Apalagi, kata dia, telah terjadi lagi erupsi Gunung Soputan, pukul 06:36 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ±1.500 meter di atas puncak (±3.309 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah barat daya dan barat.

Sementara itu, Danan Suseno, Air Traffic Controller at AirNav Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia memastikan penerbangan di Bandara Sam Ratulangi masih relatif aman karena sampai saat ini arah hembusan debu vulkanik dengan arah menjauh dari bandara.

“Memang diperlukan manuver khusus utk menghindari area hembusan debu vulkanik, baik saat akan mendarat maupun setelah tinggal landas,” jelasnya. (Baca Juga: Gunung Soputan Keluarkan Lava Pijar, Warga Diminta Waspadai Aliran Lahar)(*)




Sumber Sindonews.com
Dengan judul : Gunung Soputan Masih Keluarkan Awan Panas dan Suara Gemuruh

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.