-->

Latest Post

Keterangan foto: Ibu WT (47), seorang janda miskin di Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Sampit, Kalimantan Tengah

MPA,SAMPIT - Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH. Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis.

Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di sekitar mereka. Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya sesuai dengan amanat konstitusi dan nawacita Presiden RI, Joko Widodo.

Melalui PKH, KM didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi episentrum dan center of excellence penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional.

Namun sangat disayangkan, fakta di lapangan masih banyak orang yang tidak mampu dan penyandang disabilitas tidak mendapatkan bantuan sosial PKH itu. Hal ini terjadi pada Ibu WT (47) seorang janda yang termasuk cacat fisik. Ketika ditemui di kediamannya di Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ia mengutarakan keluh-kesahnya kepada media ini. Menurut pengakuannya, WT di zaman pemerintahan sebelumnya pernah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun sekarang tidak mendapatkan bantuan lagi.

Dari penuturannya, WT mengaku dirinya sudah mempertanyakan hal ini kepada pemerintah desa. Beberapa syarat yang diminta oleh petugas pemerintah desa setempat juga sudah diserahkan. Namun hingga saat ini tidak ada kepastian tentang kapan bantuan itu akan diberikan.

Berdasarkan kenyataan itu, hal ini menunjukkan bahwa pemberian bantuan kepada masyarakat melalui program PKH di wilayah Sampit diduga masih banyak tidak tepat sasaran. Hal ini patut dipertanyakan.

Di beberapa daerah, sudah dilakukan penindakan akibat penyimpangan dalam penyaluran bantuan PKH. Kenakalan para oknum pendamping PKH juga sering berujung ke pihak penegakan hukum.

Anehnya, setiap kali dikonfirmasi tentang kasus tersebut, pemerintahan desa selalu beralibi dengan menyalahkan pemerintah pusat yang katanya menentukan semuanya. Padahal, publik tahu bahwa data lapangan dikumpulkan melalui RT/RW, Desa/Kelurahan, untuk kemudian dijadikan pedoman penentuan sasaran bantuan yang akan diluncurkan pemerintah pusat. (SFR/Red)


MPA,JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke memenuhi undangan dari Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia pada acara perayaan 20 tahun King Mohammed VI naik tahta sebagai Raja Maroko. Pada acara yang diselenggarakan di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Selasa 30 Juli 2019 itu, Wilson didampingi beberapa personil PPWI Nasional.

Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, selama ini PPWI tidak pernah absen mendapatkan undangan khusus dari Duta Besar Maroko untuk menghadiri acara serupa maupun acara-acara Kedubes Maroko lainnya, tahun inipun PPWI diundang ke acara yang dihadiri oleh para Menteri RI, Dubes negara-negara sahabat, dan orang-orang penting lainnya. PPWI memandang hal tersebut sebagai suatu penghargaan yang perlu direspon dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke berupaya semaksimal mungkin dapat menghadiri acara tersebut, sepulang dari roadshow PPWI ke Riau, Palembang dan Kayu Agung.

Hadir pada acara perayaan yang dimulai pukul 19.00 wib itu, 4 Menteri Kabinet Indonesia Kerja, yakni Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti; Menteri Perencenaan dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro; Menteri Energi dan Sumber Daya Minteral, Ignatius Jonan; dan Wakil Menteri Luar Negeri, AM. Fachir. Terlihat juga di antara para undangan VVIP, Sandiaga Uno, dan puluhan pejabat negara serta Dubes negara-negara sahabat.

Acara diawali dengan tarian khas Sunda, diikuti dengan paduan suara yang memperdengarkan lagu kebangsaan kedua negara, Indonesia Raya dan Hymne Cherifien. Selanjutnya, Dubes Maroko H.E. Mr. Ouadia Benabdellah tampil ke atas panggung menyampaikan pengantar dan sambutannya. Mewakili Pemerintah Indonesia, Menteri Bambang Brodjonegoro kemudian didaulat untuk menyampaikan sambutan resmi pemerintah di acara yang biasanya disebut sebagai Hari Nasional Maroko ini.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PPWI menyampaikan Selamat kepada Dubes dan Staf Kedutaan Maroko atas suksesnya 20 tahun pemerintahan King Mohammed VI. Sebagaimana diketahui, King Mohammed VI adalah putra dari Raja Mohammed V yang merupakan sahabat karib Presiden Soekarno.

Usai acara seremonial dan sambutan-sambutan, para undangan yang diperkirakan berjumlah seribuan orang memenuhi Ballroom di Lt. 5 Hotel Four Season, Jl. Jenderal Gatot Subroto itu, dipersilahkan menikmati hidangan khas Maroko yang disediakan. Minuman spesial berupa Teh Maroko yang disuguhkan ala penduduk padang pasir Sahara juga tersedia bagi para undangan yang ingin mencobanya.

Congratulation for the 20 Years Enthronement of His Majesty The King Mohammed VI of the Kingdom of Morocco. God bless Morocco and Indonesia. (APL/Red)

Keterangan foto: Team Kappija-21 bersama PPWI Sumsel berfoto bersama seusai pertemuan dengan pihak Pusat Administrasi Universitas Sriwijaya, kika: Hardi, Wilson, Syahrizal

MPA,PALEMBANG - Sekretaris Jenderal Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang Abad 21 (Sekjen Kappija-21), Wilson Lalengke, melakukan kunjungan silahturahmi ke pimpinan Universitas Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, Senin 29 Juli 2019. Dalam kunjungan tersebut, Wilson didampingi Ketua dan Sekretaris PPWI Sumatera Selatan, Syahrizal dan Hardi, yang selanjutnya akan menjadi penghubung komunikasi antara Kappija-21 dengan Universitas Sriwijaya.

Pada kesempatan itu, rombongan Kappija-21 diterima oleh bagian administrasi universitas, Zulkifli. Sangat kebetulan, pada saat kunjungan dilakukan, para pimpinan Universitas Sriwijaya sedang berada di Banda Aceh menghadiri pertemuan tentang proses penerimaan mahasiswa baru universitas negeri se-Indonesia.

Team Kappija-21 menyampaikan maksud kunjungannya yang disambut baik oleh pihak universitas. "Kami bermaksud bersilahturahmi dan ingin menawarkan kerjasama pelaksanaan seminar dan workshop terkait pendidikan berwawasan global dan pembangunan berkelanjutan, kerjasama antara Kappija-21 dengan Universitas Sriwijaya, yang dalam pelaksanaannya akan didukung oleh PPWI Sumsel," jelas Wilson yang juga merupakan Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) itu. 

Pada kesempatan yang sama, team disarankan untuk melakukan kontak komunikasi langsung dengan Dr. dr. HM Zulkarnain, Sp.KK, Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Sriwijaya. Ketua PPWI Sumsel, Syahrizal, langsung menghubungi Purek III Dr. Zulkarnain, yang kebetulan merupakan sepupu Syahrizal, melalui sambungan telepon keluarga. Pembicaraan tentang maksud kedatangan Kappija-21 dan rencana kegiatan bersama selanjutnya berlangsung lancar dan posistif.

Sebagaimana diketahui bahwa Kappija-21 bermaksud menjalin kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi di Palembang, Sumsel, mengadakan _'Kappija-21 National Conference on Global Education and Sustainable Development'._ Rencananya, kegiatan berbentuk seminar dan workshop ini akan berlangsung pada Sabtu, 14 September 2019 di Kampus Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan. Panitia akan menghadirkan narasumber dari Jepang, Senior Kappija-21, Pemerintah Daerah, Pejabat Universitas Sriwijaya, dan praktisi media.

Kegiatan konferensi sehari ini akan mengundang mahasiswa Universitas Sriwijaya, tokoh masyarakat, pemuda, agama, budaya, dan perangkat pemerintahan daerah. Selain itu, juga diundang praktisi media. (APL/Red)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.