-->

Latest Post


 Photo Istimewa

MPA, KAB SOLOK – Beberapa bulan terakhir, organisasi berbasis relawan terus mendukung Hendra Saputra SH, M.Si dalam berkompetisi memenangkan Pilkada 2020 untuk Kabupaten Solok.

“Waktu kian berjalan, dukungan terus mengalir dari berbagai elemen, terutama unsur Ustad/buya (tokoh agama), datuk serta kaum Bundo Kanduang (ibu ibu). Tak ketinggalan pula para pemuda dan komunitas lainnya”. Sebut Ustad Salam, Rabu (25/12/19).

Sebelumnya, dukungan ini berawal dari akar rumput. Seiring berjalannya waktu, kini telah melebar hingga di semua elemen masyarakat. Artinya, Hendra Saputra makin di kagmi juga dicintai.

Banyaknya relawan yang mengkampanyekan pasangan RAMAH (HendRA-MAHyuzil). Baik secara langsung maupun melalui medsos seperti facebook, whatsap dan instagram, menjadikan pasangan ini makin viral dan disenangi, sebut Ustad Salam.

Banyak konten disebarkan nan berasal dari group relawan RAMAH, seperti oleh kaum Bundo Kanduang. Sebagai pendukung, kaum Bundo Kanduang memang tidak memiliki jadwal khusus mengkampanyekan HendRA-MAHyuzil secara langsung. Namun mereka sangat solid dalam memviralkan kandidat yang di idolakannya, tukas Ustad Salam.

Ramainya kaum Bundo Kanduang meng-idolakan sosok Hendra Saputra, lantaran memiliki latar belakang keagamaannya yang di anggap ummat sebagai tulang  dari “Tubuh” kepemimpinan yang sebenarnya. Itulah yang membuat mereka yakin bahwa sosok idolanya, merupakan pemimpin merakyat dan ber-ahklak. Ditambah lagi, Birokrat Muda ini juga dikenal dekat dengan para kalangan ulama. Sehingga menjadikan kaum Bundo Kanduang semakin memantapkan pilihannya kepada Hendra Saputra, terang Ustad Salam menjelaskan.

Dalam kunjungannya (Hendra) kemaren di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, kata Ustad Salam. Kaum Bundo Kanduang sangat antusias dan selalu mendominasi pembicaraan, bahwa pilihan mereka tertuju kepada Hendra Saputra.

Banyaknya dukungan dari kaum Bundo Kanduang, semakin meningkatkan elektabilitas dan popularitas pasangan RAMAH di negeri tugu “Ayam Kukuak Balenggek” ini.

Ustad Salam menyebutkan, dirinya percaya bahwa pasangan RAMAH layak untuk didukung dan dipilih di pilkada 2020 Kabupaten Solok, nanti. Sebab pasangan ini, InsyaAllah tidak akan mengkhianati masyarakatnya.

"Saya meyakini, kepentingan pasangan RAMAH adalah kepentingan negeri ini (Kab. Solok) secara lebih luas. Selain itu, saya juga mengagumi keihklasan HendRA-MAHyuzil akan kesiapannya dalam mewakafkan diri untuk negeri kami ini, sebut Ustad Salam menyudahi paparannya.

Hendra Saputra SH,M.Si kepada media ini mengatakan, kaum Bundo Kanduang (ibu ibu) merupakan kader penting setiap pembangunan masyarakat adat Minang, utamanya di Kabupaten Solok ini. Mereka harus dilibatkan dalam banyak kegiatan. Sebab peranan Bundo Kanduang untuk kemajuan sebuah daerah, sangatlah besar.

Hendra juga menyebutkan, kaum Bundo Kanduang miliki banyak tugas penting dan tugas tugas itu telah banyak mereka persembahkan. Salah satunya nan sangat kita rasakan adalah, peranan dan tanggungjawabnya terhadap kemajuan negeri dan bangsa ini.

Kaum Bundo Kanduang harus benar benar diperhatikan. Sebab merekalah yang melahirkan generasi penerus bangsa ini. Bila kaum Bundo Kanduang tidak memiliki jiwa yang sehat, cerdas dan kuat. Tentunya berdampak kepada generasi penerus bangsa, yakni menjadi kesulitan untuk bisa maju dan mandiri.

Di akui Hendra, dirinya sangat terharu melihat dan merasakan ke ihklasan serta keramahan kaum Bundu Kanduang dalam menerima dirinya (Hendra), saat memenuhi undangan berkunjung di Nagari Paninggahan Kecamatan Junjung Sirih.

Sebagai hamba Allah, sudah sepantasnya kita selalu mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada kita, apapun bentuknya itu. Dengan banyak bersyukur, kita akan menyadari segala kelemahan diri dan kekurangannya. Dan saya mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan Kaum Bundo Kanduang terhadap pasangan RAMAH, tutup Hendra Saputra SH, M.Si. (RED).


Photo Istimewa

MPA, SUMBARN – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pesan dan dukungannya secara penuh kepada anggota dan pengurus Dewan Ulama Thariqah Internasional. Hal itu disampaikan melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh Prof. Andi Muhammad Faisal Bakti, Ph.D dalam acara Pertemuan Ulama Thariqah Internasional yang diselenggarakan oleh Dewan Ulama Thariqah Internasional-Indonesia di Convension Centre Universitas Putra Indonesia Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia tanggal 6 Desember 2019.

Erdogan menyambut baik pertemuan ulama thariqah internasional yang dilaksanakan secara bersamaan di dua negara, yaitu Turki (5/12/2019) dan Indonesia (6/12/2019). Beberapa pesan penting yang disampaikan antara lain pentingnya merangkul dan bekerjasama negara-negara Islam, terutama di benua Afrika dan Timur Tengah. Mereka diperlakukan diskriminatif oleh Barat yang selalu berlindung di balik topeng hak asasi manusia dan demokrasi. Barat menyusupkan pikiran radikal-teroris dalam dunia Islam sehingga melahirkan gerakan-gerakan teror dan pembantaian seperti Boko Haram, ISIS, dan FETO.

Selanjutnya, Barat sendiri seakan tampil gagah memberantas gerakan tersebut.  Korbannya adalah Islam dan Muslim itu sendiri. Islam distereotipekan sebagai agama teror dan muslim menjadi terbunuh dan terusir dari negerinya sendiri.

Karena itu, Erdogan menegaskan dukungannya kepada DUTI sebagai salah satu organisasi yang menentang dan mengharamkan pemahaman dan gerakan radikal-teroris yang mengatasnamakan Islam dan Muslim. “Teman Anda adalah teman kami, dan musuh Anda adalah musuh kami,” katanya.

“Kami tidak akan membiarkan kaum imperialis membagi kita menjadi Syiah-Sunni, Arab-Persia, hitam dan putih. Kami akan tetap selalu saling mencintai demi Allah,” tegas Erdogan.

Berikut Sambutan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan selengkapnya:

SAMBUTAN PRESIDEN RECEP TAYYIP ERDOGAN

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kepada anggota Dewan Ulama Thariqah yang terhormat, dan kepada seluruh tamu dan undangan dari berbagai komunitas muslim. Terkhusus kepada Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani yang saya hormati.

Selamat atas terwujudnya pertemuan ini dan hanya Allah menjadi saksi dan hanya Allah saja yang menjadi penolong kita di dunia dan di akhirat.

Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal yang pernah saya sampaikan ketika saya mengunjungi benua Afrika, dan semoga menjadi catatan penting bagi kita semua dalam mengangkat nilai kebenaran yang selama ini ditutupi oleh media Barat.

Hari ini, hampir semua dari mereka yang mengajari kita tentang hak, hukum, dan kebebasan, justeru memiliki sejarah pembantaian, pendudukan, atau kolonialisme.

Saya seorang politisi peduli Afrika, yang mencintai Afrika. Saya telah melakukan upaya besar untuk menghilangkan kelalaian bertahun-tahun. Saya telah mengunjungi 27 negara Afrika.

Alhamdulillah, kami telah membawa hubungan antara Turki dan Afrika ke tingkat yang tidak dapat dibayangkan, bahkan 15 tahun yang lalu. Kami meningkatkan jumlah kedutaan kami menjadi 42 Kantor. Kami membuka misi diplomatik terbesar kami di dunia yang berada di Somalia.

Beberapa negara Barat tidak nyaman dengan kami yang merangkul Afrika. Mereka ingin agar Afrika tetap loyal kepada mereka. Mereka tidak ingin Afrika berdiri sendiri, menyadari potensinya, dan mewujudkan perdamaiannya.

Apa yang mereka anggap sebagai hak warga negara hanya berlaku bagi mereka sendiri, mereka melihatnya sebagai terlalu mewah bagi warga Afrika. Mereka melihat kebebasan, demokrasi, kemakmuran, perdamaian dan pembangunan ekonomi terlalu banyak untuk Afrika dan kita.

Untuk ini, mereka menggunakan segala sesuatu dengan memanfaatkan perbedaan etnis dan agama untuk provokasi dan menciptakan perang saudara. Anda mungkin lebih tahu negara kolonial mana yang terlibat dalam Genosida Rwanda.

Hari ini, mereka yang memberlakukan embargo senjata pada kami, tetapi memberikan bantuan senjata kepada para pembunuh berdarah dingin.

Saya ingin membagikan contoh seorang negarawan Barat yang mengatakan: “Setetes minyak lebih berharga daripada setetes darah.” Kalimat ini diucapkan oleh Churchill sekitar 100 tahun yang lalu di depan umum dan mendapatkan pengakuan sejarah.

Selama berabad-abad, pandangan orang kulit putih tentang Afrika terhadap Timur Tengah tetap tidak berubah. Tidak ada pengurangan dalam pandangan orang Barat tentang keunggulan ras kulit putih. Dugaan kolonialisme berlanjut dengan bentuk-bentuk baru. Benua Afrika masih menghadapi kelaparan karena neokolonialisme.

Dalam sejarah kami tidak ada pembantaian kolonialisme dan pendudukan rasis. Sebagai negara dan bangsa, kami tidak mengejar kemakmuran melalui sumber daya masyarakat Negara mana pun. Kami tidak membenci siapa pun karena warna kulit mereka.

Di Afrika Barat dan Timur, dimana 70 persen populasi adalah 80 persen Muslim, tetapi Muslim sekarang menjadi minoritas. Misi kami sangat sulit. Organisasi teroris seperti Boko Haram, DAESH dan FETO berkontribusi pada proses ini. Mereka berusaha menjauhkan media Barat dari Islam.

Maka kami sangat menghargai dan ucapkan terimakasih atas kerjasama Dewan Ulama Thariqah Internasional, sekaligus kami dapat menyatakan dengan tegas kepada organisasi ini, teman anda adalah teman kami dan musuh anda adalah musuh kami.

Islam adalah agama yang damai. Penghinaan terbesar adalah membawa teror ke dalam Islam. Kami sepenuh hati percaya bahwa matahari Islam tidak dapat diplester dengan lumpur. Pemilik agama ini adalah Allah, Tuhan semesta alam.

Kami tidak akan membiarkan kaum imperialis membagi kita menjadi Syiah-Sunni, Arab-Persia, hitam dan putih. Kami akan tetap selalu saling mencintai demi Allah.

Presiden Recep Tayyip Erdogan.(*)

Photo Istimewa 

MPA, MERAUKE — Sikap toleransi diperlihatkan oleh para Prajurit TNI dari Satgas Yonif MR 411/PDW Kostrad yang saat ini sedang bertugas menjaga perbatasan RI-PNG sektor selatan Kabupaten Merauke atau yang disebut sebagai Bumi Animha.

Inilah yang dilakukan oleh Pos Barki dibawah pimpinan Lettu Inf Lukman Nurhuda, S.T.Han., bersama dengan anggotanya membuat Rumah Natal sederhana sebagai wujud toleransi terhadap saudara-saudara umat Nasrani yang merayakan Natal.

Demikian disampaikan oleh Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/PDW Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya S.Sos., M.Han., dalam rilis tertulisnya di Distrik Elikobel, Merauke, Papua, Kamis(26/12/2019).

Dansatgas mengungkapkan, Pos Barki yang posisinya tepat berada di pinggir jalan poros Trans Papua Merauke - Boven Digoel dinilais trategis untuk membuat Rumah Natal sederhana sebagai wujud ungkapan toleransi personel Satgas terhadap saudara-saudara Umat Nasrani yang melintas(24/12/2019).

Lanjutnya, membuat Rumah Natal ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh umat Nasrani di Kab.Merauke sebagai wujud suka cita menyambut perayaan Natal, seperti tema Natal 2019, "hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang".

"Pembuatan Rumah Natal tersebut terbilang unik, sebab dibuat oleh personel Pos Barki yang mayoritas muslim bersama dengan warga Nasrani yang tinggal dibivak-bivak dimana sehari-harinya bekerja sebagai pencari ikan di sungai," ujarnya.

Sementara itu Lettu Inf Lukman Nurhuda, S. T. Han., selalu Danki Satgas (Danpos Barki) mengatakan, ide kreatif tersebut berasal dari para anggotanya sebagai wujud Toleransi untuk saudara-saudara Umat Nasrani Kab. Merauke yang merayakan Natal.

"Rumah Natal itu terbilang unik, karena didirikan di depan Pos Satgas sehinga menjadi pemandangan baru bagi wajah perbatasan RI-PNG dijalan Trans Papua, menjadi sedikit berbeda, walaupun hanya sederhana tapi makna dari pesan toleransinya sangat kenatal," tuturnya.

Mama Eca salah satu warga yang turut membuat Rumah Natal tersebut menyampaikan, sangat terkesan dan kagum karena baru pertama dibuat oleh Pos Satgas dijalan Trans Papua, "saya sebagai umat Nasrani sangat bangga dengan sikap toleransi yang diperlihatkan oleh bapak-bapak TNI," ucapnya.(rilis)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.