-->

Latest Post


Gempa dengan kekuatan 7,7 SR di Donggala, Sulawesi Tengah menyebabkan tsunami di pesisir Palu. Tsunami tersebut merusak sejumlah bangunan dan rumah ibadah yang ada di pesisir Kota Palu. Foto Istimewa

MPA,PALU - Gempa dengan kekuatan 7,7 SR di Donggala, Sulawesi Tengah menyebabkan tsunami di pesisir Palu. Tsunami tersebut  merusak sejumlah bangunan dan rumah ibadah yang ada di pesisir Kota Palu. Tsunami yang terjadi mengagetkan warga pesisir Kota Palu karena terjangan air naik hingga 200 meter naik ke daratan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Donggala, Kabupaten Sulawesi Tengah (Sulteng), disebabkan  aktivitas sesar aktif pada zona sesar Palu-Koro yang berarah baratlaut–tenggara.  Hal ini berdasarkan pada posisi dan kedalaman pusat gempa.

Diketahui gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Donggala, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jumat (28/9/2018) sekitar pukul 17.02 Wita.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, episenter gempa bumi tersebut terletak pada koordinat 119, 850 BT; 0,180 LS, dan kedalaman 10 kilometer (km) yang diawali dengan kejadian gempa bumi awal dan diikuti oleh serangkaian kejadian gempa bumi susulan.

Kondisi geologi daerah terkena gempa bumi, kata Kasbani, guncangan gempa bumi melanda daerah Kabupaten Donggala, umumnya disusun oleh batuan berumur pra Tersier, Tersier dan Kuarter. Batuan berumur pra-Tersier dan Tersier tersebut sebagian telah mengalami pelapukan.

Batuan berumur pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan dan endapan Kuarter tersebutumumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated). "Kondisi geologi seperti ini bersifat memperkuat efek goncangan gempabumi, sehingga rawan terhadap goncangan gempabumi," kata Kasbani dalam rilis tertulis PVMBG, Jumat (28/9/2018).

Hingga tanggapan ini dibuat, ujar Kasbani, kejadian gempabumi tersebut mengakibatkan 1 orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka, dan kerusakan bangunan di Kecamatan Sinreja, Kabupaten Donggala.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi terasa di Donggala pada skala VIII Modified Mercalli Intensity (MMI).  "Kejadian gempa bumi ini menimbulkan tsunami dan peringatan dini tsunami kini telah dicabut oleh BMKG," ujar dia.

PVMBG, tutur Kasbani, merekomendasikan, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami.

"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempabumi susulan, yang energinya lebih kecil dari kejadian gempa bumi utama. PVMBG segera memberangkatkan Tim Tanggap Darurat (TTD) Badan Geologi (BG) ke lokasi bencana," tandas Kasbani.
(ar/sms)              










Sumber Sindonews.com


Foto Tsunami Donggala. FOTO/ Ist

MPA,DONGGALA - Gempa yang terjadi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat 7,7 SR telah mengakibatkan tsunami setinggi 3 meter. Pusat gempa terjadi di kedalaman 10 Km dan diperkirakan akan mengakibatkan gempa susulan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, gempa tersebut mengakibat tsunami dengan ketinggian maksimal 3 meter dan ketinggian air permukaan laut 1,5 meter.

 " Gempa  yang dirasakan sampai wilayah Kalimantan dan membuat air laut surut sebelum menimbulkan tsunami," tutur Dwi dalam keterangan persnya di Jakarta (28/10/2018).

Sebelumnya, Tiga gempa besar mengguncang Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) sore. Berdasarkan data di situs BMKG, gempa pertama terjadi pukul 17.02 WIB, dengan kekuatan 7,7 SR. Gempa dengan kedalaman 10 km itu terjadi di 27 km Timur Laut Donggala, Sulteng. 

Gempa kedua terjadi pukul 17.14 WIB, dengan kekuatan 6,1 SR, berlokasi di 58 km Timur Laut Donggala, Sulteng.

Gempa terakhir terjadi pukul 17.25 WIB, dengan kekuatan 5,9 SR, berlokasi di 12 km tenggara Palu, Sulteng.    
(ar/wbs)




Dilansir dari Sindonews.com



Foto/SINDOnews/Yulianto

MPA,JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei nasional mengenai kekuatan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di pulau-pulau besar di Tanah Air.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa memaparkan, dari sekian banyak pulau besar, Sumatera menjadi wilayah persaingan sengit kedua pasangan capres-cawapres dalam meraup suara pada Pilpres 2019.

"Di Sumatera dengan responden 20,8 persen dari 1.200 responden didapati pemilih Jokowi-Ma'ruf di Sumatera sebesar 44,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga sebesar 43,8 persen, dan yang tidak memutuskan sebesar 11,4 persen. Dari selisih yang sangat tipis ini menyebabkan kedua pasangan calon harus bersaing ketat," tutur Ardian  di Kantor LSI, Jakarta Timur, seperti dilansir Sindonews.com Kamis (27/9/2018).

Sedangkan untuk pulau-pulau lainnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul atas pesaingnya, Prabowo-Sandi dengan selisih lebih besar dibanding hasil survei di Pulau Sumatera.

"Jawa dengan basis populasi paling besar sebanyak 56,7 persen responden, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 52,6 persen dan Prabowo-Sandi sebanyak 25,9 persen," tuturnya.

Untuk Maluku dan Papua, Jokowi-Ma'ruf unggul telak dengan meraih 76%. Prabowo-Sandi memperoleh 12%. Sementara di Bali dan Nusa Tenggara, Jokowi-Ma'ruf meraih 50%, dan pasangan Prabowo-Sandi 35%.

"Untuk Kalimantan, Jokowi-Ma'ruf lagi-lagi meraih hasil positif dengan perolehan 61,4 persen sedangkan Prabowo-Sandi meraih 30 persen. Begitu pula dengan perolehan di Pulau Sulawesi, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 58,9 persen sedangkan Prabowo-Sandi meraih 26,7 persen," tuturnya.
Survei nasional LSI Denny JA dilaksanakan 14-22 September 2018 dengan metode sampling multistage random sampling kepada 1.200 responden, menggunakan sistem wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner dengan margin of error 2,9%.

(ar/dam)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.