-->

Latest Post

MPA,JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Moeldoko mengaku tidak mempermasalahkan perwira tinggi di lingkungan TNI/Polri maju dalam pertarungan pilkada.



Namun dirinya meminta mereka agar mematuhi prosedur yang berlaku, seperti mengajukan pengunduran diri dari kesatuan TNI/Polri atau pensiun dini.



Dia menjelaskan, untuk pengajuan pensiun itu ada prosesnya. Sepanjang pengajuan itu selesai sebelum batas akhir pendaftaran ke pilkada atau pemilu itu terpenuhi, tidak akan ada masalah. 



"Semua proses. Sepanjang nanti deadline masih terpenuhi tidak ada masalah. Tapi kalau masih aktif pasti tidak boleh, dong," kata Moeldoko, di kutip dari Sindonews Minggu (7/1/2018).



Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini melanjutkan, bagi perwira TNI dengan status pensiun atau sudah tidak aktif berdinas, maka secara otomatis memiliki hak politik sama dengan masyarakat sipil. 



"Dia sudah sipil, ya boleh, punya hak politik sama. Seperti saya sekarang ini, tidak masalah maju langsung di Pilkada," ujar dia.



Namun lanjut Moeldoko, akan lebih baik apabila anggota tersebut melepas atribut TNI atau Polri sejak dirinya melakukan sosialisasi sebagai bakal calon kepala daerah.



"Sosialisasai pertengahan Januari, ketika sosialisasi mengundurkan diri, itu akan lebih gentle, lebih firm," terang Moeldoko.



Moeldoko sendiri tidak meragukan kapasitas anggota TNI/Polri yang akan maju dalam pertarungan pilkada. Dia menyebut, anggota TNI dan Polri memiliki pengalaman memimpin pasukan dan punya pengalaman birokrasi yang cukup.



Dia menegaskan, TNI maupun Polri tetap harus netral dalam masa pemilihannya nanti meski ada mantan anggota yang jadi kandidat. Untuk hal ini, Moeldoko menjelaskan bahwa ada mekanisme khusus untuk mengawal TNI/Polri pada posisi netral.



Seperti diketahui, sejumlah nama petinggi TNI/Polri digadang-gadang bakal meramaikan pesta demokrasi di daerah tahun ini. Salah satunya Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi. 



Pria kelahiran Sabang, Aceh, ini diusung oleh Partai Gerindra, PKS, dan PAN untuk maju di Pilkada Sumatera Utara. Edy kini masih menjabat sebagai Pangkostrad.



Perwira lain dari lingkungan TNI, Komandan Komando Resor Militer (Korem) 031/Wira Bima Riau, Brigjen Edy Afrizal Natar Nasution bersiap maju sebagai calon wakil gubernur Riau




Kemudian dari Perwira Tinggi Polri muncul nama Inspektur Jendral Polisi Safaruddin. Jenderal Bintang Dua ini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Kalimatan Timur ini, digadang-gadang akan maju di Pilkada Kaltim 2018 lewat gerbong PDIP. 


Masih dari institusi Polri,  Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan maju dalam Pilgub Jabar. Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat pada 2016. 



Kepala Korps Brimob Polri, Irjen Pol Murad Ismail juga siap maju di Pilkada Maluku 2018. Dia mendapat dukungan dari Partai Nasdem. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahkan telah mengumumkan pencalonan Murad. Dia dipasangkan dengan kader PDIP, Barnabas Orno.



Selain tiga nama Pati Polri di atas, muncul nama  Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw. Kapolda Sumut ini disebut-sebut maju dalam Pilgub Papua 2018. Dia diusung oleh partai Golkar untuk menjadi orang nomor satu di Papua.(*)



MPA,JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah melakukan politik outsourcing dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Buktinya kata dia, dari 17 pasangan calon kepala daerah yang diumumkan sore tadi, 14 di antaranya merupakan kader Partai Demokrat.

"Ada yang mengatakan jangan-jangan Demokrat sukanya outsourcing. Ini komposisinya. Dari 17 pasangan cagub dan cawagub, 14 itu kader. Sama dengan 82 persen," kata SBY di Kantor DPP Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, dikutip dari Sindonews Minggu (7/1/2018).

Kendati ada beberapa pasangan yang bukan kader, dia menegaskan, Demokrat tetap berkomitmen mendukung sekaligus memenangkannya di pilkada serentak tahun ini.

"Kebanyakan kader yang kami usung terutama kader-kader yang sudah ada. 10 kader yang sudah ada. 4 dari 14 kader yang baru dan sudah menjadi kader," papar Presiden RI Keenam ini.

Lebih lanjut dia mengatakan, enam orang dari 14 kadernya itu merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah, dua diantaranya Ketua Dewan Pimpinan Cabang, seorang anggota DPR RI dan seorang pengurus Demokrat di daerah.

Selain itu, tak sedikit pula pasangan calon yang didukung Partai Demokrat dalam Pilkada serentak tahun ini merupakan petahana.

"Contohnya Gubernur Papua, Gubernur Lampung, Wagub Sumsel dan banyak lagi Bupati dan Walikota incumbent. Kader Demokrat tetap menjadi prioritas," tuturnya.

Sekadar diketahui, SBY telah mengumumkan 17 nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partainya dalam Pilkada serentak tahun ini. Mereka adalah:

1. Papua: Lukas Enembe dan Klemen Tinal
2. Maluku Utara: Burhan Abdurrahman dan Ishak Jamaluddin
3. Maluku: Said Assegaf dan Andreas Rentanubun
4. Nusa Tenggara Timur: Benediktus Kabur Harman dan Benny Alexander Litelnoni
5. Nusa Tenggara Barat: Zulkieflimansyah dan Siti Rahmi Djalilah
6. Bali: Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikarta
7. Sulawesi Selatan: Ichsan Yasin Limpo dan Achmad Mudzakar
8. Sulawesi Tenggara: Rusda Mahmud dan Syafei Kahar
9. Kalimantan Timur: Syahrie Ja'ang dan Awang Ferdian Hidayat
10. Kalimantan Barat: Karolin Margreth Natasha dan Suryadman Gidot
11. Jawa Timur: Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak
12. Jawa Tengah: Ganjar Pranowo dan Yasin Maimun
13. Jawa Barat: Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi
14. Lampung: Ridho Ficcardo dan Helmi Hasan
15. Sumatera Selatan: Ishak Mekki dan Yudha Pratomo
16. Riau: Firdaus dan Rusli Effendi
17. Sumatera Utara: JR saragih dan Ance Selian
(maf)

                                                       Gambar ilustrasi
Sungguh naas nasib Kanit Reskrim Polsek Pauh Padang, Ipda Syafwal (37). Mulanya ingin menangkap pelaku penganiayaan, malah ia yang dikeroyok massa. Akibatnya, Kanit Reskrim terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka-luka.

MPA, PADANG - Awal kejadian ini bermula saat Kanit Reskrim memimpin proses penangkapan bersama dua anggotanya bernama Bripka Jumadi Rais (35) dan Brigadir Yongki Syahputra (31) di sebuah lokasi pesta di Jalan Wak Ketok Koto Parak RT 002/RW 002 Kanangan, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang, pada Minggu 7 Januari 2017 dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Saat akan menangkap pelaku, mendadak ada yang berteriak dan menyebut mereka maling. Massa yang terpancing langsung melakukan pengepungan hingga melakukan pengeroyokan terhadap Kanit Reskrim Polsek Pauh.

Dua anggotanya menyebut jika mereka adalah polisi sambil memberikan tembakan peringatan ke arah atas. Namun massa yang kian tak terkendali itu tak ambil peduli, bahkan ikut mengejar mereka berdua.

Bripka Jumadi Rais dan Brigadir Yongki Syahputra berhasil  kabur meski terus dikejar massa. Sedangkan Ipda Syafwal dikepung hingga dikeroyok menggunakan kayu. Namun saat pengeroyokan terjadi Kanit Reskrim berhasil melarikan diri ke area persawahan.

Sedangkan dua anggotanya yang berhasil kabur dan melarikan diri ke Mapolsek Pauh langsung melaporkan kejadian itu kepada anggota lain. Kemudian personel lainnya menyelamatkan Kanit Reskrim yang diketahui telah mengalami luka-luka di bagian tubuhnya hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Waka Polresta Padang, AKBP Tommy Bambang Irawan, membenarkan peristiwa pengeroyokan terhadap tiga anggotanya tersebut. Hingga kini, pihaknya telah membentuk tim dan melakukan penyelidikan terkait identitas massa yang menjadi pelaku pengeroyokan tersebut.



(Anton)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.