-->

Latest Post

MPA, SOLSEL - Bupati Agam, Indra Catri, dan sejumlah rombongan Pemkab Agam bersilaturahmi serta melakukan serangkaian kegiatan ke Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel) selama dua hari, 7 - 8 Januari 2018.

Tak tanggung-tanggung, Bupati Indra Catri memboyong rombongan hingga 120 orang dalam kesempatan tersebut, dan sebagian diantaranya menginap di berbagai home stay yang terletak di kawasan Saribu Rumah Gadang.

Berbagai kegiatanpun dilakukan yakni Pertandingan Sepakbola Persahabatan di lapangan Mitra Kerinci, Menghadiri malam resepsi HUT-Kab ke-14 di Halaman Kantor Bupati Padang Aro, serta melakukan kunjungan ke Kawasan Saribu Rumah Gadang, Senin (8/1/2018).

Bupati Agam yang juga Rang Sumando Solok Selatan ini (Pasir Talang Timur), menyampaikan kekagumannya ketika berada di kawasan yang baru saja mendapatkan penghargaan sebagai desa adat terpopuler ini. 

"Luar biasa, wisata budaya dan juga alam yang dimiliki oleh Solok Selatan, yang terjadi secara alami dan tidak dibuat-buat," ujar Bupati Agam menyampaikan kekagumannya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Sosel, H.Muzni Zakaria menyampaikan komitmennya untuk terus mengembangkan kawasan ini. "Secara terus menerus dan bertahap kita akan coba meningkatkan kawasan ini menjadi lebih baik," jelasnya.

Bupati juga mengatakan, sudah terdapat puluhan Rumah Gadang yang direncanakan akan direstorasi oleh Kementrian PUPR tahun ini serta rencana pembangunan menara pandang untuk dapat melihat kawasan secara keseluruhan dari ketinggian. "Mohon doa dan dan dukungan kita semua," harapnya.

Rombongan juga berkesempatan untuk mendatangi Mesjid bersejarah, Mesjid 60 kurang Aso (satu) yang terletak di Nagari Pasir Talang, Sungai Pagu.


(rel/fys)

MPA,JAKARTA - Presiden Joko Widodo angkat bicara soal silang pendapat di kabinet kerjanya terkait kebijakan penenggelaman kapal asing pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.

Silang pendapat terjadi antara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Menko Luhut meminta langkah Susi menenggelamkan kapal dapat dihentikan dan meminta kementerian Kelautan serta Perikanan fokus untuk meningkatkan ekspor.Pernyataan Luhut pun kemudian didukung Wapres Kalla.

Namun, Susi sendiri menyatakan tetap konsisten pada kebijakannya karena merasa hal tersebut sudah sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Jokowi mengakui, ia sempat meminta Susi untuk fokus meningkatkan ekspor ikan. Permintaan itu disampaikan Jokowi kepada Susi dalam rapat kabinet.

"Saya sampaikan ke bu Susi, bu sekarang konsentrasinya ke industri pengolahan ikan terutama yang mendorong untuk ekspor, ikan untuk ekspor. Karena ekspornya kita turun. Itu saja," kata Jokowi.

Namun, Jokowi tetap menilai bahwa penenggelaman kapal yang selama tiga tahun terakhir dilakukan untuk kebaikan negara.

Ia menyatakan tetap mendukung kebijakan tersebut sebagai bentuk penegakan hukum.

"Jadi penenggelaman ini bentuk law enforcement yang kita tunjukkan bahwa kita ini tidak main-main terhadap ilegal fishing, terhadap pencurian ikan. Enggak main-main," kata Jokowi.

"Oleh karena yang paling serem ditenggelamkan. Yang paling serem itu. Untuk efek jera," tambah dia.
Presiden Joko Widodo justru memuji Menteri Susi yang telah menjaga kedaulatan laut Indonesia.









Sumber: Kompas.com

MPA,PADANG – Bahaya campak atau rubella mesti ditangani secara serius demi melindungi masyarakat dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Sebagaimana campak merupakan penyakit yg sangat mudah menular, disebabkan oleh virus yg ditularkan antara lain melalui batuk dan bersin. Sedangkan Rubella sangat bahaya bila menyerang ibu hamil karena dapat menyebabkan abortus, kematian janin dan sindrom rubella kongenital (CRS) pada bayi yg dilahirkan.

"Untuk Kota Padang, berdasarkan data penyakit campak di 2016 terdapat sebanyak 371 kasus. Sementara di 2017 menurun menjadi 158 kasus. Untuk itu di 2018 ini, kita akan menekannya disusul akan dilaksanakannya Kampanye Program Nasional Imunisasi Morbili Rubella (MR),” sebut Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang dr. Ferimulyani, M. Biomed dalam jumpa pers di Media Center Pemko Padang, Balaikota, Rabu (10/1/2018).

Ferimulyani menjelaskan, untuk penyakit campak gejalanya ditandai seperti demam, bercak kemerahan , batuk, pilek, konjungtivitis (mata merah) dan selanjutnya timbul ruam pada  muka dan leher kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki. Komplikasi beratnya menyebabkan radang paru, radang otak, diare berat, radang telinga, dehidrasi bahkan sampai pada kematian.

“Pencegahannya antara lain melalui imunisasi. Cakupan imunisasi harus 95 persen untuk melindungi populasi (herd immunity) disertai kekebalan setelah imunisasi  seumur hidup,” sebutnya.

Sementara penyakit rubella yaitu cenderung menyerang manusia yang kebanyakan berusia 3-10 tahun.  Penyebarannya bisa melalui dua hal, yakni saluran napas dan transmisi vertikal (ditularkan dari ibu kepada janinnya). Saat menginfeksi, virus akan masuk ke sel-sel tubuh dan menetap di sana. Dan suatu waktu, saat tubuh sedang dalam keadaan lemah akan mungkin terjadi reaktivasi dari virus tersebut. Pencegahannya hanya dengan imunisasi dan kekebalan setelah imunisasi seumur hidup.

“Kasus Rubella menyebabkan cacat lahir bila terinfeksi selama masa kehamilan. Yang lebih ditakutkan, jika virus itu menyerang anak perempuan, ketika anak itu dewasa, menikah, dan hamil, dan ia tidak sadar memiliki virus rubella, secara otomatis ia akan menulari virus itu kepada si janin dan anaknya lahir dalam kondisi congenital rubella syndrome (sindrom rubella kongenital).Oleh karenanya, pencegahan dengan memberikan vaksin rubella harus dilakukan sejak dini,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, terkait itu pihaknya mengimbau masyarakat Kota Padang melalui kampanye dan sosialisasi di setiap puskesmas. 

“Maka itu, kita mulai melakukan gebrakan melalui sosialisasi dan kampanye ke masyarakat untuk imunisasi MR tersebut. Ini sebagai titik awal disusul pencanangannya pada Agustus 2018 nanti,” tuturnya.

Diterangkannya, terkait siapa saja yang harus mendapatkan imunisasi MR yaitunya bagi seluruh anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa kampanye. Selanjutnya, imunisasi MR akan masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD sederajat melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS.

“Jadi, mengapa harus dilakukan kampanye imunisasi massal MR, yaitunya sesuai rekomendasi WHO dan Komite Penasehat Ahli Imunisasi Indonesia (ITAGI) terkait pentingnya kampanye imunisasi tambahan massal dan penggantian vaksin campak dengan MR. 

"Tujuannya tentu, meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat, memutuskan transmisi virus campak dan rubella disertai menurunkan angka kesakitannya sekaligus menurunkan angka kejadian CRS. Dukungan yang kuat sangat diperlukan untuk mencapai Keberhasilan Kampanye Imunisasi MR ini,” tukasnya mengakhiri. 


(David / Imral/Ar)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.