-->

Latest Post

MPA,PADANG -- Sudah menjadi kebiasaan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno, ketika menempuh perjalan keluar daerah selalu mengajak rombongan menikmati kuliner khas daerah yang ia kunjungi.


Kali ini, Gubernur Irwan melakukan perjalanan ke Batusangkar Tanah Datar dalam rangka mengikuti Rakor Bupati dan Walikota se-Sumatera Barat pada Selasa, 13 Maret 2018.

Ditengahperjalanan, Gubernur Irwan beserta rombongan berhenti dan menyempatkan diri untuk sarapan pagi di salah satu restoran yang berlokasi di depan RSU lama Kota Padang Panjang. 

Gubernur beserta rombongan nya terlihat sangat menikmati Katupek Pitalah, kuliner khas daerah tersebut.

"Ranah Minang memang kaya akan kuliner yang super lezat, yang siap memanjakan selera wisatawan maupun perantau Minang yang pulang ke kampung," ujar Irwan.(ar)

MPA,JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menanggapi permintaan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunda proses hukum calon kepala daerah (Cakada) yang terindikasi korupsi. Dia menilai, penundaan proses hukum sama saja menunda masalah.

"Ya kalau ada penundaan hukum nantikan berarti menunda masalah," ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, seperti dilansir SindoNews pada Selasa (13/3/2018).

Fadli Zon juga menilai permintaan Wiranto itu tidak memiliki dasar hukumnya. "Tidak ada payung hukumnya, tidak ada itu hanya gentlemen's agreement dan agreementnya tidak tercapai," kata dia.

Politikus Partai Gerindra ini pun menceritakan bahwa beberapa waktu lalu mengikuti rapat konsultasi bersama Komisi II, Komisi III, Polri, Pimpinan KPK dan Kementerian Dalam Negeri. Dia mengungkapkan bahwa permintaan Wiranto itu pernah muncul dalam rapat konsultasi yang dipimpinnya tersebut.

Karena dianggap tidak memiliki landasan hukum, maka poin penundaan proses hukum calon kepala daerah tidak dimasukkan dalam kesimpulan rapat konsultasi itu.

"Sehingga tidak ada kesepakatan tentang hal tersebut menurutnya, kita harus menjalankan hukum sesuai dengan apa adanya itu yang terjadi, walaupun tentu saja kita tidak menginginkan ada kriminaslisi atau upaya-upaya yang secara sengaja menjadikan masalah hukum itu bagian dari kampanye untuk memenangkan atau mungkin menjatuhkan pihak lawan dan sebagainya," ungkapnya.
(pur/ar)

MPA,SUMBAR – Viral di jagat maya. Beredarnya Video Wakil Ketua DPRD Kepulauan Mentawai, Nikanor Saguruk, dan Ketua DPW Nasdem Sumbar, Malkan Amin, bersitegang dengan seorang bule yang diketahui merupakan salah satu pengelola Aloita Resort di Pulau Makakang, Kecamatan Sipora Utara, Kepulauan Mentawai, yang pada akhirnya mengundang reaksi beragam di kalangan warganet

Video berdurasi 3 menit 14 detik itu terlihat jelas keduanya bersitegang dengan sang bule dari atas kapal dikarenakan tidak diizinkan untuk bersandar dan mengunjungi Aloita Resort di Pulau Makakang.

Bule yang belakangan diketahui bernama Fabrizio itu tidak memberikan alasan jelas kenapa ia tidak mengizinkan rombongan tersebut bersandar dan menginjakkan kaki di Aloita Resort. Hanya saja, Fabrizio sempat menyampaikan jika kawasan itu kini tengah direhab dan banyak paku.

Perihal insiden tersebut, Selasa malam, 13 Maret 2018, Wakil Ketua DPRD Mentawai dari Partai Nasdem, Nikanor Saguruk menyebutkan, jika insiden pelarangan tersebut terjadi pada Minggu, 11 Maret 2018.

Waktu itu, ia dan Ketua serta sejumlah anggota DPW Partai Nasdem Sumatra Barat tengah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah pulau yang ada di Kepulauan Mentawai.

Selain melakukan kunjungan kerja, kata Nikanor, Ketua DPW Nasdem Sumbar dan rombongan, juga menyempatkan diri untuk berwisata. Kegiatan ini, juga tidak semata memanfaatkan hari libur, namun juga mencari persoalan tentang kepariwisataan yang ada di Mentawai, apa yang bisa dibantu agar kepariwisataan Mentawai lebih maju lagi kedepannya.

"Pada hari Jumat dan Sabtu kemarin kami ada kedatangan Ketua DPW Partai Nasdem. Nah pada Minggunya, kami memanfaatkan waktu dengan berwisata dan mencari apa yang bisa dilakukan agar kepariwisataan di Mantawai lebih maju. Kami berangkat dari dermaga Tuapejat sekira pukul 08.00 WIB menggunakan kapal yang difasilitasi Pemda setempat," kata Nikanor seperti dilansir VIVA, Selasa malam, 13 Maret 2018

Usai menempuh perjalanan, lanjut Nikakor, rombongan kemudian memutuskan untuk merapat di Aloita Resort. Namun, belum sempat kapal bersandar, kapal yang dia tumpangi dicegat oleh Fabrizio. Fabrizio saat itu juga berada di atas kapalnya bersama dengan seorang teman wanita.

Awalnya, kata Nikakor, Fabrizio sempat menyampaikan Wellcome kepada rombongan. Namun di saat yang bersamaan ia melarang Nikakor dan rombongan untuk turun dan meninjau pulau yang tengah dia kelola.

"Maksud kedatangan rombongan sudah saya sampaikan baik-baik. Namun, ia melarang tanpa memberikan alasan yang jelas. Saya juga sudah memberitahu jika saya salah satu pimpinan DPRD Mentawai. Namun, bule lagi-lagi bersikeras melarang rombongan turun dengan melontarkan kalimat, ‘saya tahu, namun tidak diizinkan untuk turun. Lagi banyak paku’," terang Nikakor.

Melihat si bule tidak menjelaskan apa alasannya, adu argumen pun terjadi. Bahkan Ketua DPW Partai Nasdem juga turut serta mengecam pernyataan dan sikap sang bule dengan tidak mengizinkan rombongan nya untuk turun.

Usai bersitegang, Nikakor beserta rombongan beranjak pergi dari Aloita Resort. Nikakor menegaskan, akan melaporkan insiden ini ke pihak terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata Kepulauan Mantawai.(ar)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.