-->

Latest Post

MPA,PADANG – Dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2018 (HKBN) yang jatuh pada 26 April esok, Pemko Padang menggelar simulasi bencana secara serentak di Kota Padang. Tepatnya, pukul 10 pagi. 


Kepala Bagian Humas Setda Kota Padang Imral Fauzi mengimbau seluruh warga Kota Padang untuk mengikuti simulasi kesiapsiagaan bencana di tempat masing-masing. “Jika mendengar suara sirine pada jam tersebut, segera lakukan tindakan penyelamatan diri,” ujar Imral.

Dijelaskan Imral, simulasi kesiapsiagaan bencana perlu untuk diiukuti agar kita mengetahui tindakan dan langkah apa saja yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Serta, resiko dan ancaman apa saja yang disebabkan oleh bencana itu sendiri.

Imral menambahkan, HKBN 2018 tingkat Kota Padang langsung dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang dengan melibatkan peserta yang berjumlah 100 ribu orang, yang berasal dari unsur TNI, Polri, fasilitator dari BASARNAS, BPBD, FKSB, RAPI, TAGANA, SENKOM, KSB, ORARI, KOGAMI, Jemari Sakato, Rumah Zakat Sumbar, DRRI, FPRB, Dompet Dhuafa, SCB, DRRI, RBR, KOSBEMA, ACT, HET RP2B, dan penggiat kesiapsiagaan bencana lainnya.

“Dalam menghadapi bencana, kita harus siap untuk selamat. Mari kita ikuti simulasi bencana ini,” ajak Imral. (LL/ar)

MPA,PADANG - Sebanyak 15 orang lurah dilingkungan Kecamatan Lubuk Begalung mengikuti sosialisasi Pendataan Potensi Desa (PODES) 2018, yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang di Aula kantor Camat Lubuak Bagaluang, Selasa (24/4/2018).


Sosialisasi Podes ini merupakan program Pemerintah pusat yang harus dilaksanakan oleh setiap Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia, Pendataan Podes ini dilakukan untuk mendukung perencanaan kegiatan sensus BPS dan evaluasi kegiatan kementrian terkait.

Podes ini akan dimulai 2 Mei dan berakhir 31 Mei 2018, untuk melihat ketersediaan infrastruktur, potensi sosial dan ekonomi yang dimiliki oleh setiap wilayah administrasi setingkat desa diseluruh indonesia.

Pada kesempatan sosialisasi tersebut, Kepala BPS Rizal mengatakan, Pendataan Podes ini merupakan satu-satunya data langsung yang digunakan oleh Pemerintah untuk mengantarkan dana pusat ke daerah. Data yang diminta belum tentu semuanya ada.

Oleh karena itu Rizal sangat mengharapkan dukungan dan bantuan dari Kecamatan dan kelurahan untuk mensuskseskan Pendataan Podes ini," Mudah-mudahan Kota Padang yang pertama kali melaksanakan pendataan, sebelum dilaksanakan oleh Kabupaten/ Kota lain,”terang Rizal.

Rizal juga mengapresiasi, dan mengucapkan terima kasih kepada Camat dan lurah di lingkungan Kecamatan Lubuak Bagaluang, yang telah bersedia dan memfasilitasi kegiatan ini, sehingga kegiatan sosialisasi Podes dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Sementara itu Alfid Junaidy selaku nara sumber dari sosialisasi tersebut menyampaikan, setiap kelurahan mempunyai data yang berbeda-beda, tidak mungkin setiap kelurahan mempunyai data yang sama.”Saya berharap berikanlah data yang sebenarnya ada,”cakapnya.

Kemudian Camat Lubuak Bagaluang, yang diwakili Kasi Pemerintahan Eka Perwita sari, menghimbau dan mengajak seluruh Lurah di Kecamatan Lubuak Bagaluang ,”Mari kita sukseskan program Podes ini, mudah-mudahan dengan adanya Data Podes , Kecamatan Lubuak Bagaluang mendapatkan alokasi dana lebih besar dari Pemerintah pusat,”imbuhnya.(ril/ar)


MPA,PADANG - Meski hidup di bawah garis kemiskinan, namun gemerincing cita-cita merengkuh masa depan lebih baik, mengalahkan realita hidup pra sejahtera yang saat ini tengah diarunginya. Rasa empati sejumlah pihak, menjadi pecut baginya untuk tegar dan terus berjuang mengejar mimpi melanjutkan pendidikan demi kehidupan layak di kemudian hari. 

Besar di tengah keluarga pra sejahtera, setiap hari, siswi kelas IX SMPN 3 Padang itu musti berjalan kaki ke sekolah dengan jarak tempuh lebih kurang 1 kilometer dari rumah orangtuanya di kawasan pesisir pantai Purus, persisnya di belakang salah satu restoran seafood terkenal di Padang. 

Nurafni, demikian nama gadis ini, sangat berkeinginan bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Bisa bersekolah di SMKN 2 Padang menjadi obsesinya. Namun apa daya, ia masih dihadapkan dengan sebuah ironi. Ia hanya seorang gadis yang hidup dalam keluarga miskin. Untuk sekedar makan saja susah. Rasa pesimis masih melingkupi dirinya. Keinginan melanjutkan sekolah, saat ini semata buaian mimpi dalam tidur malamnya. Lalu, pada saat terbangun, ia kembali menyadari, tidaklah mungkin keinginan itu dapat terwujud. 

Bathinnya berbisik, bagaimana mungkin harapan besarnya itu bisa tercapai, sementara untuk mencapai sekolahnya saja ia acap terkendala? Apalagi ketika musim hujan. Untuk menumpang angkot, jelas ia tak ada ongkos karena lebih sering ia tak mengantongi uang jajan ke sekolah. Alhasil, ia sering tidak masuk sekolah. 

Nurafni berasal dari keluarga yang sangat jauh dari kata sejahtera. Sang ayah, Yakin (60), tadinya bekerja sebagai seorang kuli bangunan. Sejak beberapa tahun ke belakang, pekerjaan kasar itu tak lagi bisa ia lakoni disebabkan bola matanya cedera terkena pecahan keramik pada saat bekerja. Hingga saat ini, Yakin menderita gangguan penglihatan. Sedangkan ibunya, Rosaneli (57), juga tidak bisa membantu mencari nafkah, lantaran sering sakit-sakitan.

Belakangan, kebutuhan bersama kedua orangtuanya hanya ditopang oleh dua kakak kandung Nurafni. Yang sulung sudah berkeluarga, sedangkan yang kedua bekerja di pertokoan di Pasar Raya Padang dengan penghasilan pas-pasan. Sekali-kali, mereka dibantu oleh beberapa saudara dekat yang juga hidup pas-pasan.   

Kondisi bungsu dari tiga bersaudara ini bukan tak terpantau oleh pihak sekolah. Bahkan menurut Tanggo Olina selaku Kepala SMPN 3 Padang, pihaknya telah menyikapi persoalan ini secara arif dengan mendatangi dan memberi bantuan kepada keluarga Nurafni.

Pada kesempatan itu Tanggo memberikan dorongan dan semangat kepada Nurafni agar tetap rajin belajar dan tidak patah semangat. Sebagai seorang guru dan juga ibu bagi siswa siswinya, ia selalu menanamkan rasa optimis terhadap siswanya.

Masih tergiang di telinga Nurafni saat kepseknya itu memberikan motivasi. "Di dunia ini, tidak ada yang tak mungkin ya nak, karena yang terpenting untuk saat ini Nurafni harus rajin belajar. Tentang hasilnya, mari kita serahkan kepada Allah. Mudah-mudahan Allah membukakan pintu hati para pihak yang mau peduli dan mau menjadi dermawan bagi ananda Nurafni untuk melanjutkan cita-cita". 

Sebaliknya, selaku murid, ia pun mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt atas perhatian yang telah diberikan oleh pihak sekolah kepada keluarganya.

Tidak lupa ia juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman satu sekolahnya, Lintang, Kennia, Lila, Olif dan Risma, yang selalu memberi perhatian kepadanya di sekolah.

Seiring bergulirnya waktu, ketika malam merayap menjemput pagi, ada kalanya Nurafni masih sulit memejamkan mata. Ia tak sanggup bermimpi! Ya, dalam rentang waktu itu ia musti menahan perihnya perut yang belum diisi. (Nal/ Ede)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.