-->

Latest Post


Ilustrasi Kota Athena (Dok. BBC Travel)

Athena - Akibat suhu panas ekstrem, destinasi wisata di Kota Athena ini ditutup sehari. Adalah Acropolis lokasinya.

Seperti dilansir CNN, Sabtu (6/7/2019), Athena biasanya bersuhu sekitar 32˚C sepanjang tahun. Tapi, suhu di minggu ini mendekati 37.7˚C, menurut perkiraan cuaca.

Sebagian besar Eropa memang sedang mendidih di bawah gelombang panas. Karena itu, salah satu destinasi paling terkenal di benua ini ditutup hal itu.

Ephorate of Antiquities of Athens menutup situs arkeologi Acropolis bagi pengunjung pada hari Kamis karena terlalu panas. Suhu di sana 35.6˚C, menurut Produser Cuaca CNN Haley Brink.

Pada hari Rabu, pengunjung telah disarankan oleh ramalan Badan Meteorologi Nasional bahwa situs tersebut akan ditutup untuk umum mulai pukul 01.00 hingga 17.00 jika suhu melebihi 40˚C. Karena, suhu terpanas di hari itu terjadi pada jam tersebut.

Tak lama, situs ini dibuka pada hari Jumat. Pengunjung yang memiliki tiket hari Kamis disarankan untuk menghubungi pihak berwenang untuk melakukan penjadwalan ulang.

Menurut ramalan cuaca, gelombang panas tampaknya berlangsung lebih lama. Suhu di seluruh Eropa akan berada atau sedikit di atas rata-rata. Tapi, di minggu depan suhu bisa mencapai level atas lagi dan naik pada hari Rabu.(*)

Sawahlunto dari ketinggian

MPA,SAWAHLUNTO – Sawahlunto, Sumatrea Barat akhirnya ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, dilansir dari detikcom, Sabtu (6/7/2019) Sawahlunto ditetapkan UNESCO sebagai World Heritage alias Situs Warisan Dunia. Dengan nama, Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.

Penetapan tersebut diumumkan pada gelaran Sesi ke-43 Pertemuan Komite Warisan Dunia pada tanggal 6 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan, pukul 12.20 waktu setempat. Pertemuan komite ini diselenggarakan pada tanggal 30 Juni hingga 10 Juli 2019 dan merupakan acara rutin tahunan Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee) yang dimandatkan oleh Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia (Convention concerning the Protection of World Cultural and Natural Heritage), atau yang secara singkat disebut sebagai Konvensi Warisan Dunia 1972.

Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto pantas diposisikan sebagai warisan dunia karena konsep tiga serangkai yang dicetuskan oleh Pemerintah Belanda pada masa itu. Tiga serangkai meliputi industri pertambangan batubara di Sawahlunto, yang selanjutnya dibawa keluar Sawahlunto dengan menggunakan transportasi kereta api melalui wilayah Sumatera Barat, dan sistem penyimpanan di Silo Gunung di Pelabuhan Emmahaven, atau Teluk Bayur sekarang.

Ini menunjukkan perkembangan teknologi perintis abad ke-19 yang menggabungkan antara ilmu teknik pertambangan bangsa Eropa dengan kearifan lingkungan lokal, praktik tradisional, dan nilai-nilai budaya dalam kegiatan penambangan batubara yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Barat. Hubungan sistemik industri tambang batubara, sistem perkeretaapian, dan pelabuhan ini berperan penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial di Sumatera dan di dunia. Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menggambarkan dinamisnya interaksi sosial dan budaya antara dunia timur dan barat, yang berhasil mengubah daerah tambang terpencil menjadi perkotaan dinamis dan terintegrasi.
Kota Sawahlunto dimasukkan ke dalam daftar sementara warisan dunia kategori budaya sejak 2015. Setelah itu, proses pengumpulan data, penyusunan dokumen pendukung dan diskusi panjang para ahli dan akademisi dari dalam dan luar negeri makin intensif dilakukan.

Sampai pada akhirnya muncul usulan agar memperluas tema nominasi untuk memperkuat Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value).

Perluasan tema nominasi ini berimplikasi pada perluasan wilayah nominasi dengan menggabungkan beberapa kota atau kabupaten yaitu Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Tanah Datar di Sumbar ke dalam satu wilayah nominasi yaitu 'Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto'.

Penetapan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai warisan dunia tersebut disaksikan oleh Duta Besar LBBP RI untuk Republik Azerbaijan, Prof. Dr. H. Husnan Bey Fananie, MA didampingi oleh Deputi Wakil Tetap RI untuk UNESCO, Prof. DR. Surya Rosa Putra, Walikota Sawahlunto, Deri Asta dan delegasi lainnya.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Prof. DR. Arief Rachman menyatakan bahwa penetapan status warisan dunia bukanlah tujuan utama dari diplomasi budaya. Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa melalui pengakuan internasional ini, Indonesia harus dapat memastikan identifikasi, perlindungan, konservasi dan transmisi nilai-nilai luhur warisan bangsa dapat terjadi dan berkelanjutan dari generasi ke generasi. Selain perlindungan dan edukasi, status warisan dunia sudah seyogyanya juga dapat dimanfaat secara optimal untuk mendatangkan manfaat ekonomi.

"Pada akhirnya, status warisan dunia ini harus bisa meningkatkan harkat hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya," pungkasnya.(*)

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, SP.OG menyerahkan bendera pataka tuan rumah Harganas 2020 (Sumatera Barat - Kota Padang) kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit pada acara Malam Gala Dinner dan Penyerahan Tanda Penghargaan Bidang KKBK di Gedung Mahligai Pancasila, Kota Banjarmasin, Jumat (5/7/2019) malam.

MPA,BANJARMASIN - Wali Kota Padang Mahyeldi menyatakan kesiapan Kota Padang sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVII tahun 2020. Hal itu dikatakan langsung oleh Mahyeldi kepada Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, SP.OG (K) selepas acara Malam Gala Dinner Harganas XXVI dan penyerahan bendera pataka tuan rumah Harganas XXVII tahun 2020 dari Kepala BKKBN kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit di gedung Mahligai Pancasila, Kota Banjarmasin, Jumat (5/7/2019) malam. Acara tersebut diikuti Kepala Daerah dan Ketua TP PKK, Perwakilan BKKBN se-Indonesia dan Dinas terkait dari seluruh Provinsi dan Kab/Kota.

Lebih lanjut Mahyeldi mengatakan, persiapan Kota Padang sebagai tuan rumah Harganas XXVII telah dilakukan dengan menjalin komunikasi dan koordinasi melalui rapat-rapat dengan BKKBN Perwakilan Sumatera Barat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan BKKBN Pusat. “Kita ingin pelaksanaan acara nasional ini sukses di Kota Padang dan lebih baik lagi dari daerah lain. Tentunya dengan dukungan warga Kota Padang dan pihak-pihak terkait lainnya”, ujar Mahyeldi

Pada Harganas XXVI di Provinsi Kalimantan Selatan tersebut, Wali Kota Mahyeldi juga mengusulkan kepada BKKBN Pusat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memasukkan materi pendidikan tentang keluarga di SLTA dan Perguruan Tinggi. Agar, generasi muda memiliki pengetahuan dan wawasan tentang keluarga, ketahanan keluarga dan masa depan keluarga.

“Selama ini pendidikan tentang keluarga hanya diperoleh dari orangtua dan lingkungan. Dan ini harus kita tingkatkan lagi melalui pendidikan formal. Agar ketahanan keluarga benar-benar bisa kita wujudkan. Dan hal ini sangat penting kita usulkan ke pemerintah pusat untuk memperbaiki kualitas bangsa kedepan”. ungkap Mahyeldi kepada insan pers usai acara tersebut.

Ditambahkannya, Pemko Padang terus berupaya memperkuat ketahanan keluarga melalui beberapa program. Termasuk program 18-21 yang menjadi “golden time” bagi keluarga, dimana mulai jam enam sore hingga jam 9 malam anggota keluarga bisa berkumpul bersama, saling bercerita, ibadah bersama, makan bersama, dan aktivitas keluarga lainnya.

“Begitu juga dengan program ketahanan dan pembangunan keluarga lainnya, seperti Kampung KB, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Duta GenRe dan PIK Remaja, penanganan anak jalanan melalui pola pembinaan terpadu (kerjasama lintas sektoral), peduli disabilitas melalui kawasan disabilitas dan UPTD disabilitas, Silaras (Sistim Pelaporan Tindak Kekerasan Pada Anak) berbasis website, program Subuh berjamaah, Kelas Ibu Muda (Imud) dan penyusunan Ranperda Ketahanan Keluarga”, imbuhnya lagi. (*)

Pewarta: Ulil Amri Abdi

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.