-->

Latest Post


MPA,PADANG - Meski hanya berhasil meraih medali perak, namun, Kennia Syafina Amran, yang akrab disapa Keken, putri dari  pasangan Nal Koto dan Afri Yuliyanti ini, cukup puas dengan hasil yang dicapainya pada pertandingan O2SN tingkat SMK se Sumateta Barat yang digelar Dinas Pendidikan Sumbar pada bulan Juli ini, di kolam renang Teratai kawasan Gor Haji Agus Salim Kota Padang. 

Keberhasilan siswa SMKN 2 Padang yang baru duduk dibangku kelas dua ini, cukup mendapat apresiasi dari pihak sekolah. Sebab, selama ini, belum ada satupun siswa dari sekolah SMKN 2 Padang yang berhasil menyabet medali, pada ajang O2SN tingkat Provinsi, khusus dicabang Renang.

Ini disampaikan Kepala Sekolah SMKN 2 Padang melalui Masri Guru Olahraga saat ditemui wartawan, Kamis (26/7) di sekolah SMKN 2 Padang.

Dikatakan Masri, apa yang telah diraih oleh siswi nya saat ini, diharapkan akan menjadi motivasi dan lecutan bagi siswa dan siswi lainnya agar selalu berprestasi, baik dalam bidang akademik, maupun  dalam bidang olahraga. 

Karena, untuk meraih prestasi tidaklah gampang, tetapi butuh perjuangan dan kemauan yang kuat dari diri sendiri. Selain itu, juga diperlukan dukungan moral dan do'a dari kedua orang, serta pihak-pihak yang ada disekitarnya. 

Mudah-mudahan, pencapaian yang diperoleh tahun ini, bisa ditingkatkan lagi, setidaknya dapat mempertahankan apa yang telah diraih, harap Masri.

Berikut raihan medali Kennia Syafina Amran pada O2SN SMK tingkat Provinsi:

Turun dicabang 200 meter juara 2, Gaya bebas 100 meter juara 2,
Gaya dada 50 meter juara 2. (*)




Keterangan foto: Ketua Umum JBMI Albiner Sitompul (kedua dari kiri) bersama Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke (berpeci) berdiskusi bersama terkait rencana pendirian pondok pesantren khusus bagi anak-anak Suku Anak Dalam, Jambi

MPA,JAKARTA - Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) menggagas pembangunan pondok pesantren bagi Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi. Pesantren ini nantinya akan menjadi pesantren pertama yang secara khusus diperuntukkan bagi anak-anak dan pemuda dari Suku Anak Dalam.
Gagasan pembangunan pesantren Suku Anak Dalam ini lahir setelah JBMI bersama sejumlah lembaga yang tergabung dalam kelompok Al-Jassrah melakukan penelitian kurang lebih 2 bulan terhadap Suku Anak Dalam di beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Selain JBMI, lembaga lain yang tergabung dalam Al-Jassrah adalah STAI Ahsanta, Badko GMI Provinsi Jambi, KMB, Kontra dan Poltekkes Jambi.

Dikutip dari dokumen laporan penelitian yang telah disusun, pembangunan pesantren khusus Suku Anak Dalam ini merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan anak-anak Suku Anak Dalam agar siap menghadapi perkembangan zaman dan revolusi industri 4.0.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Al-Jassrah, saat ini masih banyak anak-anak muda dari Suku Anak Dalam yang belum dapat menikmati pendidikan sebagaimana mestinya. Meski sejumlah program pemberdayaan sudah dilakukan oleh LSM/NGO, namun hasilnya belum maksimal.

"Dengan membangun pondok pesanten terpadu khusus Suku Anak Dalam maka anak-anak dan pemuda Suku Anak Dalam akan dididik dengan ilmu keagamaan dan keterampilan khusus sehingga ketika mereka selesai pendidikan, dapat bekerja secara profesional di perusahaan-perusahaan sekitar atau menciptakan usaha sendiri. Pondok pesantren ini juga nanti dapat menjadi lokasi Melangun Destination yang menjadi salah satu budaya Suku Anak Dalam," demikian kutipan dari penelitian tersebut.

Menurut Ketua Umum DPP JBMI, yang juga merupakan penasehat PPWI, Albiner Sitompul, saat ini sudah ada pihak yang bersedia mewakafkan lahan seluas 12 hektar untuk pembangunan pesantren di Provinsi Jambi. Seluas 3 hektar akan digunakan untuk bangunan pesantren, sedangkan sisa lahan yang lain akan digunakan untuk mendukung praktek keterampilan para santri.

Sejumlah pihak juga menyambut baik rencana pembangunan pesantren ini. Salah satunya Perum Bulog. "Perwakilan Perum Bulog sudah menyatakan kesediannya untuk membantu pembangunan pesantren dan mereka sudah melakukan survei ke lokasi lahan pesantren," ujar Albiner.

Albiner juga berharap Presiden Jokowi memberikan restu pembangunan pesantren ini. "Kami berharap Bapak Presiden menyetujui pembangunan pesantren pertama untuk Suku Anak Dalam ini," harap Albiner.

Sementara itu, di tempat terpisah Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke menyatakan sangat mendukung rencana pendirian pondok pesantren bagi kelompok Suku Anak Dalam. Menurutnya, Suku Anak Dalam adalah salah satu elemen masyarakat yang 'terlupakan' oleh pembangunan bangsa selama ini. Kondisi mereka yang terisolasi dan termarginalkan selama ini membuat warga Suku Anak Dalam tertinggal sangat jauh di belakang dibandingkan dengan warga masyarakat lainnya di Jambi.

"PPWI mendukung gagasan Pak Albiner Sitompul mendirikan lembaga pendidikan khusus berupa pondok pesantren khusus bagi anak-anak Suku Anak Dalam. Intervensi pendidikan secara khusus terhadap masyarakat terasing seperti Suku Anak Dalam merupakan terobosan yang perlu segera dilakukan agar mereka tidak semakin terpuruk ditinggalkan jaman," tegas Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini.

Untuk itu, ia mendorong semua pihak dapat melibatkan diri berpartisipasi mewujudkan pendirian pondok pesantren khusus dan bentuk lembaga pendidikan khusus lainnya, baik bagi Suku Anak Dalam maupun suku-suku terasing lainnya di Indonesia. (ALB/Red)


MPA,PADANG – SMK Negeri 5 Padang mengadakan sosialisasi peningkatan mutu pembelajaran sebagai SMK Rujukan, hadir dalam sosialisasi tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat yang di wakili oleh Drs syofrizal B.MT. Pengawas pembina SMK N5 Padang Drs. Masril, MM, dan sebagai nara sumbernya dari perguruan tinggi ITP Padang, kegiatan ini di adakan diruang sidang SMK N5 padang,dan dihadiri oleh seluruh tenaga pengajar, staf, dan tata usaha yang ada di SMK N5 Padang, Sabtu (27/7/2019). 

Kepsek SMK Negeri 5 Padang Deta Mahendra S.Pd MM, disela kegiatan sosialisasi mengatakan, SMK Negeri 5 ini mendapatkan bantuan dari dinas pendidikan sebagai SMK Rujukan, “Apresiasi harus kita lakukan, namun meskipun begitu tugas berat sudah di depan mata,” yaitu melakukan persiapan secara internal sekolah dalam mengimplementasikan Sekolah Rujukan.

Karena itulah , hari ini ada kegiatan sosialisasi dan workshop soal penyusunan implementasi Sekolah Rujukan. Nanti ada 3 orang guru yang akan di magangkan guna peningkatan mutu pembelajaran,” ujar kepsek yang akrab disapa Deta.

Dikesempatan itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat yang di wakili oleh Drs Syofrizal B.MT. mengatakan, semoga SMK N5 Padang bisa menjalankn amanah sebagai sekolah rujukan, Sekolah rujukan ini ada 2 pola, 1. Pola rujukan  dalam bentuk fisik, 2 pola rujukan peningkatan sumberdaya manusia.

Jadi, untuk SMK N5  saat ini adalah bentuk pola yangg ke 2, yaitu pola rujukan peningkatan 
SDM,  Dimana di prioritas kan peningkatan jurusan TAV, tentang pengetahuan pembuatan Robotik. Untuk ini, Perguruan tinggi ITP mau berbagi ilmu robotics nya kepada SMK Negeri 5  Padang selaku sekolah yang di tunjuk sebagai sekolah rujukan.
Guru  yang memiliki keahlian spesifik harus bisa mengembangkan  peningkatan teori, proses dan kwalitas sesuai kurikulum dengan penguatan–penguatan ilmu yang sesuai teknologi yang berkembang, jelas Syofrizal. 

Beliau berharap, sosialisasi ini hendaknya bisa menambah wawasan dan dapat berbagi kepada sesama guru guna meningkatkan mutu SDM, sehingga kompetensi yang dimilikinya bisa di implementasikan kembali. 

Meningkatnya mutu sekolah tergantung pada SDM guru, hebat anak didiknya karena gurunya juga, hebat sekolah karena bagus menajemen gurunya. Hendaknya inti sosialisasi ini agar dapat dipahami, dikembangkan dan direalisasikan sebagai sekolah rujukan mari kita laksanakan bersama sama, setiap masalah kita atasi bersama, dan tidak ada masalah yang tidak ada solusi, pungkasnya. (Gusni)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.