-->

Latest Post

Oleh : Gusni S.Pd

Di zaman 4.0 ini, kebanyakan siswa sudah sadar akan smartphone bahkan menjadikan smartphone sebagai gadget utama. Siswa menggunakan smartphone untuk segala hal seperti menelepon, belajar, main game, foto, video call, media sosial, belanja online, membeli makanan, atau membaca, bahkan.sebagai penambah incame.

Guru

Dalam pendidikan 4.0, kegiatan belajar-mengajar tak terbatas ruang dan waktu. Siswa dan guru dapat belajar dan mengajar di mana pun dan kapan pun.

Sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan, guru harus meng-upgrade kompetensi dalam menghadapi era pendidikan 4.0. Siswa yang dihadapi guru saat ini merupakan generasi milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital.

 Oleh karena itu, guru harus  mengimbangi gaya belajar siswa saat ini dengan senantiasa menambah literatur gaya mengajar di dalam kelas. Makanya, guru harus belajar banyak tentang dunia digital dan penggunaannya dalam pengajaran.

Menjadi guru di era 4.0 saat ini bukan lagi guru yang hanya berdiri di depan kelas dan mengajar berdasarkan satu atau dua literatur seperti buku dan LKS saja, akan tetapi juga akan lebih luas lagi dengan adanya perkembangan internet dan digital.

Dari ungkapan Gray, kita dapat mengambil pelajaran bahwa Industri 4.0 harus sejalan dengan berkembangnya berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Kita tidak dapat membahas Industri 4.0 yang mana merupakan level selanjutnya dari perkembangan global jika dari sektor pendidikan masih jauh tertinggal. Alex Gray (2016).

Saat ini dunia sedang sibuk menuju industri 4.0, dunia sedang melaju cepat. Oleh karena itu, muncul hal baru dalam dunia pendidikan yang disebut education 4.0 agar dunia pendidikan dapat sejalan dengan perkembangan zaman.

Orang Tua

Peran orang tua dalam dunia pendidikan sangat penting demi terciptanya lingkungan pendidikan yang positif serta mendukung anak untuk belajar secara efektif. Di zaman yang serba internet ini, peran orang tua dalam pengawasan pun menjadi hal yang sangat penting.

Karena pada dasarnya orang tua dan keluarga secara keseluruhan adalah pengaruh yang paling penting dalam kehidupan seorang anak dalam setiap proses tahapan pendidikan. Orang tua yang berperan mendukung dalam pembelajaran anak mampu membuat perbedaan dalam meningkatnya prestasi dan tingkah laku.

Dalam education 4.0, peran orang tua harus mampu menciptakan lingkungan rumah yang positif dan mendukung anak dalam sarana pendukung pembelajaran, seperti laptop dan sarana pendukung lainnya.

Namun adalah permasalahan baru ketika anak diberikan gadget tanpa adanya komunikasi dan pengawasan dari orang tua. Permasalahan yang kebanyakan terjadi adalah penggunaan gadget berlebih pada anak yang berdampak pada komunikasi yang kurang dan meningkatnya kekerasan, baik cyberbullying atau kekerasan secara langsung yang bersumber dari internet.

Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam pendidikan di rumah berupa pendidikan karakter, komunikasi, dan pengawasan, sertamengajarinya dengan hal yang tepat, menanamkan mental kuat dan tidak cengeng juga kesiapan mental menghadapi tantangan yang mungkin tidak mudah.  dari setiap pekerjaan dengan begitu apa yang ditakutkan selama ini oleh para ahli tentang sifat generasi milenial yang cenderung cengeng dan mengingnkan hasil instan dapat berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Disamping itu, dukungan bagi anak agar terus belajar dan mengikuti kemajuan-kemajuan teknologi yang ada juga tak kalah pentingnya. Mengingat perkembangan di bidang teknologi terutama digital terjadi begitu cepatnya dan mereka lah yang akan berhadapan dengan teknologi-teknologi itu secara langsung di kemudian hari. Mereka harus terbiasa dengan semua kemajuan tersebut.

 Terakhir adalah kemampuan untuk menganalisa data yang tersaji di dunia digital, memahami sistem mekanika dan teknologi, serta mampu menjalin komunikasi yang baik dengansesama manusia, adalah literasi yang harus dimiliki generasi milenial dalam menghadapai revolusi industri  harus  mampu menjalin komunikasi yang baik dengan sesama manusia, adalah hal penting yang seringkali dianggap sepele. Untuk urusan ini, orangtua sebagai lembaga pendidikan pertama bagi buah hati jelas menentukan baik atau buruknya. Apa yang dibiasakan orangtua di rumah dalam berkomunikasi juga di lingkungan tempat anak tumbuh berkembang adalah kuncinya.

Inilah tantangan bagi pendidikan kita ke depan. Yang harus menjadi perhatian adalah Peran orang tua turut serta menjadi faktor yang cukup signifikan dalam menjawab tantangan tersebut. Tidak bisa lagi orangtua hanya berpangku tangan pada sekolah atau lembaga pendidikan manapun dalam mendidik anaknya, justru orangtua harusnya menjadi aktor utama bagi pendidikan anak.

Peran orang tua dalam dunia pendidikan sangat penting demi terciptanya lingkungan pendidikan yang positif serta mendukung anak untuk belajar secara efektif. Di zaman yang serba internet ini, peran orang tua dalam pengawasan pun menjadi hal yang sangat penting.

Karena pada dasarnya orang tua dan keluarga secara keseluruhan adalah pengaruh yang paling penting dalam kehidupan seorang anak dalam setiap proses tahapan pendidikan.Namun untuk mencapai pendidikan 4.0 itu sendiri, harus dibutuhkan kolaborasi antara orang tua, siswa, dan guru agar terciptanya lingkungan dan budaya Internet ofThings. 


MPA, PONTIANAK - Perbedaan bukan untuk diperdebatkan. Perbedaan suku, agama, keyakinan, bahasa, kebudayaan dan lain sebagianya merupakan sumber kekuatan yang sangat dahsyat apabila diikat dan direkatkan dengan dasar negara kita Pancasila. Hal ini dikatakan oleh Dandim 1207/Berdiri Sendiri, Kolonel Arm Stefie Jantje Nuhujanan, S.I.P. dalam sambutan yang dibacakan Kasdim 1207/BS, Letkol Inf Hardi Dharmawan pada acara Komunikasi Sosial Cegah Tangkal Radikalisme dan Separatisme di aula Makodim 1207 /BS, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Pontianak tadi PAGI, Kamis (22/8/2019).

Dikatakan juga oleh Dandim 1207/BS bahwa jauh sebelum negara ini merdeka, perbedaan memang sudah ada, sejak abad 14 jaman kejayaan kerajaan Majapahit sudah menggunakan semboyan yang diambil dari kitab Sutasoma "Bhineka Tunggal Ika" Tan Hana Dharma Mangrwa" Yang artinya berbeda beda tapi satu jua, tidak ada keraguan dalam kebenaran. 

"Jangan mudah terprovokasi dengan berita hoaks yang sengaja dibuat untuk memecah belah bangsa. 
Issue SARA memang sangat sensitif dan sangat mudah untuk memancing ketersinggungan dan kemarahan pemeluknya," tegas Dandim 1207/BS.

Untuk itu Ia mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk bersatu sehingga pihak-pihak yang menghendaki Indonesia hancur akan sulit menembus persatuan dan kesatuan kita. Diingatkan oleh Dandim 1207/BS karena perpecahan dan permusuhan diantara kita, Belanda berhasil menjajah selama 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun. 

"Dengan pertemuan dan silaturahmi ini hendaknya dapat dijadikan wahana untuk lebih mengakrabkan komponen bangsa, semua tokoh tokoh yang ada diseluruh lapisan masyarakat, khususnya diwilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kuburaya," harap Kolonel Arm Stefie Jantje Nuhujanan, S.I.P.

Disampaikan olehnya, kegiatan Komunikasi Sosial cegah tangkal radikalisme dan separatisme merupakan salah satu metode Pembinaan Teritorial yang menjadi wahana untuk mencapai kesepakatan dan kesamaan persepsi tentang pemberdayaan wilayah pertahanan di darat kepada seluruh komponen bangsa termasuk tokoh masyarakat,

Dandim menambahkan, komunikasi sosial cegah Tangkal Radikalisme dan sparatisme merupakan cara untuk menumbuhkan kepedulian serta kepekaan terhadap berbagai aspek di bidang geografi, demografi dan kondisi sosial. Oleh karenanya agar dalam pelaksanaan komunikasi sosial tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan yang diharapkan, maka seluruh tokoh masyarakat dan prajurit Kodim 1207 /BS harus memahami pokok pokok penyelenggaraan kegiatan ini. 

Kegiatan Komunikasi Sosial cegah tangkal radikalisme dan separatisme yang digelar Kodim 1207/BS dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh adat, cendekiawan, mahasiswa dan pelajar dari Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. (Pendam XII/Tpr)



MPA, PADANG –  Pemerintah Kota Padang menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah Florikultura Indonesia dan Pekan Daerah (PEDA) TANI 2019. Event yang akan digelar pada tanggal 6-9 September 2019 di Komplek Perkantoran Balaikota Padang Aie Pacah tersebut, persiapannya telah sampai pada tahap akhir. 

Event tersebut akan menyajikan pameran potensi tanaman bunga dan tanaman hias daerah, kesenian, seminar/lokakarya membangun industri florikultura nasional, demo merangkai bunga, lomba menggambar, lomba puteri bunga dan lomba stand pameran florikultura.

“Lebih kurang dua minggu lagi, Kota Padang khususnya Balaikota Padang Aie Pacah akan bertaburan bunga di ajang Florikultura Indonesia dan PEDA Tani 2019. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi pelaku usaha tanaman hias dan bunga untuk meningkatkan kualitas usahanya sehingga berdaya saing, sekaligus memacu semangat untuk menyiapkan event PENAS Tani 2020 mendatang”, tutur Sekretaris Daerah Kota Padang Amasrul mewakili Wali Kota Padang pada Rapat Koordinasi Finalisasi Persiapan Florikultura Indonesia dan PEDA Tani 2019, di Ruang Rapat Staf Ahli Balaikota Padang Aie Pacah, Kamis (22/8/2019).

Pada kesempatan itu, Sekda Amasrul yang didampingi oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Zabendri, serta Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syaiful Bahri, juga mengungkapkan harapannya agar potensi usaha bunga dan tanaman hias yang ada di Kota Padang dapat terus berkembang, terutama di kawasan Lubuk Minturun yang berpotensi menjadi kampung flori atau desa bunga yang akan menjadi salah satu ikon Kota Padang.

Hal itu mendapat dukungan Direktur Buah dan Florikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI Liferdi Lukman dan Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Wilistra Danny.

“Kita bermimpi mewujudkan usaha tanaman hias menjadi sektor penyumbang devisa negara dan penggerak perekonomian masyarakat. Florikultura merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan mimpi tersebut, dimana kita ingin daerah-daerah yang potensial mengembangkan tanaman hias menjadi komoditi ekspor dapat mereplikasi apa yang telah dilakukan oleh Tomohon yang dikenal sebagai kota bunga”, jelas Wilistra Danny. 

Senada dengan hal itu, Direktur Buah dan Florikultura Kementan RI Liferdi Lukman menambahkan, melalui event Florikultura Indonesia 2019 diharapkan output berupa ekspor tanaman hias yang dirancang sedemikian rupa, bukan lagi ekspor skala kecil.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Sumatra Barat Chandra mengatakan, Florikultura dan PEDA Tani 2019 merupakan bagian dari sosialisasi PENAS Tani 2020. Florikultura akan diikuti oleh peserta dari kabupaten/kota se-Indonesia, sedangkan PEDA Tani diikuti oleh kabupaten/kota se-Sumatra Barat, yang akan menyajikan kegiatan berupa keterampilan dan teknologi pertanian yang diterapkan di daerahnya masing-masing.

Turut hadir pada kesempatan itu unsur Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumbar, unsur Balai Karantina Pertanian (BKP) kelas I Padang, Pimpinan Solindo Duta Praga Event Organizer Chairul Umayya dan Komunitas Tanaman Hias Kota Padang. (BT/RM/Humas Padang)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.