-->

Latest Post

Sekretaris Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perumkin dan LH) Solok Selatan, Novi Hendrix

MPA, SOLOK SELATAN - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menyatakan kualitas udara di daerah itu berada di bawah ambang baku mutu itu merupakan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dinas terkait.

"Kabut asap makin tebal kami melakukan pengujian dan analisis kualitas udara dan hasilnya masih di bawah ambang baku mutu yaitu 22 mikrogram per meter kubik", kata Sekretaris Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perumkin dan LH) Solok Selatan, Novi Hendrix di Padang Aro, Sabtu (14/9/2019).

Ia menilai apabila kualitas masih dibawah 50 mikrogram per meter kubik itu dalam kategori belum berbahaya dan di Solok Selatan baru di angka 22 mikrogram permeter kubik.
"Memang ada kenaikan dari biasanya akibat kabut asap ini tetapi masih dalam kategori belum berbahaya," ujarnya.

Dia mengungkapkan alat pengukur kualitas udara ini hanya satu unit makanya pihaknya melakukan pengujian secara bergantian dibeberapa titik.

Untuk hari ini katanya, pengujian dilakukan oleh petugas di lokasi wisata unggulan Saribu Rumah Gadang di Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu. "Pengujian hari ini hasilnya baru bisa dilihat pada Senin," ujarnya.

Dalam pengujian kualitas udara pihaknya memakai ambang baku mutu parameter PM 10 dengan durasi waktu pengukuran 24 jam.

Untuk pengujian analisis udara kali ini pihaknya fokus di tiga titik yaitu di Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu yang sedang dilaksanakan Timbulun Kecamatan Sangir sudah selesai dan Lubuak Malako Sangir Jujuan.

Selain itu katanya, apabila saat pengujian turun hujan pengujian tidak bisa dilanjutkan sehingga harus diulang lagi.

Walaupun kondisi udara masih dibawah ambang baku mutu tetapi melihat kondisi saat ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker kalau beraktivitas diluar ruangan.

"Sebagai bentuk kewaspada kita terhadap kesehatan sebaiknya menggunakan masker saat aktivitas diluar ruangan," ujarnya.

Piahknya belum mengetahui dari daerah mana asal kabut asap ini tetapi memang sejak tiga hari terakhir mulai tebal.

Dia menyebutkan, kabut asap juga telah membuat jarak pandang di Solok Selatan berkurang dari batas normal.

"Kabut asap kiriman hampir tiap tahun terjadi dan pada 2018, bersumber dari Riau tetapi untuk saat ini, belum diketahui dari mana sumbernya," katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman mengatakan saat ini memang sudah terdeteksi adanya kekaburan udara akibat kabut asap dan pihaknya sudah menjalin koordinasi lintas sektor, terutama dengan Dinas Perumkin dan LH untuk mencari tahu apakah kadar udara saat ini masih aman atau belum melewati ambang batas.

"Pihak LH sekarang sedang melakukan pengukuran kadar udara bersih dan hasilnya akan memberikan gambaran tindakan kesehatan yang akan kami ambil," katanya.

Dia mengingatkan masyarakat tetap waspada karena kabut asap bisa merusak kesehatan seperti sesak nafas atau ISPA, batuk dan penyakit lainnya.

Sumber : Antara


MPA, BUKITTINGGI -- Udara di Kota Bukittinggi diprediksi sejak dua hari ini sudah mulai tercemar dengan asap yang berasal dari kebakaran hutan dari daerah tetangga, hal ini terlihat secara kasat mata dengan jarak pandang yang sudah mulai terganggu.

Berkenaan dengan hal tersebut Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Kamis (12/9) menghimbau kepada seluruh masyarakat agar mengurangi aktivitas diluar ruangan dan kemudian juga dilarang kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah karena akan dapat menambah kabut asap.

“kita minta kepada masyarakat untuk sementara mengurangi aktifitas yang berlebihan diluar ruangan seperti melakukan olahraga dan lain sebagainya, karena akibat kabut asap akan dapat merusak kesehatan seperti sesak nafas atau ISPA dan penyakit lainnya. Kemudian juga diminta kepada msyarakat agar banyak - banyak meminum air putih”, ujarnya.

Walikota Ramlan juga menyampaikan bahwa kepada Dinas terkait sudah diperintahkan untuk membeli dan pengadaan masker yang nantinya dibagi – bagikan kepada masyarakat, “ hal ini bukan berarti kualitas udara di kota Bukittinggi sudah tercemar, karena kita belum lagi melakukan pengujian, meski relatif masih aman namun masyarakat diminta tetap mewaspadai kondisi tersebut dan kepada pihak terkait kita juga berharap untuk cepat mengantisipasi supaya kebakaran tidak semakin meluas”, ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Yandra Very mengatakan, memang saat ini secara kasat mata terlihat adanya pencemaran udara di Kota Bukittinggi, namun belum lagi dalam kondisi berbahaya, tapi kita mengingatkan kepada masyarakat apabila melakukan aktifitas diluar ruangan agar menggunakan masker untuk menghindari timbulnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), ujarnya. (Ylm)


MPA, DHARMASRAYA -- Galok-galok, begitu orang kampung menyebut suasana siang hari dalam sepekan terakhir. Galok galok ini biasanya terjadi jika hari mau hujan. Namu, galok galok sepekan belakangan itu disebabkan oleh cemaran asap di atmosfir. Cukup parah cemaran asap yang ada, hingga mampu mengurangi jangkauan sinar matahari menembus bumi. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Dharmasraya mencatat konsentrasi kabut asap PM10 mencapai 350 dan pada malam hari naik hingga 450.

Tak cuma menyebabkan tidak nyaman untuk bernafas, namun kondisi itu juga menyebabkan keringat terus mengucur membasahi tubuh dan badan tidak enak. Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya mendeteksi akibat kabut asap ini jumlah penderita sakit akibat kabut asap naik 5 persen dibanding kondisi normal. 

Kondisi ini tentu mencemaskan semua pihak. Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, selain mengeluarkan makkumat agar rakyat berhati hati dengan kondisi kabut asap, bupati muda itu juga sudah memerintahkan seluruh aparat terkait untuk melaksanakan tindakan seperlunya untuk mengantisipasi adanya korban akibat kabut asap.

Akibat perintah bupati Sutan Riska, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya dr. Rahmadian telah mengecek kondisi gudang farmssi untuk mengetahui jumlah stok masker dan buffer serta beraneka jenis obat yang bisa digunakan untuk mecegah dan mengobati manakala ada masyarakat yang menjadi korban kabut asap yang dirawat di Puskesmas dan rumah sakit.

Rahmadian juga sudah berupaya untuk mencari tambahan stok masker. Untuk menghadapi bencana kabut asap ini dibutuhkan mssker yang cukup untuk masyarakat. Penggunaan masker menjadi salah satu cara dalam men cegah kabut asap meracuni tubuh. Dengan menggunakan masker, maka kabut asap bisa mengurangi paparannya ke dalam tubuh, sehingga tubuh bisa bertahan lebih lama.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.