-->

Latest Post


MPA, BANDA ACEH - Pengurus Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Kota Lhokseumawe melakukan audensi dengan Waka Polda Aceh Brigadir Jendral Polisi Drs Supriyanto Tarah, M.M, di ruang kerjanya, di Mapolda Aceh, kawasan Jeulingke, Banda Aceh Kamis (14/11). 

Kehadiran Pengurus PPWI ke Mapolda Aceh turut didampingi Dewan Penasehat PPWI Kota Lhokseumawe, Muslim Syamsuddin ST, MAP, Wakil Ketua DPRK Kabupaten Aceh Selatan, Ridwan dan staf anggota DPR RI, Razikin. Kedatangan rombongan PPWI ke Mapolda disambut langsung oleh Waka Polda Aceh Brigadir Jendral Polisi Drs Supriyanto Tarah, M.M.

Dalam pertemuan itu, Pengurus PPWI Lhokseumawe membahas seputaran  terbentuknya pengurus, sekaligus pelantikan PPWI Lhokseumawe yang akan digelar pada Sabtu, 23 November 2019. Selain pelantikan, pengurus PPWI juga rencananya akan menggelar diskusi publik dengan tema "Produk Jurnalistik: Tangkal Penyebaran Hoax dan Radikalisme". Pengurus PPWI sekaligus meminta kesedian Waka Polda Aceh untuk menjadi pemateri dalam diskusi publik tersebut. 

Waka Polda Aceh Brigjen Pol Drs Supriyanto Tarah, M.M, menyambut baik sikap pengurus PPWI Kota Lhokseumawe, yang telah melakukan audiensi dan bersilaturrahim dengan jajaran Polda Aceh. Mantan Kapolres Bireuen ini berharap semoga kedepan dapat terjalin kerja sama yang lebih baik lagi antara kepolisian dan para wartawan, khusus di wilayah Hukum Polda Aceh. 

"Terkait permintaan untuk menjadi pemateri di diskusi publik, itu tergantung perintah dari pimpinan. Tergantung siapa yang diperintahkan oleh pak Kapolda. Apabila saya diperintahkan. Insya Allah saya siap" demikian ujar Waka Polda. 

Sekretaris PPWI Lhokseumawe, Hasanuddin yang ikut dalam pertemuan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada jajaran Polda Aceh, yang mana permintaan audensi melalui pendekatan secara personal untuk audensi Waka Polda Aceh di mendapatkan  sambutan baik. 

"Kami pengurus PPWI Kota Lhokseumawe mengapresiasi jajaran Kepolisian Polda Aceh dalam mengayomi berbagai lapisan masyarakat, salah satunya masyarakat pewarta" kata Hasanuddin. 

Hasanuddin berharap dengan mementum pertemuan hari ini menjadi langkah awal terjalinnya silaturrahmi ataupun mitra yang baik antara para pewarta dan jajaran kepolisian Republik Indonesia, khususnya di Aceh. 

"Momen ini menjadi langkah awal yang baik didalam kemitraan antara pewarta dengan jajaran Kepolisian, khususnya di wilayah hukum Polda Aceh" demikian Hasanuddin Sekretaris PPWI Lhokseumawe.


Oleh: Zahra Azzahi
Member AMK

Andai tak ada kelahiran Nabi, tentu tak akan pernah ada hijrah. Andai tak ada kelahiran Nabi, tentu tak akan ada Perang Badar. Andai tak ada kelahiran Nabi, tentu tak akan ada penaklukan Kota Makkah, Andai tak ada kelahiran Nabi, tentu tak akan pernah ada umat Islam. Andai tak ada kelahiran Nabi, tentu tak akan pernah ada dunia ini.” (Al-‘Allamah Sayyid Muhammad Alwy al-Maliki).

Kelahiran Nabi Muhammad Saw memiliki makna yang sangat agung, tanggal 12 Rabiul Awal adalah hari yang istimewa, penuh kegembiraan, pada tanggal ini telah lahir Nabi Saw yang mulia membawapetunjuk dari Allah Swt. Beliau diutus dangan membawa risalah Islam bagi seluruh manusia dan alam semesta. Rasulullah Saw mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, membebaskan manusia dari berbagai kezaliman menuju keadilan, juga memerdekakan manusia dari penghambaan kepada manusia menuju penghambaan hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1H juga menjadi hari pertama Nabi Saw memasuki Madinah, dan menjadi awal pendirian Daulah Islamiyah secara sempurna dan penerapan syariah Islam. Selain sebagai Nabi dan Rasul dengan tugas menyampaikan wahyu, beliau juga menjadi penguasa yang diangkat oleh masyarakat Madinah melaluai Baiat ‘Aqabah II . Dalam hal ini Allah Swt memerintahkan Nabi Saw untuk menghukumi  dan menerapkan syariah-Nya di tengah-tengah masyarakat.

Nabi Saw pun menjelaskan dan mencontohkan bagaimana penerapan syariah dalam Daulah Islamiyah, Beliau memutuskan perkara di tengah masyarakat, menerapkan hukum-hukum Islam atas mereka serta memimpin segala urusan negara dan masyarakat. Hal ini terus berlangsung selama sepuluh tahun hingga datang kesedihan yang mendalam ketika Allah Swt mewafatkan Beliau pada hari Senin pagi 12 Rabiul Awal Tahun 11H. (Ibnu Katsir, As-Sirah an-Nabawiyyah, IV/507).

Sekitar tiga bulan sebelum wafat, Rasulullah Saw pada saat Haji Wada berpesan dalam khutbah beliau kala itu:
Wahai manusia, sungguh aku tinggalkan di tengah kalian perkara yang jika kalian berpegang teguh, kalian tidak akan tersesat selamanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik, al-Hakim, al-Baihaqi, al-Marwaziy dan al-Ajuri).
Sepeninggal Rasulullah penerapan syariah Islam terus dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin kemudian dilanjutkan oleh Khilafah Bani Umayyah, lalu oleh Khilafah Bani Abassiyah, kemudian oleh Khilafah Bani Utsmaniyah hingga berakhir pada 1924M.
Sejak keruntuhan Kekhilafahan Utsmaniyah hingga saat ini umat muslim seperti anak ayam yang kehilangan induknya, tercerai-berai dan tidak memiliki tempat berlindung. Maka sebagai wujud  kecintaan kita pada Nabi Saw, sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk terus berpegang teguh pada Kitabullah dan Sunnah-sunnah yang beliau tinggalkan, serta melanjutkan dan mendakwahkan risalah yang telah Rasulullah Saw bawa yaitu penerapan syariah Islam.
Wallahu 'Alam Bishawab.


Oleh:  Ani Ghaziyah
(Jurnalis, Pemerhati Generasi)

Masalah adalah suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan,  jalan hidup selalu diwarnai dengan masalah, mulai dari masalah kecil, menengah,  dan besar. Setiap orang yang hidup tidak bisa lari dari masalah, setiap jam, hari, minggu, bulan, tahun bahkan sepanjang hidup,  masalah tidak pernah bosan menjumpai kita, setiap masalah yang datang banyak memberikan pelajaran dan pengalaman berharga,  karna masalah ibarat teka teki yang sulit untuk ditebak dan dipecahkan,  terkadang hadirnya masalah dapat berpengaruh pada tekanan mental.

Hingga saat ini banyak orang tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah hidup, seperti permasalah ekonomi,  pendidikan, sosial, politik,  dll. sebagian ada yang mencari jalan pintas,  dan ada yang tenang dalam menyikapi masalah tersebut, bahkan ada pula yang santai seolah-olah hidup ini tidak ada masalah, semua tergantung bagaimana cara kita menanggapinya.

Masalah ekonomi adalah permasalah utama semua orang, ekonomi adalah pondasi yang harus kokoh jadi tempat berpijak, jika ekonomi lemah maka akan berdampak pada semua lini kehidupan,  semua orang butuh pangan,  sandang, dan papan, apalagi hidup di era digital saat ini,  kebutuhan hidup terus meningkat, semakin hari biaya hidup semakin mahal, tidak sedikit orang yang mempertaruhkan segalanya hanya demi memenuhi kebutuhan perutnya. Ibarat pepatah minang " Bialah bacakak jo urang dari pado bacakak jo galang-galang"

Adapun pendidikan adalah hal penting yang harus di cicipi oleh semua kalangan,  dalam menyusuri peta  kehidupan kita tidak bisa lari dari ilmu, apapun yang akan kita lakukan haruslah mempunyai landasan, jika bertindak tanpa dasar itu adalah sebuah kebodohan yang akan menghantarkan kita pada jurang kesengsaraan. Jika ingin meraih dunia butuh ilmu,  dan jika ingin meraih akhirat juga butuh ilmu,  seperti pepatah Arab" Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga Liang lahat".

Begitupun dengan permasalah politik, dimana kebanyakan orang akan menghalalkan segala cara hanya untuk bisa menempati kursi kekuasaan. Tidak cukup itu,  berbagai aturan pun akan dibuat demi melancarkan misinya, bahkan tidak sedikit rakyat yang menjadi korban,  alih-alih untuk mensejahterakan rakyat,  bahkan yang terjadi adalah pemalakkan. 

Akibat dari itu berpengaruh pada kesehatan mental dan sosial masyarakat, masyarakat kehilangan identitas, moral pun tak lagi dijunjung tinggi, semua aspek kehidupan tidak lagi berjalan dengan semestinya, tidak ada lagi arahan dan control, semua beterbangan bebas diangkasa,  akal sehat tidak lagi menjadi standart untuk berfikir jernih,  semua menjadi kacau dan tidak beraturan,  masalah demi masalah terus bertambah dan menumpuk tanpa ada solusi dan penyelesaian. Semua masalah terus menekan, menghantam, bahkan tidak tertampung lagi oleh otak manusia, sehingga menjadi pecah berderai, banyak yang prustasi,  depresi, galau, putus asa, dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya, karna akibat volume terlalu penuh dan tidak ada alat yang dapat mengukurnya, semua tekanan  itu menjadi beban mental,  sampai detik ini pun belum ada orang yang menemukan alat pengukur tekanan mental.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.