-->

Latest Post

Photo Istimewa

MPA, JAKARTA - Menjadi wartawan, mungkin sebagian orang menilai tidaklah begitu penting. Sebagian pula menghindar dan membenci wartawan. Bahkan, ada yang memenjarakan wartawan dengan berbagai alibi. Namun ada yang sangat membutuhkan wartawan, yaitu orang-orang yang memiliki pola pikir profesional dan mengetahui persis tentang tugas wartawan atau jurnalis. Sebagai pekerja kontrol sosial, ada resiko besar dalam melaksanakan kewajiban sebagai wartawan.

Wartawan orang bebas. Dia bebas menulis apa yang ia lihat dan dengar berdasarkan hati nurani, namun tidak terlepas dari kode etik dan UU Pers. Meskipun wartawan dilindungi UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, tetapi masih saja ada yang sengaja membungkam atau mencekal wartawan dalam menjalankan fungsinya dengan berbagai pasal yang tidak sesuai UU Pers yang ada.

"Seorang wartawan tidak memiliki kategori status sosial yang pasti. Pagi ia bisa ngobrol dengan abang becak, siang dia bisa makan bersama para pejabat, sore bisa bincang-bincang dengan pemuka agama, dan malam dia juga bisa berada di cafe, diskotik, dan bar,” ulas Pemred Portalindo.co.id, Amran Muktar, usai silaturahmi di kediaman Ketum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke, Minggu (30/12/19).

Wartawan, kata Amran, setiap hari menyapa publik dengan informasi. Tak peduli apakah informasi yang disajikan itu diapresiasi atau dicaci. Semuanya semata untuk memenuhi kewajibannya terhadap publik. Wartawan memberikan informasi berdasarkan kebenaran yang diyakininya benar dan hasil check and recheck. “Terkadang risiko kehilangan nyawa tanpa ia sadari mengancam diri dan keluarganya,” tambah Amran yang juga salah seorang aktivis PPWI Jakarta.

Wartawan tidak ada istilah libur meskipun tanggal merah. Sekalipun di hari raya nasional dan keagamaan, mereka tetap bertugas memburu berita. Bahkan, secara seloroh, pada saat datangnya kiamatpun, wartawan tetap bekerja memberitakan tentang peristiwa kiamat yang sedang berlangsung.

Demi tugas sebagai agen sosial control dan untuk menyajikan berita bagi masyarakat, seorang wartan akan terus bekerja tanpa henti, tanpa jedah. Informasi tentang kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan masyarakat. Termasuk berbagai kejadian, persitiwa dan fenomena di tempat lainnya di setiap sudut negeri, dunia dan alam semesta ini.

"Sungguh sebuah profesi yang amat agung, dimana seorang wartawan berperan besar dalam seluruh aspek kehidupan. Sejarah mencatat, kemerdekaan Indonesia dikumandangkan ke seantero dunia melalui media oleh para wartawan," ujar Amran yang juga menjabat Kabag Kemitraan Aliansi Wartawan Nasional Indonesia (AWNI).

Begitu penting peran wartawan dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, namun mengapa kini wartawan banyak dipenjarakan dengan cara-cara yang sangat bertentangan dengan UU Pers, UU KIP, dan UU HAM. "Wartawan tak perlu dibungkam, wartawan tak perlu dipidana, wartawan itu hanya butuh dibina dan diawasi secara profesional. Jadikan UU Pers sebagai satu-satunya alat mengontrol, mengawasi, dan mengembangkan kebebasan pers di negeri ini," tegas Amran.

Wartawan bukan untuk ditakuti. Wartawan bukan untuk dibasmi. Wartawan penentu masa depan sebuah negara. Wartawan mutlak diperlukan dalam mendorong kemajuan sebuah bangsa serta menjaga pertahanan dan keamanan negara.

"Saya sangat berharap kepada para pejabat di seluruh instansi, baik pemerintah maupun swasta agar memberi ruang kepada wartawan untuk menjalankan tugasnya. Jangan merasa alergi dan takut kepada wartawan, apalagi membencinya. Wartawan mengemban tugas sosial control bangsa, bahkan dunia," pinta Amran menambahkan.

Ia juga mengatakan, sebagai pemimpin redaksi, tentunya sangat memperhatikan apa yang menjadi kendala para wartawan di lapangan. “Saya akan mengikuti jejak Ketum PPWI yang membela wartawan dari media manapun jika mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, seperti yang sudah dilakukan Ketum PPWI, Wilson Lalengke, yang membela dan memperjuangkan para wartawan di tanah air selama ini,” tutup Amran penuh semangat. (Red)

Photo Istimewa

MPA, ACEH — Forum Eksekutif Media (FEM) sebuah organisasi media, yang didirikan di Provinsi Sumatera Barat, beranggotakan para pemilik, Pemred dan wartawan senior dari berbagai media, secara konsisten mensosialisasikan keberadaanya diberbagai Provinsi di Indonesia, di akhir tahun 2019 sekretaris FEM Eri Gusnedi menyempatkan bersilaturrahmi, diskusi dan memperkenalkan FEM pada awak media Provinsi Aceh, Senin (30/12/19).

Eri Gusnedi yang juga Owner ritvone.com memperkenalkan FEM kepada awak media di Provinsi Aceh yang berjulukan Serambi Makkah, bahwa FEM adalah sebuah organisasi yang sudah berbadan hukum dan telah mensosialisasikan keberadaan dan perkembangannya di Indonesia, secara bertahap FEM diperkenalkan disetiap Provinsi di seluruh Indonesia.

“owner atau jajaran pimpinan media sudah banyak bergabung di FEM, mereka yang memiliki pandangan jauh ke depan. Pola berfikirnya selaras dengan berbagai perkembangan di era milenial,” papar Eri.

Menyikapi pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini, Eri juga berdiskusi dengan beberapa orang wartawan beda media di Aceh, dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, hadir Fajri dari media ajnn.com, Wildan Mediaaceh.com Husna dan Masrizal Serambi Indonesia Tribunnews.com.

“akhir-akhir ini media digital sudah menjadi konsumsi setiap orang yang haus berita, jadi jangan heran ketika melihat anak-anak muda yang jari-jarinya asik menari di gadgetnya, kebanyakan mereka berpindah dari media satu kemedia lainnya melihat berita terkini, di samping itu para wartawan berpacu menyuguhkan berbagai berita terupdate dan terpercaya kepada publik melalui postingan mereka di media masing-masing, dan ini ditunggu oleh masyarakat banyak!,” ulas Eri.

Perkembangan media online di Aceh, menurut Masrizal juga banyak yang eksis dan bekerja sesuai kaidah kode etik jurnalistik (KEJ), “ada beberapa organisasi wartawan yang menaungi, diantaranya PWI, AJI, IJTI dan lainnya” tuturnya.

Menurut Wildan diantara media yang eksis di Aceh, Antara, Kompas, RRI, Okezone, Kumparan, Viva, Detik, Waspada, TV One, Metro Tv, Inews, TVRI, Puja TV, Serambi Indonesia, AJNN, Media Aceh, Aceh Trend, Popularitas, Berita Kini, Acehonline, sinarpost, Aceh Kini” ujar Wildan dari Media Aceh.

Ia mengakui bahwa tanpa disadari globalisasi sudah memaksa setiap orang berbaur dengan segala macam bentuk teknologi. Karena dengan adanya teknologi akan mempermudah semua kebutuhan manusia. Keberadaan media online merupakan buah dari kemajuan teknologi tadi, khususnya teknologi informasi.

Kemajuan teknologi informasi dewasa ini telah melahirkan puluhan ribu media online di berbagai belahan penjuru tanah air. Kemajuan tersebut seyogianya juga meningkatkan harkat dan martabat manusia, termasuk jurnalis online yang menyajikan berita secara cepat dan akurat.

Ditekankan lebih lanjut bahwa regulasi media merupakan sesuatu yang penting dalam penyebaran informasi. Karena regulasi mengatur segala sesuatunya yang berhubungan dengan media dan penyebaran informasi.

“semoga dengan perkembangan di era digital ini, awak media berperan aktif mencerdaskan masyarakat dengan berbagai pemberitaan yang akurat, berimbang dan terpercaya yang disuguhkan setiap detik dari media cetak, elektronik apa lagi media online” ulas Eri diakhir pertemuan. (adn)


MPA, PESSEL - Perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada serentak 2020, khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan seperti nya akan diisi sejumlah tokoh muda Pesisir Selatan, salah satunya Doni Harsiva Yandra (DHY).

Didampingi tokoh muda Pessel, M.Adli  beberapa hari yang lalu, ke Seketariat DPC. Partai Demokrat Pessel, mengembalikan  berkas pendaftaran pada Bupati dan Wakil Bupati Pessel,Minggu (29/12).

Ketua Panitia Pelaksana Penerimaan Pendaftaran DPC. Partai Demokrat Pessel Maulana Makmun membenarkan atas nama Doni Harsiva Yandra (DHY) telah mengembalikan berkas pendafataran.

Sampai ditutup kemarin, ada 13 orang bakal calon bupati dan wakil bupati telah mengembalikan berkas ada Panitia, sedangkan 3 orang lagi sampai saat ini tidak mengembalikan berkasnya.

Menurut M.Adli saat ini munculnya generasi muda kepedulian mereka pada masa depan daerah, pemuda adalah agen perubahan. Maka dengan tampilnya tokoh muda Pessel ada hal lain, dalam memberi perubahan itu sendiri.

Sementara itu Doni Harsiva Yandra, mengungkapkan sebagai warga negara Indonesia memiliki Pancasila dan Undang  Undang Dasar 1945, serta konstitusi, maka setiap warga negara memilik hak yang sama hak nya sebagai warga negara, salah satunya dalam konstestasi Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Pessel 2020.

Sebagai kader Demokrat dan putera daerah, saya siap. Tak hanya saya, semua yang daftar pasti juga sudah siap,” ungkap pria yang juga sebagai Sekjen DPP Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS/IKPS) itu.

Lebih jauh DH, jika oembangunan bukan sekedar kegiatan fisik. Sejatinya, pembangunan yang hakiki adalah membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah.

Tekuk nya, tanpa SDM yang memadai, katanya sulit bagi sebuah daerah untuk maju. Sukses tidaknya kelangsungan pembangunan, akan sangat bergantung dari kualitas manusianya.(rio)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.