-->

Latest Post

Photo Istimewa

MPA, PADANG - Bertepatan di momen penghujung tahun 2019 menuju awal tahun baru 2020, Pemerintah Kota Padang melakukan penyegaran besar-besaran dengan melakukan pelantikan ke sejumlah pejabat untuk jabatan eselon II, III dan IV.

Pelantikan sekaligus pengambilan sumpah jabatan kepada sebanyak 174 orang pejabat itu dilakukan dan disaksikan Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah di Gedung Serbaguna Bagindo Aziz Chan, Balai Kota Padang, Selasa (31/12/2019). Sebagaimana untuk jabatan eselon II diketahui sebanyak 15 orang, eselon III yakni 75 orang dan eselon IV sebanyak 82 orang. 

Adapun nama-nama untuk jabatan eselon II yang dilantik adalah mulai dari nama Edi Hasymi yang sebelumnya menjabat Kepala BPBD Kota Padang, kini mengisi posisi Asisten Pemerintahan yang sebelumnya juga ditempatinya sebagai Pelaksana Tugas (Plt). 

Sementara posisi yang ditinggalkannya pun diisi oleh Barlius yang sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan. Sedangkan posisi yang ditinggalkan Barlius ditempati Habibul Fuadi yang sebelumnya Kepala BKPSDM. Kadiskominfo Suardi menempati jabatan yang ditinggalkan Habibul Fuadi dan jabatan lama Suardi diisi Rudy Rinaldy yang sebelumnya menjabat Kepala DPMPTSP. Sedangkan jabatan lama Rudy ditempati Corri Saidan yang sebelumnya menempati posisi Inspektur Kota Padang. 

Sementara itu untuk posisi jabatan eselon III diantaranya Camat Nanggalo Teddy Antonius yang bertukar tempat dengan Camat Padang Selatan Fuji Astomy. Selain itu Jasman yang sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas Perdagangan mengisi jabatan Camat Pauh, M. Latif yang dulunya Sekcam Bungtekab kini naik menjabat Camat Bungtekab serta Kabid Proteksi dan Pengujian Dinas Pemadam Kebakaran Fajar Sukma menempati jabatan Camat Padang Utara.  Masih banyak nama-nama lainnya untuk jabatan eselon II, III dan IV.

Wali Kota Mahyeldi menyampaikan, pelantikan ini merupakan hal yang biasa di birokrasi yang ditujukan untuk lebih memberikan penyegaran guna meningkatkan kinerja dan birokrasi di Pemko Padang. Di samping itu katanya, dengan itu juga diharapkan akan memberikan motivasi dan kekuatan baru dalam bekerja terutama kepada pejabat yang baru dilantik bersama jajaran dan ASN di lingkup kerjanya. Sebab jabatan merupakan pertanggungjawaban yang selalu mengejar untuk dimintai pertanggungjawabannya bukan saja di dunia namun juga di akhirat.

"Untuk jabatan eselon II hanya ada pergeseran dan yang promosi belum ada, karena harus melalui jalur pansel dan disetujui oleh KASN. Dimana saat ini untuk jabatan eselon II yang masih kosong diantaranya BPKAD, Dinas Pangan, DPRKPP dan beberapa lainnya. Insya Allah akan kita isi segera," jelasnya kepada wartawan usai pelantikan.

Ia mengatakan, sementara untuk jabatan eselon III dan eselon IV ada beberapa pejabat yang promosi dan bergeser guna pengisian jabatan yang kosong, pejabat yang memasuki pensiun, pindah dan alasan lainnya.

"Kita tentu berharap, bagaimana di semua OPD akan lebih solid dan lebih kompak lagi baik di dalam dan di luar OPD masing-masing. Begitu juga soliditas di lingkungan keluarga harus dijaga dan dibangun secara baik, karena soliditas dalam rumah tangga menentukan kesuksesan seseorang untuk beraktivitas," ucap wako. 

mahyeldi pun juga menekankan kepada setiap pejabat yang dilantik kinerjanya akan dievaluasi terhitung tiga bulan setelah dilantik melalui perjanjian kinerja atau pakta integritas. 

"Kalau memang ada diantara mereka ada yang kurang atau tidak mampu mengemban jabatannya secara baik, maka kita akan lakukan upaya dan langkah-langkah selanjutnya," ujar wali kota. (David / Adifa/Ar)

Photo Istimewa

MPA, JAKARTA - Sebanyak 1205 personil gabungan, TNI, Polri, Dishub, Damkar, Pemprov Jakbar, Mitra Jaya, Pol PP  dan Citra Bhayangkara yang mengikuti apel Pengamanan menyambut malam pergantian tahun yang dilaksanakan pukul 16.00 Wib, dihalaman Museum Kota Tua, Jl. Fatahila,  No. 1, Rt.04/06, Kel. Pinangsia Kec. Taman Sari, Jakarta Barat. Selasa, 31 Des 2019.

Apel PAM malam pergatian tahun di pimpin langsung Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi, SIK, MH yang di dampingin Komandan Kodim (Dandim) 05/Jakarta Barat, Kolonel Kav Valian Wicaksono Magdi, S.,Sos.

Kapolres Hengki dalam arahannya saat apel tersebut menyampaikan,
bahwa saat ini kita berkumpul dalam rangka melaksanakan apel gelar pasukan pengamanan pergantian tahun, tentunya perlu adanya kerjasama dan kesinergian para personil pengamanan, baik TNI, Polri dan personil pemerintahan setempat, serta personil yang ikut dalam apel pengamanan ini guna menjaga kerawanan kantibmas diwilayah Jakarta Barat.

"Marilah kita bersama-sama menjaga malam pergantian tahun agar berjalan lancar, aman dan kondusif."Tegas Hengki

Dirinya juga mengatakan, kita adakan patroli untuk memperkecil ruang tindak kejahatan.
Kita tempatkan pos pos pengamanan guna mengurangi hal-hal negatif yang tidak kita harapkan terjadi pada malam pergantian tahun baru ini. Yakinkan tidak ada tindakan intolran atau kejahatan  lainnya.tutup Kapolres Hengki dalam arahan singkatnya.

Selain Kapolres Jakbar dan Dandim 0503/JB, hadir pula para Kapolsek dan Para Danramil Se-Jakarta Barat, Serta Para Kanit Jajaran Polres Jakbar dan para Pasi Kodim 0503/Jakarta Barat Serta Pejabat pemerintahan Jakarta Barat.(amr)

Oleh  Novri Investigasi

Seiring akan berakhirnya 2019 dan memasuki babak baru 2020, kepemimpinan Mahyeldi Walikota Padang, menuai beragam pandangan. Ada yang memuji, banyak juga yang mencaci. Pujian semakin deras, cacian semakin keras, seiring majunya Mahyeldi pada Pemilihan Gubernur 2020 nanti.

Saya menilai objektif, melihat rekap jejak Mahyeldi memimpin Kota Padang tahun 2019 yang akan berlalu. Disisi keberhasilan membangun  infrastruktur Kota Padang, pantas dipuji. Sisi gelap Kota Padang, seiring maraknya kafe maksiat wajar dikritisi.

Diakui, wajah perkotaan tahun 2019, mancilak dengan infrastruktur trotoar yang menjadi andalannya. Kawasan Khatib Sulaiman dengan kucuran dana Rp12 M untuk trotoar, indah dipandang mata. Itupun baru sebagian, apalagi seluruh kawasan Khatib Sulaiman dihiasi trotoar dan aksesoris lainnya, akan mempercantlik kawasan tersebut.

Lokasi lain yang dibangun trotoar dilengkapi aksesoris lampu dan bangku, Sawahan, Veteran, Ulak Karang, Gunung Pengilun, Simpang Haru, Terandam, Gurun Laweh (Kampung Nias), kawasan perumahan elit di SMA 1, Seberang Padang dan lokasi lainnya, menyulap kawasan tersebut sejuk dipandang mata, nyaman melintasinya.

Pantai Padang, bak gadis bersolek menggairahkan pengunjung mendatanginya. Trotoar sepanjang Pantai Padang, Rumah Panggung dibelakangnya bertuliskan Pantai Puruih, diserbu penghunjung berselfi ria.

Ditambah lagi, kucuran dana dari Dirjen SDA melalui BWSS merubah Danau Cimpago menjadi taman wisata keluarga. Dan, proyek krib pantai memecah ombak, membuat penghunjung nyaman bermain ombak.

Namun, dibalik cerita sukses trotoar, tercium bau tak sedap. Soalnya, terendus pekerjaan trotoar dominasi satu rekanan dengan memakai bendera yang berbeda. Bahkan, 60 persen dana trotoar mencapai puluhan miliyar dikuasai rekanan tersebut.

Cerita miring lain, menyertai proyek trotoar, Pemko Padang terkesan diskriminasi dan fokus membangun kawasan perkotaan, mengenyampingkan pembangunan daerah pinggiran. Disebut sebut juga, proyek trotoar pencitraan buya menuju pertarungan Pilgub 2020.

Karena, kawasan perkotaan perlintasan bagi warga kota dan kabupaten lain di Sumbar, juga bagi perantau. Saat memasuki Kota Padang, pujian mengalir terhadap Pemko Padang yang dianggap sukses membangun daerah ini.

Tak kunjung usai, proyek trotoar hanya untuk pencitraan. Ada yang menyebut, proyek trotoar sekelas Kabid dan ada juga yang bernada keras mengatakan, proyek trotoar, ibarat menggali kolam 1 meter, tapi bagaikan berenang di kolam  2 meter. Trotoar hanya got, bukan sungai. Pekerjaan kecil yang dibesar besarkan.

Terbakarnya Tagline senilai Rp6,3 miliyar juga mendiskreditkan Buya. Karena dianggap proyek mubazir, tak bermanfaatkan dan sekarang uang senilai Rp6,3 miliyar itu hangus dibakar api. Bukan membela Buya, terbakarnya Tagline bencana alam dan kerugian tak mencapai Rp1 miliyar.

Besarnya dana Tagline disebabkan pekerjaan diatas bukit dan cosnya 5 kali lipat dari proyek biasa. Lagipula, konstruksi masih utuh dan biaya paling tinggi itu, konstruksi, sebab memancang kedalaman tiang dan membuat huruf sepanjang 100 meter. Sementara yang rusak, kabel dan aksesoris Padang Kota Tercinta, namun rangkanya masih utuh.

Kafe maksiat yang marak diseputaran Pondok, jadi senjata untuk meruntuhkan kinerja Mahyeldi. Slogan pai kalam, pulang kalam, bumerang baginya. Sebab, slogan itu tak berbanding dengan maraknya kafe maksiat.

Blusukan dan dakwah diberbagai daerah yang dilakukan Mahyeldi momen bagi lawan politiknya. Gajah didepan mata tak kelihatan, semut dibalik gunung kelihatan, menyertai serangan terhadap Buya. Memberi dakwah ke daerah lain, sementara kampung sendiri, terutama kawasan Pondok, masih bergelimang maksiat. Memakai istilah Mastilizal Aye, Kafe maksiat dan miras marak di kampung buya.

Semenjak Andre Rosiade menyidak kafe maksiat, persoalan ini menjadi booming dan viral. Selang tak berapa lama, pasukan Sat Pol PP langsung menyegel kafe tak berizin. Kenapa ini tak dilakukan dari dulu, sebelum ada aksi turun kelapangan Andre Rosiade. Tak perlu dijawab, diduga ada penyebab dan permainan dibalik maraknya kafe maksiat.

Terlepas dari semuanya itu, kita tak perlu memojokkan Mahyeldi. Sebagai walikota ia telah menunjukkan kinerja luar biasa. Meski, ada kekurangan, sebagai manusia apa yang terjadi semasa kepemimpinan Mahyeldi itu biasa. Tak ada manusia yang sempurna. Tak ada kinerja tanpa cela.

Mahyeldi dipuji, Mahyeldi dikritisi, itu sudah biasa. Pertanda ada kepedulian kita kepada Padang Kota Tercinta, Kujaga dan Kubela. Namun, etika sebagai orang minang tetap dijaga. Semoga

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.