-->

Latest Post


MPA, PATI - Sebanyak 300 bibit tanaman  buah dan pohon keras ditanam di area lapangan tembak Sirwendo milik Kodim 0718/Pati desa Wangunrejo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati hari ini. Jumat,24012020.

Penanaman pohon yang dilaksanakan oleh jajaran Kodim 0718/Pati bersama Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II Kabupaten Pati dan Polres Pati ini adalah Program penghijauan tahun 2020 yang diikuti oleh Prajurit Kodim 0718/Pati, anggota Polres Pati dan segenap Karyawan/pegawai cabang Dinas Kehutanan bertujuan untuk menghijaukan kembali lahan yang kosong/reboisasi guna memperbaiki kualitas udara serta mengurangi dampak pemanasan global yang mengancam.

Gerakan penghijauan ini sangatlah penting karena banyak sekali manfaat yang dapat dipetik, diantaranya adalah manfaat yang dihasilkan dari pohon-pohon yang sudah besar selain bisa diambil buah yang bisa dikonsumsi, kualitas udara tentu akan semakin membaik karena oksigen (O2) yang dihasilkan dari proses Foto sintesis, selain itu pohon-pohon tersebut menyerap karbondioksida (C02) dari knalpot kendaraan maupun cerobong pabrik yang ada disekitar lingkungan sekitar kita sehingga secara otomatis akan memperbaiki kondisi udara.

Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Czi Adi Ilham Zamani, SE mengatakan bahwa Vetiver rumput asli dari India sedang dikembangkan untuk ditanam di lereng-lereng guna menahan longsor karena jenis rumput ini memiliki akar yang sangat kuat untuk menahan tanah sehingga dapat menahan pergerakan tanah yang disebabkan gerusan air. 

Lebih lanjut,  Dandim mengatakan pelaksanaan  penanaman pohon sangat tepat karena masih dalam musim penghujan dan nantinya  pohon ini dapat membantu mencegah terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.”tegas Dandim. (nartopendimpati)


MPA, JAKARTA -Perkembangan teknologi yang semakin maju terjadi dengan sangat cepat di semua bidang kehidupan, termasuk dalam pertahanan. Presiden Joko Widodo menilai, hal tersebut menjadi sebuah tantangan besar bagi TNI yang perlu diantisipasi.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, TNI, dan Polri Tahun 2020. Acara tersebut dihelat di Lapangan Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis, 23 Januari 2020.

"Tantangan besar yang kedua adalah perkembangan teknologi yang luar biasa. Hati-hati mengenai ini. Fregat itu perlu, fighter itu perlu, tapi lihat antisipasi lompatan teknologi militer dalam jangka 20, 30, 50 tahun ke depan. Karena perubahan teknologi sekarang ini begitu sangat cepatnya," kata Presiden.

Teknologi di bidang pertahanan yang semakin canggih tersebut misalnya drone yang kini bisa dipersenjatai dan bisa mengejar tank maupun kendaraan militer lain, hingga menghabisi lawan dari jarak dekat maupun jauh dengan tepat sasaran. 

Tak hanya itu, kata Presiden, perkembangan teknologi pertahanan juga bahkan sudah menggabungkan instrumen persenjataan dengan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

"Termasuk pengembangan pesawat tanpa awak, kapal tanpa awak, yang dilengkapi dengan persenjataan-persenjataan modern. Hati-hati dengan ini," ujarnya.

Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang pertahanan, Presiden ingin agar TNI berani memulai membangun berbagai instrumen militer berteknologi canggih tersebut. Menurutnya, hampir semua teknologi yang ada sekarang, dimulai dari peralatan militer.

"Entah itu yang namanya GPS, yang dulu namanya HT, yang namanya handphone, yang namanya drone, dimulai, baru masuk ke dunia bisnis. Semuanya dimulai dari industri militer, semua negara, termasuk di Indonesia," ungkapnya.

Untuk itu, Presiden juga menyampaikan agar Indonesia terus memperkuat penguasaan teknologi pertahanan. Pertama, teknologi otomatisasi yang akan disertai dengan pengembangan sistem senjata yang otonom. 

Kedua, teknologi sensor yang akan mengarah kepada pengembangan sistem penginderaan jarak jauh. Menurut Presiden, teknologi tersebut sudah digunakan oleh Indonesia dalam sejumlah operasi.

Ketiga, teknologi informasi (TI) seperti 5G dan komputasi kuantum yang akan mengarah ke pengembangan sistem senjata yang otonom serta pertahanan siber.

"Semua ini membutuhkan kebijakan perencanaan pengembangan alutsista yang tepat. Apakah pembelian ini berguna untuk 20, 30, 50 tahun yang akan datang? Harus dihitung semuanya secara detail," jelasnya.


Jakarta, 23 Januari 2020
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden


MPA,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa isu utama yang paling penting dalam pertahanan negara adalah kedaulatan. Untuk itu, Presiden kembali menegaskan bahwa kedaulatan Indonesia itu harga mati.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, TNI, dan Polri Tahun 2020. Acara tersebut dihelat di Lapangan Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis, 23 Januari 2020.

"Sudah berkali-kali saya sampaikan, saya tegaskan, bahwa kedaulatan itu harga mati, kedaulatan itu tidak bisa dinegosiasikan, tidak ada tawar menawar," kata Presiden.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI dan Polri untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dalam memperkuat dan menjaga kedaulatan Indonesia. 

"Untuk selalu berdiri paling depan dalam menjaga dan memperkokoh kedaulatan NKRI kita," imbuhnya.

Presiden mengaku senang melihat sinergi yang terjalin antara TNI dan Polri, seperti halnya ditunjukkan dalam acara tersebut. Menurutnya, TNI dan Polri harus saling mendukung dan mengisi satu sama lain.

"Saling bekerja sama untuk mendukung agenda-agenda besar negara, saling mendukung untuk tujuan nasional kita Indonesia," ucapnya.

Selain isu kedaulatan, Presiden juga berpesan agar seluruh prajurit harus mampu mengatasi semua spektrum pertahanan yang beragam. Mulai dari konflik internal, perang asimetris seperti gerilya dan teror, perang proxy yang menggunakan pihak ketiga dalam peperangan, maupun perang hybrid yang menggabungkan strategi militer dan nonmiliter maupun strategi konvensional dan nonkonvensional. 

"Saya kira saudara-saudara sudah mengerti dan tahu mengenai ini jadi saya tidak akan menjelaskan secara detail," katanya.

Di samping itu, Kepala Negara menilai bahwa tantangan ke depan juga akan semakin berat. Beberapa tantangan tersebut antara lain, semakin meluasnya spektrum konflik di berbagai belahan dunia. 

Untuk itu, Presiden mengatakan bahwa Indonesia perlu terus memperkuat diplomasi pertahanan untuk meredam ketegangan antarnegara dan siap menggelar kekuatan bersenjata untuk melakukan penegakan hukum di wilayah Indonesia.

"Jadi kalau ada yang mempertanyakan Pak Menhan pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan kita, bukan untuk yang lain-lain. Kalau masih ada yang bertanya itu belum ngerti urusan diplomasi pertahanan," paparnya.

"Meskipun saya tahu, beliau ini ke negara-negara tertentu juga dalam rangka melihat alutsista yang ingin kita beli. Bagus atau tidak bagus, benar atau tidak benar, bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semuanya dicek secara detail dan itu sudah kita diskusikan dengan Pak Menhan itu enggak sekali-dua kali," tandasnya.

Untuk diketahui, rapim tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono pada Rabu, 22 Januari 2020 kemarin. Rapim tersebut mengambil tema "Pertahanan Semesta Yang Kuat, Menjamin Kelangsungan Hidup NKRI".

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo.


Jakarta, 23 Januari 2020
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.