-->

Latest Post

Penyaluran Bantuan Lebih Meluas dan Masif Melalui 50 Warung Yang Tersebar di Jabodetabek

MPA, JAKARTA (2 Mei 2020) - EMTEK Peduli Corona melalui Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) terus merealisasikan amanah yang diemban dengan terus menyalurkan bantuan kepada mereka yang terdampak akibat wabah COVID-19 di berbagai wilayah Indonesia.

Hari Minggu 3 Mei 2020 esok, akan diserahkan 250 paket sembako dan 1,000 masker kepada warga yang membutuhkan di Jagakarsa-Jakarta Selatan. Pada kegiatan tersebut, Emtek Peduli Corona juga turut membantu menyalurkan 800 paket sembako hasil sumbangan dari donatur di wilayah yang sama.

Aksi YPP akan berlanjut dengan mendistribusikan 10,000 paket sembako kepada masyarakat yang terdampak secara ekonomi dan masuk dalam daftar yang diserahkan YPP kepada Bukalapak. Warga yang sudah memiliki kupon dari Bukalapak dapat menukarkannya dengan paket sembako melalui 50 warung Mitra Bukalapak di seluruh Jabodetabek.

Pembagian akan dilakukan dalam 2 tahap yakni 6 – 15 Mei 2020 dan 16 – 22 Mei 2020 sebanyak 5,000 paket sembako di setiap tahapnya. Setiap warga yang hendak menukarkan kuponnya diwajibkan membawa KTP dan tidak dapat diwakilkan. Pendistribusian dengan mekanisme seperti ini sengaja dilakukan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam physical distancing dan PSBB. Emtek Group memberdayakan seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk dapat membantu masyarakat agar lebih meluas dan masif, melalui mitra Bukalapak yang merupakan bagian dari Emtek. Diharapkan mekanisme seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Sejak program Emtek Peduli Corona digulirkan pertengahan Maret silam, terhitung sampai 1 Mei 2020 kemarin, 1,600 baju hazmat, 15,700 masker bedah, 2,460 masker N95 dan 150 liter hand sanitizer telah dipersembahkan kepada pejuang medis yang tengah berjuang memerangi Covid-19 di garda terdepan yang tersebar di berbagai rumah sakit hingga puskesmas di berbagai wilayah Indonesia. Perhatian serupa juga diberikan Emtek Peduli Corona kepada masyarakat umum dengan mendistribusikan ragam kebutuhan pencegahan penyebaran COVID-19, antara lain 740 liter cairan disinfektan, 37 disinfektan sprayer, 2,400 botol hand sanitizer, 2,050 makanan siap saji dan 15,600 paket sembako.

Hingga hari Sabtu, 2 Mei 2020 Emtek Peduli Corona sudah menerima amanah uluran tangan pemirsa SCTV dan INDOSIAR serta pengguna Bukalapak dan pembaca Liputan6.com senilai Rp 11.755.977.709. Mari wujudkan kepedulian kita untuk para pahlawan medis yang berjuang di garda terdepan serta saudara-saudara kita akibat pandemik yang masih berlangsung, melalui beberapa pilihan nomor rekening antara lain BCA (500.557.2000) – SCTV, BCA (162.633.8888), BRI (0376.01.001220.30.7), Mandiri (122.00.5578.2000) – INDOSIAR atas nama Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih, serta melalui platform aplikasi Bukalapak di Serbu Seru Bukalapak.

Buka hati anda, ulurkan tangan anda, donasikan sebagian rezeki anda melalui Emtek Peduli Corona. Mari bersama bergandengan tangan, kepedulian kita harapan mereka.
(**)

Makna imsak secara istilah telah bergeser menjadi tidak makan dan minum 10 menit sebelum masuknya waktu shubuh. Foto/Dok SINDOnews

Indonesia memiliki karakter unik yang tidak dimiliki negara berpenduduk muslim lainnya. Salah satunya memaknai istilah imsak, bahkan di tengah kaum muslimin Indonesia sudah akrab dengan istilah jadwal Imsakiyah. Padahal maksudnya adalah jadwal waktu salat.

Dalam Buku "Puasa: Syarat Rukun dan Membatalkan" karya Ustaz Ahmad Sarwat (pengasuh Rumah Fiqih Indonesia) beliau mengulas tentang imsak dan pergeseran maknanya.

Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, kalau imsak itu berarti menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, lantas apakah perbedaan antara puasa dan imsak? Jawabnya bahwa puasa dan imsak merupakan dua hal yang sama dalam beberapa hal, namun keduanya tetap berbeda. Persamaan puasa dan imsak adalah sama-sama merupakan tindakan untuk tidak makan, minum serta meninggalkan segala hal yang merupakan larangan ketika berpuasa. Dalam hal yang satu ini, puasa dan imsak tidak berbeda.

Perbedan puasa dan imsak tetap saja ada kalau lebih didalami, bahkan keduanya berbeda secara prinsipil. Perbedaan antara keduanya ada di niat. Puasa memang pada hakikatnya adalah berimsak, namun imsak dalam puasa harus didahului atau setidaknya diiringi dengan niat berpuasa. Orang yang tidak makan atau minum sejak subuh hingga maghrib bisa disebut berimsak, namun belum tentu bisa untuk disebut berpuasa.

Sebab, bisa saja dia memang tidak berniat untuk puasa. Maka kalau boleh kita buat rumus yang menghubungkan keduanya, kira-kira demikian: Puasa = Imsak + Niat

Kemudian, dari segi waktu, ibadah puasa itu harus terus berangsung dimulai sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Bila di tengah-tengah waktu itu terputus, maka puasa itu batal. Sedangkan imsak tidak harus selalu dimulai sejak fajar, tetapi bisa saja dilakukan sejak tengah hari atau sejak kapan seseorang diharuskan melakukannya.

Karena imsak itu bisa saja dilakukan ketika sedang berpuasa, namun bisa juga wajib dilakukan meski seseorang telah batal puasanya. Sebagai contoh adalah orang yang secara sengaja membatalkan puasa Ramadhan tanpa uzur yang syar'i. Orang itu diwajibkan untuk berimsak, yaitu tetap tidak boleh makan dan minum hingga masuk Maghrib. Jadi meski puasanya sudah batal, bukan berarti boleh makan dan minum. Dia tetap wajib ‘berpuasa’, tapi istilahnya adalah berimsak.

Pergeseran Makna Imsak
Istilah 'imsak' yang sangat populer di negeri kita sebenarnya merupakan istilah yang agak salah kaprah, baik secara pemahaman istilah atau pun secara hukum. Makna 'imsak' secara istilah telah bergeser menjadi 'tidak makan dan minum 10 menit sebelum masuknya waktu shubuh'.

Bahkan secara resmi ditulis di kalender dan poster. Kemudian orang menyebut dengan istilah 'jadwal imsakiyah'. Parahnya sampai ada yang keliru memahami bahwa seolah-olah batas awal mulai puasa justru dimulai sejak waktu imsak tersebut. Sehingga kalau ada orang yang masih makan dan minum di waktu imsak, dianggap puasanya telah batal.

Pergeseran makna seperti ini harus diluruskan agar tidak berlarut-larut kesalahan itu terjadi. Perlu diluruskan bahwa saat dimulai puasa itu bukan sejak masuknya waktu 'imsak', melainkan sejak masuknya waktu shubuh.

Menurut Ustaz Ahmad Sarwat, istilah yang paling tepat digunakan bukan imsak, tetapi ihtiyath (إحتياط) yang artinya adalah berhati-hati. Wallahu A'lam. (*)


Sumber Sindonews.com

Kapolri Jenderal Idham Azis. Foto/Istimewa

MPA, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menganggap, mutasi besar- besaran yang dilakukan Polri saat ini adalah hal biasa untuk penyegaran organisasi di kepolisian. IPW melihat dalam mutasi ini ada 'tiga gerbong besar' yang bergerak.

"Yakni naiknya orangnya Jokowi menjadi Kapolda Jateng, naiknya orang orangnya Idham Azis di antaranya menjadi Kapolda Kalteng dan Kapolda Jatim, serta naiknya orangnya Budi Gunawan menjadi jenderal bintang tiga," ungkap Neta dikutip dari SINDOnews, Jumat (1/5/2020).

Neta menyatakan, naiknya 'orangnya' Jokowi menjadi Kapolda Jateng ini cukup fenomenal bagi dinamika Polri. Sebab, yang bersangkutan bukanlah alumni akademi kepolisian. Menurut dia, jika melihat cepatnya karier yang bersangkutan melesat setelah menjadi 'panitia pengamanan pernikahan putri Jokowi di Solo, sepertinya yang bersangkutan sedang dipersiapkan Jokowi untuk menjadi calon Kapolri ke depan.

"Bisa jadi akan dipersiapkan menggantikan Idham Azis. Dari mutasi besar kali ini yang paling fenomenal dalam penilaian IPW, adalah naiknya Wakapolda Jateng menjadi Kapolda. Sekaligus hal ini menandai untuk pertama kalinya figur non-Akpol tampil menjadi Kapolda Jateng," tutur Neta.

Fenomena lain, kata Neta, adalah naiknya mantan ajudan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi jenderal bintang tiga dan menjabat posisi strategis, yakni Kabaintelkam. Biasanya, posisi Kabaintelkam selama ini dipegang oleh figur yang dekat dengan kekuasaan karena menyangkut kemampuan analisa keamanan dan cipta kondisi bagi situasi kamtibmas dan kelanggengan kekuasaan.

"IPW belum mendapat info A, kenapa mantan ajudan Presiden SBY bisa tampil menjadi Kabaintelkam Polri di era Presiden Jokowi," ucapnya.
  
Selain itu, lanjut Neta, fenomena yang tak kalah menarik adalah digesernya Kapolda Jatim ke posisi Wakalemdikpol. Padahal, di masa Pilpres 2019, Jatim sangat aman dan kondusif serta memberikan suara kemenangan yang signifikan bagi kemenangan Jokowi dalam perolehan suara.

"Jadi pertanyaan memang, kenapa Kapolda Jatim tergeser ke Wakalemdikpol, sementara ada Kapolda yang 'tidak berdarah darah' di Pilpres 2019 dinaikkan jadi bintang tiga. Fenomena ini sangat ironis, jika dilihat lagi bahwa Pangdam Brawijaya belum lama ini naik posisi menjadi jenderal bintang tiga," ungkapnya.

Neta juga menyebut, mutasi kali ini membawa sejumlah teman-teman satu Angkatan Akpol dengan Idham Azis bergeser ke tempat strategis. Begitu juga beberapa alumni Densus 88 bergeser ke tempat strategis.

"Di sisi lain ada beberapa orangnya Tito Karnavian tergeser dan ada yang masih bertahan di posisi strategis," katanya.

Neta mengatakan, pihaknya hanya mengingatkan mutasi ini harus bisa menjadikan Polri benar-benar promoter, karena tantangan Polri ke depan cukup berat. Dampak pademi Covid 19 telah membuat banyak pihak terpuruk ekonominya, ancaman PHK di depan mata, berbagai industri makin terkapar, dan kesulitan ekonomi makin parah jika wabah Covid-19 tidak berkesudahan.

"Artinya, ke depan Polri tidak sekadar menghadapi tingkah pola para kriminal tapi ancaman konflik sosial sebagai dampak pandemi Covid-19, patut dicermati. Apalagi saat ini sudah ada pihak yang menamakan dirinya Anarko yang memprovokasi massa untuk membuat kerusuhan. Sehingga intelijen kepolisian dituntut bekerja keras untuk melakukan antisipasi dan deteksi dini," pungkasnya.

Sebelumnya, dalam telegran Kapolri bernomor ST/1377/V/KEP/2020, Jumat (1/5/2020), Irjen Boy Rafli Amar menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Brigjen Marthinus Hukom menjabat sebagai Kepala Densus 88. Lalu, Brigjen Ahmad Lutfhi yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Jateng diangkat menjadi Kapolda Jateng.

Mutasi lainnya, Irjen Fadil Imran kini menjabat sebagai Kapolda Jatim. Irjen Eko Indra Heri kini menjabat sebagai Kapolda Sumsel. Lalu, Irjen Fiandar kini menjabat sebagai Kapolda Banten. Brigjen Teguh Sarwono kini menjabat sebagai Kapolda Bengkulu. Dan, Brigjen Dedi Prasetyo kini menjabat sebagai Kapolda Kalteng. (*)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.