-->

Latest Post

Photo Istimewa


MPA,PADANG - Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa, Selasa (22/12/2020) lalu, melakukan kunjungan inspeksi mendadak (sidak) ke Dinas Perdagangan Kota Padang.


Wawako pun juga memimpin pelaksanaan Apel pagi yang diikuti seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemko Padang tersebut. 


Setelah itu, orang nomor dua di Kota Padang tersebut juga memimpin rapat evaluasi yang diikuti Kepala Dinas Perdagangan Andree Algamar beserta jajaran dan seluruh Kepala UPT Pasar di Kota Padang.


Wawako Hendri dalam arahannya mengatakan, atas nama Pemko Padang terutama sekali menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kinerja Dinas Perdagangan Kota Padang yang tetap memberikan pelayanan kepada publik/masyarakat secara optimal, meski di tengah masa pandemi Covid-19. 


"Alhamdulillah, semoga hal baik ini dapat terjaga dan kita tingkatkan hingga masa-masa mendatang," imbau wawako


Selanjutnya, Hendri pun juga menyampaikan perlunya upaya penataan pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Padang di 2021 nantinya. Begitu juga terhadap penataan bagi pedagang kaki lima (PKL) ke depan.


"Lebih dari itu, terutama sekali kita harus memiliki inovasi-inovasi dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Kita juga harus mampu merespon setiap keluhan atau masukan dari pedagang atau pun pengunjung di pasar-pasar satelit," ujar wawako didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Endrizal dikesempatan itu.


Tak hanya itu, Wawako Hendri juga memesankan kepada Dinas Perdagangan untuk dapat memperbanyak pemasangan CCTV untuk Pengawasan K3 di lingkungan pasar. Ia juga menekankan, sekaitan rencana pembangunan Pasar Belimbing yang bersumber dari dana TP Kementerian Perdagangan perlu kesiapan lahan sedari sekarang.


"Begitu juga untuk pasar-pasar lainnya ke depan, kita harus bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik," imbuhnya. 


Terakhir, wawako tetap mengimbau setiap pedagang atau pengunjung pasar di Kota Padang untuk senantiasa disiplin menerapkan protokol Covid 19. Baik memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan meningkatkan imunitas tubuh.


"Kita harus tetap mengikuti protokol kesehatan karena pandemi ini belum berakhir. Maka itu kita harus bersama-sama mencegah penularan virus ini," pungkas Hendri Septa mengakhiri.(David/Prokompim Padang)


Sandiaga Salahudin Uno,(Photo Ist)


MPA,JAKARTA - Sandiaga Salahudin Uno dilantik menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) oleh Presiden Joko Widodo, saat diberitahu bakal jadi menteri, Sandi mengaku bingung, Rabu (23/12).


Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menceritakan proses penunjukkannya sebagai menteri. Saat itu, dirinya tengah menjalani proses penyembuhan Covid-19.


Sandi melanjutkan, banyak pesan dan doa yang ia terima dari sahabat dan rekan-rekan. Salah satunya pesan dari Menteri Sekretariat Negera Pratikno.


"Pesan dari Pak Pratik itu sekitar Jumat Minggu lalu, 'Bismillah ya, Mas' saya pikir itu bismillah untuk kesembuhan saya, jadi saya jawab 'Bismillah, Mas" kata Sandi saat keterangan pers di Istana Merdeka usai dilantik.


Beberapa hari kemudian, lanjut Sandi, sahabat-sahabat di Kabinet seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan juga mengabarkan hal yang tak berbeda.


Namun, karena pesannya rancu antara kesembuhannya dari Covid-19 atau doa menjadi menteri, Sandi bingung dan tidak banyak merespons. Lalu, pada Senin, 21 Desember 2020, ia kembali mendapat pesan resmi dari Mensesneg Pratikno.


"Masih kemungkinan, untuk dipanggil menghadap Presiden pada Senin sore atau Selasa, kepastian saya dapat dari Istana hadir pukul 14.00 tanpa memberikan informasi lain, hanya mengenakan baju putih," ucapnya.


Setelah dilantik, Sandi mengaku akan langsung melakukan serah terima jabatan (Sertijab) dengan Menparekraf yang lama, Wishnutama. Sandi mengaku Wishnutama sahabat lamanya.


Sebelum ditunjuk menjadi Menparekraf, Sandi aktif sebagai Politisi Partai Gerindra. Ia juga beberapa kali terlibat dalam kampanye calon-calon kepala daerah yang diusung.(**)

Photo Istimewa


MPA,JAKARTA — Sangat wajar, bahkan sebetulnya terlambat, jika Presiden Joko Widodo membagi sedikit kue kekuasaan kepada Yaqut Cholil Qoumas, pimpinan Ansor.


Tokoh muda NU (Nahdlatul Ulama) Yaqut Cholil Qoumas, 45 tahun, ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi dalam perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Selasa (22/12) kemarin.


“Wajar, bahkan sebetulnya sangat terlambat Presiden Joko Widodo membagi sedikit kue kekuasaan kapada Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas,” kata Adhie M Massardi ketika diminta komentarnya terkait pengangkatan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini sebagai Menag RI.


Jubir Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menjelaskan, GP Ansor, badan otonom NU yang membawahi Banser (Barisan Serba Guna) sejak awal adalah pendukung paling militan Joko Widodo, melebihi partai-partai pengusungnya. Bahkan tak jarang Ansor/Banser jadi bumper dan pasang badan, bahkan secara fisik, dalam menghadapi para pengeritik rezim ini.


“Tapi kue kekuasaan yang diberikan rezim kepada kader Ansor sangat tak sebanding dengan cemoohan publik yang diterima mereka. Posisi basah di BUMN (komisaris dan direksi), misalnya, justru hanya diberikan kepada para pendukung Presiden Widodo yang berjuang sambil berbaring lewat media daring sebagai buzzer,” katanya yang .


Adhie mengaku kenal dekat dengan Yaqut, adik kandung Yahya Cholil Staquf, koleganya sesama juru bicara presiden era Gus Dur. Yahya Staquf, adalah putra KH Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri PKB yang kini menjabat Katib Aam PBNU.


Sebagai teman, deklarator KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) ini mengingatkan Yaqut agar tetap cerdas dan baik-baik menjaga integritas.


“Jangan ikut arus pragmatisme karena sebagai tokoh muda NU masa depan politik Yaqut masih panjang. Ingat, Menteri Agama RI itu menterinya semua umat beragama warga negara RI. Bukan hanya umat Islam, apalagi Nahdliyin semata,” tutur Adhie.


Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini juga menasehati Yaqut sebagai kader NU untuk mengingat riwayat lahirnya NU.


“Cikal-bakal NU itu adalah Komite Hijaz, kepanitiaan kecil pimpinan KH Wahab Hasbullah (1924-1925) untuk berdialog dengan Raja Arab Saudi Ibnu Saud, sebagai merespons atas ancaman kebijakan antipluralitas mazhab Wahabi yang diberlakukan di Hijaz (Mekkah dan Madinah),” sambungnya.


“Utamakan dialog, karena, seperti sering dinasehatkan Gus Dur, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog,” masih kata dia.


Dia menambahkan, umat beragama di Indonesia ini sudah letih diadu-domba antaragama maupun antarumat beragama, sementara ekonomi umat dibiarkan morat-marit.


“Intinya, siapa pun dia, apa pun agamanya, jika melakukan tindak pidana yang ada deliknya di KUHP, serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Jangan gegara aparat tak bisa negakkan keadilan, tindak pidana yang dilakukan seseorang atau suatu kelompok dikaitkan dengan agama yang dianutnya,” masih sambungnya.


“Buktikan bahwa kader NU itu jika diberi amanah (jabatan) akan dijalankan demi, semata-mata, kemaslahatan bangsa,” begitu nasehat Adhie Massardi kepada Menteri Agama yang baru, Yaqut Cholil Qoumas.*[-]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.