-->

Latest Post


PADANG - MEDIAPORTALANDA - Kapolda Sumbar Irjen Pol Drs. Toni Harmanto, MH menyampaikan bahwa, selama dua hari pemberlakuan kebijakan larangan mudik, untuk wilayah Sumbar tidak ditemukan adanya warga yang berani menerobos. Semua kendaraan ditindak tegas dengan putar balik. 


"Sosialisasi sudah jauh hari ya. Belum ada pelanggaran dari warga, masyarakat yang menerobos (penyekatan)," kata Toni usai rapat koordinasi dengan bupati dan wali kota se-Sumbar, Jumat (7/5) di Mapolda Sumbar. 

Sementara, Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Satake Bayu Setianto, S.Ik menyebut, pada hari pertama pelaksanaan Operasi Ketupat Singgalang ini, pihaknya telah memutarbalikkan ratusan kendaraan yang masuk atau keluar Provinsi Sumbar. 


"Sehari operasi (Ketupat Singgalang), pelanggar mudik pada saat larangan mudik dan telah memutar balik kendaraan sebanyak 165 kendaraan," ujar Kombes Pol Satake Bayu, Jumat (7/5).


Disebutkan, dari ratusan kendaraan yang diputar balikkan tersebut terdiri dari 68 kendaraan sepeda motor (roda dua), 75 mobil pribadi, 14 bus dan 8 mobil travel. 


Sedangkan jumlah pemudik yang naik kendaraan tersebut mencapai ribuan orang. "Jumlahnya ada 3.263 orang," beber Kabid Humas Polda Sumbar.


(bhps)


PADANG - MEDIAPORTALANDA - Sebelumnya Aliansi Wartawan Independen Indonesia (AWII) Provinsi Sumbar telah mendistribusikan sebanyak 50 paket lebaran untuk keluarga besarnya dari JNE Ampang, saat ini AWII Sumbar kembali berbagi 100 paket lebaran kepada masyarakat sekitaran kota Padang, Sabtu (8/5).


"Alhamdulillah 100 paket yang berisi gula, minyak goreng, beras dan sirup telah kita salurkan," kata Novia Hertini Bendahara AWII Sumbar.

Novia menyampaikan bahwa ini adalah bentuk kepedulian AWII Sumbar dalam program "AWII Peduli" kepada masyarakat yang terdampak covid19 dalam menyambut hari raya Idul Fitri.


"Semoga ini bisa bermanfaat dan menjadi nilai ibadah untuk kita semua," ujar Novia pada awak media di sekretariat AWII Sumbar jalan Sawahan No. 20 Padang.


Dari pantauan awak media, 100 paket tersebut diserahkan langsung oleh pengurus AWII Sumbar ke rumah - rumah warga.


Dengan didampingi Waka 1 Ad Firma dan Waka 2 Dedi Prima, Novia mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah berpartisipasi untuk masyarakat menjelang lebaran tahun ini.


"Terima kasih kami ucapkan kepada mitra AWII Sumbar atas kontribusinya yang sangat luar biasa ini sehingga program AWII Peduli tersalurkan dengan baik," ucap Founder Batik Loempo itu.


Adapun mitra AWII Sumbar yang ikut berkontribusi dalam program AWII Peduli yaitu, Bank BNI Cabang Padang, Bank Nagari, CV. Rasdi dan co, PT. Hayati Pratama Mandiri, FIF Cabang Padang, PT. Everbright (ABC), Kandatel Dumai, Dri. Hermanto Anggota DPR RI, Grand Zuri Hotel Padang, RSU Bunda BMC Padang dan Garda Oto. (AdF/DP)


JAKARTA - MEDIAPORTALANDA - Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi menjabat sebagai Kapolri selama 100 hari kerja pada 8 Mei 2021. Ia resmi dilantik sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu pada 27 Januari 2021 lalu. 


Sepanjang perjalannya itu, kinerja dan upaya yang dilakukan Jenderal Sigit dalam melakukan perubahan internal dan penegakan hukum dinilai sudah sesuai dengan semangat kepolisian yang demokratis (Democratic Policing). 







Demikian disampaikan oleh Peneliti LIPI Prof (Ris) Hermawan Sulistyo. Menurutnya, 100 hari kerja Kapolri memperbaiki persoalan yang kompleks terjadi di seluruh Indonesia dari hulu. Hal itu terlihat dari pelunciran beberapa aplikasi yang dimanfaatkan sebagai fungsi pengawasan masyarakat maupun bagi internal kepolisian. 


"Jadi yang dibenahi oleh Kapolri ini dari hulunya dulu, dengan membuat aplikasi-aplikasi pengawasan hingga lalu lintas yang memudahkan pelaporan publik kalau terjadi penyalahgunaan atau pelanggaran hukum baik dari masyarakat maupun untuk internal polisi itu sendiri," kata Hermawan saat dihubungi awak media, Jakarta, Sabtu (8/5/2021).


Menurut Hermawan, dalam masa 100 hari kerja seorang pejabat negara apalagi sekelas Kapolri memang tidak semudah membalikan telapak tangan dalam melakukan perubahan secara komprehensif. 


Pasalnya, kata Hermawan, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam perjalanannya. Apalagi jika semangat perubahan itu belum tersampaikan dengan baik ke ruang publik. 


"100 hari kan tak bisa langsung berikan apa maunya LSM, polisikan juga harus menjaga keseimbangan antara ruang publik, ruang private dan ruang negara," ujar penulis buku Democratic Policing itu. 


Sebab itu, Hermawan menekankan, apabila ada pihak-pihak yang menilai Polri saat ini belum menuju Democratic Policing itu merupakan kekeliruan atau hanya berdasarkan subjektifitas. 


"Faktanya tidak tahu datanya, itu ngambil kesimpulan umum hanya mengambil dari satu dua kasus," ucap Hermawan. 


Jika dalih penindakan sewenang-wenang kepolisian dalam melakukan penanganan Pandemi Covid-19, Hermawan menyebut, di Indonesia masih jauh lebih humanis dibandingkan aparat di Negara India. 


"Suruh coba ke India lihat kalau polisi itu tak bertindak tegas, atau suruh mereka ketukaran Covid-19 dulu biar tahu bahayanya. Orang itu akan berbeda ngomong soal Covid-19 itu kalau dia sudah kena Covid," tutur Hermawan.


Kepolisian India bersikap represif, kata Hermawan, lantaran jika dibiarkan potensi penularan virus corona akan semakin berbahaya. Sebab itu, jika polisi di Indonesia masih terbilang lebih humanis dalam melakukan tindak tegas terkait dengan penanganan Covid-19.


"Lalu apa ukuran represif itu, apakah orang lewat kemudian ditembakin. Pembubaran kerumunan ini kan jauh dari refresif, karena tujuan menyelamatkan orang yang dibubarkan itu tidak tewas karena Covid," ujar Hermawan. 


Bahkan disisi lain, Hermawan justru berpandangan, yang bersikap represif adalah pihak-pihak yang menyerang tanpa tahu situasi nyata kondisi negara disaat pandemi Covid-19 tanpa adanya dukungan data yang kuat.


"Bayangkan kalau dibiarkan, seperti India kita. Ini mau Lebaran, dan itu dibebankan kepada Negara, kok dibilang represif," tutup Hermawan. (bhps)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.