-->

Latest Post

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. 


"Faktor alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, angin topan dan faktor manusia atau sosial seperti konflik sosial dan teror, serta faktor alam antara lain gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemis dan wabah penyakit," papar fasilisator Rurid Rudianto, Rabu(22/9/2021).

Lanjutnya, Dampak dari peristiwa bencana tersebut mengganggu, mengancam kehidupan masyarakat menyebabkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan Dampak psikologis.


"Penilaian akibat dari bencana terbagi kerusakan, kerugian, gangguan akses, gangguan fungsi dan peningkatan resiko. Analisis dampak terbagi 3 yakni perekonomian, kehidupan masyarakat dan sosial, dan yang ketiga lingkungan hidup," terangnya.


Perkiraan kebutuhan, sambung Rurid, ada lima yang kesatu perbaikan atau pembangunan kembali, kedua Stimulus ekonomi, ketiga pemulihan akses, keempat pemulihan fungsi dan kelima pengurangan resiko.


Ruang lingkup Jitu Pasna mempunyai ruang lingkup: penilaian akibat bencana, analisis dampak bencana, serta perkiraan kebutuhan, pada Sektor dan Sub Sektor. Secara rinci; Sektor Perumahan subsektornya rumah dan prasarana lingkungan. Sektor Infrastruktur subsektornya Transportassi (Darat, Air dan Udara), Sumber daya Air (Tanggul Sungai, irigasi, drainasi, bendung, bendungan, embung, sabo), Sektor Ekonomi subsektornya pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, pertambangan, perindustrian, perdagangan, Koperasi/UMKM Pariwisata, dan lain- lain.


"Sektor Sosial subsektornya kesehatan, pendidikan, agama dan lembaga sosial. Sektor yang terakhir yakni Sektor Lintas Sektor subsektornya pemerintahan, keamanan, ketertiban, keuangan atau perbankan, lingkungan hidup dan pengurangan resiko bencana," imbuh Rurid Rudianto.**

PADANG - MEDIAPORTALANDA - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Barat, mengungkap perdagangan minuman beralkohol tanpa izin usaha. Pelaku menjualnya dengan menggunakan aplikasi online. 


Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Satake Bayu Setianto, S.Ik mengatakan, pelaku berinisial RD (40) diamankan petugas setelah mendapatkan informasi dari masyarakat. 


"Dari informasi masyarakat adanya pelaku yang menjual minuman beralkohol melalui aplikasi online, kemudian dilakukan penyelidikan. Dari hasil lidik inilah kemudian petugas Ditreskrimsus Polda Sumbar mengamankan pelaku dan barang bukti seratusan botol minuman beralkohol," katanya.


Disebutkan Kabid Humas, RD diamankan petugas di sebuah rumah kontrakan pada Senin (20/9), yang berada di Kelurahan Parak Gadang Timur, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang sekira pukul 16.48 WIB. 


Saat diamankan, ditemukan barang bukti seratusan botol minuman beralkohol berbagai merk, diantaranya 8 Finca Roberto Syrah 750 ml alkohol 13,5%, 4 Royal Brew House 750 ml alkohol 45%, 5 Royal Brew House Blended Whisky 750 alkohol 40%, 83 Green Royale 350 ml alkohol 16%, dan 9 White Royale 350 ml alkohol 20%.


"Untuk Pasal yang dipersangkakan adalah Pasal 106 ayat (1) jo Pasal 24 ayat (1) Undang-undang No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan sebagaimana telah dirubah dalam paragraf 8 UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja," ujarnya.


"Saat ini pelaku beserta barang buktinya juga sudah diamankan ke Polda Sumbar untuk pemeriksaan lebih lanjut," ucapnya menambahkan.(bhps)

SUMBAR - MEDIAPORTALANDA -  Teknologi bawang merah presisi yang diperkenalkan oleh Balitbangtan di Kabupaten Tanah Datar beberapa waktu lalu sukses dipanen, Selasa (21/9). Dihadiri oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi, SP, Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, Kepala BBSDLP Dr. Husnain beserta jajaran pelaksana Riset Pengembangan Inovasi Kolaboratif (RPIK) Bawang merah presisi di lahan kering dataran tinggi. Selain panen perdana pada rangkaian acara hari ini juga diadakan peresmian penggunaan gudang pengering (drying sorage) dan pencanangan tanam bawang merah musim kedua.


Bawang merah yang dipanen hari ini adalah varieatas SS-Sakato dg potensi hasil 12 ton/ha. Selain SS-Sakato juga dikembangkan VUB Bawang Merah Bato Ijo dg potensi hasil 18.5 ton umbi kering setara dg 25 ton umbi basah. Batu ijo yg dikembangkan adalah untuk produksi benig pokok dan benih sebar. Disamping du varietas tersebut juga diperagakan 14 varietas unggul balitbang dalam rangka mendapatkan varietas yg beradaptasi baik pada dataran tinggi tanah datar. 


Kepada Gubernur Sumbar dan seluruh petani yang hadir,  Ir. Hendri Sosiawan, CESA. Koordinator Tim Pelaksana Penelitian dan pengembangan pertanian Presisi Riset Inovatif Kolaboratif Lahan Kering Dataran Tinggi BBSDLP Balitbangtan menjelaskan berbagai inovasi yang dikembangkan di lahan petani pandaisikek, mulai dari kondisi hara tanah, teknologi tata air, uji beberapa varietas dan semua komponen teknologi Presisi yang sudah di laksanakan oleh petani kooperator.


Melihat potensi hasil bawang merah yang luar biasa, dalam waktu 70 hari sudah bisa di panen, Gubernur Sumbar menyemangati petani agar mengelola dengan baik budidaya bawang merahnya, menerapkan teknologi yang telah dikenalkan, sehingga ujungnya kesejahteraan petani dapat dicapai. "Inshaallah dengan semangat kita bersama,dengan kolaborasi semua pihak kita bisa mewujudkan Sumatera Barat yang maju.


Saat ramah tamah di pondok pertemuan yang terletak di tengah lahan penelitian, Dr. Husnain memapar bahwa RPIK ini dilaksanakan oleh berbagai UPT di bawah Balitbangtan yang mempunyai tupoksi masing-masing termasuk BPTP Sumbar yang setiap hari mengawal dan mendamaikan petani di lokasi. "Tahun ini kita mengadakan kegiatan Riset bersama, khusus di daerah ini dilaksanakan oleh 9 UPT Balitbangtan dengan luas areal 10 Ha" tuturnya. Nah ini sudah kita rintis secara bersama sama kedepan apa yang perlu kita terapkan lagi disini, tentunya dengan dukungan banyak pihak sehingga Teknologi Presisi ini dapat lebih berkembang di masyarakat kita sehingga tanah datar dan Sumatera Barat menjadi sentra kawasan bawang merah untuk daerah Sumatera.


Menanggapi hal tersebut Bupati Tanah Datar, Eka Putra, SE mengucapkan terimakasih kepada jajaran Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian yang telah melakukan riset besar besaran di wilayah Tanah Datar, sehingga ia bertekad untuk menjadikan Tanah Datar dan dirinya sebagai Bupati yang layak disebut sebagai "Raja Bawang" nantinya. Jika bupati daerah lain terkenal dengan Raja minyak, raja batu bara dan raja lainnya, maka saya ingin di tanah datar ini kita menjadi Raja Bawang tegasnya sambil tertawa, di sambut riuh tepuk tangan masyarakat yang hadir.


Dengan hadirnya para pemimpin daerah di tengah petani bawang merah, mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan kendala yang mereka hadapi sebagai petani bawang merah dan hortikultura, umumnya petani mengeluhkan tentang pemasaran yang tidak berpihak kepada petani. Hal ini ditanggapi oleh Gubernur dan Bupati bahwa di Sumatera Barat sudah ada Toko Tani yang bisa menampung hasil pertanian masyarakat dan khusus untuk Tanah Datar juga sudah ada Lapau Tani, semoga inovasi pemasaran ini bisa mengatasi masalah yang dihadapi oleh petani saat ini. (WindaR)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.