-->

Latest Post

JAKARTA - MEDIAPORTALANDA - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai pertemuan Puan dan Pimpinan PBNU pada Selasa (15/03/2022) menjawab dikotomi antara kaum nasionalis dan Islam.

"Banyak resistensi kelompok nasionalis dan Islam. Puan ingin menunjukkan bahwa 'saya sebagai wakil nasionalis maka kami pun dekat dengan kelompok-kelompok Islam'," tutur Ujang kepada media.


Pertemuan tersebut dikatakan Ujang menunjukkan kedekatan antara kalangan nasionalis  dengan kelompok Islam.

Pengamat politik  Emrus Sihombing pun menilai pertemuan Ketua DPR RI Puan Maharani dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, menunjukkan kedekatan antara Puan dengan organisasi islam terbesar tersebut.


"Sebagai negarawan, ini menunjukkan kedekatan Puan Maharani dengan Nahdlatul Ulama. Karena secara psikologi komunikasi, tidak akan terjadi pertemuan kalau tidak ada kedekatan," kata Emrus dilansir Antara.


Dia menilai,  pertemuan Puan-Gus Yahya sangat disambut positif untuk keharmonisan bangsa.


Apakah Puan Maharani baru kali ini saja mendekat ke kaum nahdhliyyin? 


Tidak. 


Puan Maharani  sebelumnya hadir di Harlah NU 22 Januari 2018 silam. Pada kesempatan itu ia berpesan atau lebih tepatnya mengingatkan pidato Bung Karno pada peringatan ulang tahun NU ke-40 di GBK.


“Kalau unsur Pancasila pada alim ulama teguh dalam batin, Negara kita akan menjadi Negara yang paling baik di seluruh dunia,” ucap Bung Karno kala itu. 


Dikatakannya,  perjuangan untuk membangun bangsa tak bisa dilepaskan dari peran ulama dan para kyai yang mempertahankan prinsip-prinsip keislaman dan nasionalisme kebangsaan.


Bagi Puan, kedekatannya dengan NU sebagai upaya meneruskan tradisi silaturahmi yang telah dijalin sejak era sang kakek yaitu Bung Karno, dan juga sang Ibunda Megawati Soekarno Putri yang bahkan sempat berdampingan dengan Gus Dur.


Pada 19 september 2020 silam, dalam sebuah kesempatan memberikan sambutan pada Konbes ke-23 GP Ansor, Puan juga menceritakan kedekatan Bung Karno dengan NU.


Dikatakan Puan, hubungan Islam dan nasionalisme bagi bangsa Indonesia ibarat eratnya hubungan Bung Karno dengan NU. Salah satunya hubungan Bung Karno dengan KH Abdul Wahab Hasbullah, dua tokoh yang bersahabat dan saling menghormati.


"Bung Karno selalu bermusyawarah dan meminta pandangan dari ulama-ulama Nahdlatul Ulama dalam hal genting dan penting termasuk dengan Kiai Wahab Hasbullah," kata Puan kala itu.


"Kiai Abdul Wahab Hasbullah merupakan teladan bangsa ini karena senantiasa menggelorakan spirit cinta Tanah Air adalah bagian dari iman atau hubbul wathan minal iman," ujarnya.


Puan juga mengingatkan ucapan Bung Karno dalam Muktamar NU di Solo tahun 1962,  yang mengatakan, "Saya cinta sekali kepada NU".


Kecintaan Bung Karno kepada NU itu sebagai balasan karena  telah menganugerahi Bung Karno gelar _waliyul amri ad-daruri bis-syaukah_ atau _pemimpin nasional dalam keadaan darurat namun memiliki wewenang yang mutlak,_ pada Muktamar ke-20 NU di Surabaya pada 1954 melalui KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-20 Di Surabaya Pada Tanggal 10 - 15 Muharram 1374 H. / 8 - 13 September 1954 M.


Maka tak heran ketika perempuan pertama Ketua DPR RI Puan Maharani, itu mengapresiasi eksistensi NU bagi negara, dikatakannya NU sebagai salah satu elemen penting dalam sejarah bangsa dan akan berperan penting juga dalam pembangunan Indonesia di masa depan. 


“Dari hati yang paling dalam, saya menyampaikan rasa bangga kepada NU yang menjadi bagian penting dalam membangun visi kebangsaan sejak sebelum kemerdekaan hingga sekarang ini,” kata Puan saat menghadiri perayaan Hari Lahir ke-96 NU sekaligus Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa Khidmat 2022-2027 di The Dome Balikpapan Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).


“NU terus menggelorakan spirit cinta Tanah Air adalah bagian dari iman, hubbul wathan minal iman,” ungkapnya seraya mengatakan bahwa negeri ini sungguh beruntung mempunyai Ormas seperti Nahdlatul Ulama yang menjadi bagian terpenting dalam membangun nasionalisme Indonesia.


 Itu sebabnya dengan rendah hati meski sebagai Ketua DPR RI, Puan Maharani sangat antusias ketika bertemu dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur pada Rabu (2/3/2022) silam dan mendapat wejangan tentang intisari Pancasila.


“Saya diberi wejangan oleh Kyai Ali (Wakil Rais Syuriah KH Agoes Ali Masyhuri, red), bahwa silaturahmi itu intinya adalah gotong royong, sementara gotong royong itu inti sari dari Pancasila," ucap Puan.


Bagi Puan Maharani, silaturahmi yang dirajutnya hari ini adalah melanjutkan  silaturahmi dan kedekatan yang terjalin antara kakeknya, yaitu Bung Karno dengan Hadratussyekh K.H. Hasyim Ashari, serta  antara ibundanya, Megawati dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur.


"Sekarang saya berusaha menjahit kembali silaturahmi dan kedekatan yang pernah ada dalam dua generasi tersebut," ujar Puan. (*)



JAKARTA - MEDIAPORTALANDA - Dua wacana muncul sebagai solusi permasalahan bangsa yang terjadi saat ini, yaitu melalui Amandemen Konstitusi atau Revolusi.


Wacana itu mengemuka dalam Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan DPD RI bekerjasama dengan Gerakan Bela Negara, di Ruang Sriwijaya Gedung B, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/3/2022).


Dialog tersebut mengambil tema 'Mencari Solusi Permasalahan Negara dan Bangsa'. 


Dalam kegiatan ini, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyampaikan Keynote speech sekaligus membuka acara. Dia didampingi Senator Anggota DPD RI, Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifuddin, Togar M Nero dan Brigjen (Pol) Amostian, Sekjen DPD RI Rahman Hadi dan Deputi Administrasi DPD RI Lalu Niqman Zahir.


Sebagai narasumber dialog antara lain Ketua Dewan Syuro Partai Ummat, Amien Rais, Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, Din Syamsuddin, Guru Besar Ilmu Hukum dan Masyarakat Universitas Diponegoro Profesor Suteki, Ketua Umum Gerakan Bela Negara Brigjen TNI (Purn) Hidayat Purnomo. Hadir pula para pegiat dan pemerhati konstitusi, Purnawirawan TNI dan lain-lain.


Mantan KASAD Agustadi Sasongko dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa Amandemen Konstitusi 20 tahun lalu terjadi akibat perang asimetris. Yakni perang yang tidak kelihatan dengan merusak bidang ideologi, politik, sosial dan budaya lewat organisasi internasional dan tangan-tangan asing.


"Makanya kemudian bisa mengubah UUD Naskah asli kita hingga 4 kali yang kemudian membuat persoalan bagi bangsa saat ini. Solusinya tentu saja dengan mengembalikan ke UUD 45 asli. Wacananya bukan dengan revolusi tapi sesuai dengan hukum atau secara konstitusional," paparnya.


Selain itu, Agustadi juga berharap MPR harus diberdayakan. Posisinya dikembalikan sebagai komando.


"Sehingga harus diubah supaya tidak jadi sejajar lagi dengan DPR dan DPD," lanjutnya.


Sementara Mantan anggota DPR RI, Hatta Taliwang, menyatakan bahwa akar masalah bangsa karena hilangnya kekuasaan MPR. Inilah yang membuat pemerintah menjadi semena-mena. 


"Keputusan pemerintah yang semaunya itu tidak akan terjadi kalau masih ada MPR.karena semuanya harus diputuskan bersama. Harus mengajak bicara semua elemen, ada parpol, utusan golongan, utusan daerah dan lain-lain," tegasnya.


Karena itu dia berharap spirit bangsa ini sebagai bangsa yang bermusyawarah harus tetap dikedepankan dalam mengatur negara.


"Artinya kita harus kembalikan kepada Konstitusi asli. Ini hasil darah, keringat dan air mata yang kemudian dituangkan dalam setiap pasal dan ayat itu. Asal kita patuh pada ayat yang ada, Insya Allah bisa selamatkan bangsa ini," tutur dia.


Beda halnya dengan advokat senior Eggy Sudjana. Dengan lantang dia mengajak semua elemen untuk tidak buang-buang waktu dengan diskusi dan retorika. 


"Karena semua perubahan yang kita inginkan akan terjadi kalau rezim tumbang. Secara objektif semua sudah melihat bahwa the root of problem adalah Jokowi. Makanya kita berangkat dari situ," katanya.


Semua, lanjut Eggy, harus fokus arahkan pada pergantian rezim dengan revolusi.


"Di sini sudah ada brader kita LaNyalla yang menjadi trigger dalam menyuarakan masalah bangsa. Apa skema yang harus kita lakukan. Misalnya dengan Kemah nasional di DPD RI sampai Jokowi tumbang. Karena yang perlu sekarang adalah keberanian menumbangkan rezim," tegasnya.


Niko Silalahi salah satu aktivis juga menyampaikan bahwa saat ini sudah tidak bisa berkutat lagi dengan diskusi publik, FGD dan sejenisnya. Tapi harus lebih konkret.


"Demokrasi sudah dibajak oleh DPR. Saatnya kita bergerak. Kita duduki DPD RI minta LaNyalla untuk memimpin perlawanan rakyat," papar dia.


Menanggapi hal itu LaNyalla mengatakan agar elemen masyarakat untuk bersabar. Bahwa semua harus memakai akal, pikir dan dzikir.


"Nggak usah khawatir, proses pasti akan terjadi se ijin Yang Maha Kuasa. Sebentar lagi Ramadhan tiba, kita perbanyak ibadah dan berdoa untun Indonesia lebih baik. Kemudian kita lihat setelah Ramadhan ada perubahan atau tidak. Kalau tidak, ya tandanya harus dilakukan upaya yang lebih," lanjutnya.


Yang terpenting, menurut LaNyalla, publik harus melakukan pengawasan terhadap Mahkamah Konstitusi. Agar ambang batas dihapus, sehingga semua anak bangsa bisa mencalonkan Presiden.


"Tidak usah kemah di DPD, kemahnya di MK. Kita awasi MK agar mendengarkan suara hati nurani rakyat," papar dia.(*)

PARIAMAN - MEDIAPORTALANDA – 14 MARET 2022 - Tiga program unggulan yang memperkuat nagari dalam kesiapsiagaan dan mitigasi bencananya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman patut diapresiasi, yakni, Nagari Siaga dan Tanggap Bencana (Nan Sigab), Srikandi Siaga dan Tanggap Bencana (Si Sigab), dan Analisa Rencana Pasca Bencana (Lencana).

Program Si Sigab BPBD Padang Pariaman ini menjadi paling menarik. Sebab, pelaksanaannya menjadikan Ibu-ibu rumah tangga sebagai ujung tombak kesiapsiagaan bencana. Dalam launching, Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, turut mengukuhkan Ketua TP-PKK Padang Pariaman, Yusrita Suhatri Bur, sebagai Srikandi Kebencanaan.


“Sedangkan program Nan Sigab dibentuk agar masyarakat terlibat aktif dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko bencana diwilayahnya. Terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal demi menjamin keberlanjutan,” ujar Kalaksa BPBPD Padang Pariaman, Budi Mulya.


Dari program Nan Sigab, pihaknya pun melakukan pendalaman. Alhasil, Si Sigab lahir sebagai inovasi BPBD Padang Pariaman berikutnya. Adapun yang menjadi fokus dalam sasaran kegiatan Si Sigab, yaitu para IRT beserta anak-anak. Sehingga, mereka siap dan tanggap terhadap bencana.


“Penentuan IRT dan anak-anak sebagai sasaran kegiatan, karena kemampuan fisik kelompok perempuan dan anak-anak lebih lemah daripada kelompok pria. Selain itu, IRT tentunya lebih tahu tentang perlengkapan dalam rumah tangga,” tuturnya.


“Jadi, Si Sigab ini bagian dari ikhtiar dan gagasan Bupati Padang Pariaman yang dituangkan lewat BPDB Padang Pariaman untuk menyelamatkan masyarakat dari berbagai ancaman bencana,” imbuh Budi.


Sedangkan program Lencana, sambungnya, inovasi BPBD Padang Pariaman yang dihadirkan untuk pemulihan pasca bencana. Pelaksanaan program ini melibatkan perangkat nagari sebagai ujung tombak penyediaan data sekunder.


“Program ini menjadi sangat penting karena melalui dukungan data dari nagari, akan membantu daerah dalam pemulihan pasca bencana,” ujarnya didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Wirman, dan Kasi Kesiapsiagaan Heri Sugianto.


Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, sangat mengapresiasi inovasi BPBD Padang Pariaman tersebut. Untuk itu, ia berharap momentum tersebut menjadikan Kabupaten Padang Pariaman Siap Siaga dan Tanggap terhadap Bencana (Sigab).

“Melalui inovasi ini, saya berharap Padang Pariaman menjadi nagari mandiri, mampu dan mapan dalam mitigasi bencana. Begitupun juga dengan ibu-ibu, diharapkan ke depan menjadi ujung tombak kesiapsiagaan bencana dalam rumah tangga,” pesan Suhatri Bur.


Sementara itu, Ketua TP-PKK Padang Pariaman, Yusrita Suhatri Bur, bahkan bertekad akan berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK kecamatan hingga nagari, serta stakeholder untuk menggaungkan  Si Sigab, sebagai inovasi BPBD Padang Pariaman yang dinilai sangat penting untuk mitigasi kebencanaan.


“Kita akan berupaya menciptakan kader Si Sigab atau Srikandi Kebencanaan ini di kecamatan hingga nagari. Target kita, untuk memperkuat kesiapsiagaan tanggap bencana di Padang Pariaman,” ucapnya.


Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Wirman, melalui Kasi Kesiapsiagaan Heri Sugianto mengatakan, dalam launching tersebut juga dilaksanakan pemutaran video inovasi, penyerahan berita acara penetapan Nagari Siaga Tanggap Bencana (Nan Sigab) kepada Nagari Seulayat Ulakan, sebagai nagari yang memenuhi syarat sebagai Nan Sigab.


“Setelah Nagari Seulayat Ulakan Tapakis pada tahun ini, kita akan menjadikan Nagari Campago Selatan Kecamatan V Koto Kampung Dalam sebagai Nan Sigab berikutnya,” ulasnya. (**)



Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.