Baca Juga
KAB,SOLOK – Seperti diketahui bahwa Isra Mi’raj
setiap tahunnya selalu diperingati umat Islam. Oleh masyarakat, moment Isra
Mi’raj biasanya dilalui dengan berbagai rangkaian. Mulai dari pengajian,
perlombaan bernuansa Islami, kesenian Islam, bazar busana Muslim serta kegiatan
bernuansa Islam lainnya.
Untuk di Anapa Jorong Gando, Paninggahan Kabupaten Solok,
moment Isra Mi’raj, juga diperingati dengan bernuansakan Islami.
Ustadz Salman dikesempatan ini, Rabu malam (04/03/20)
menyebutkan, bahwa Isra Miraj dilakukan hanya dalam waktu satu malam saja
mengendarai buraq, yang ditunggangi oleh Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril
menuju Sidratil Muntaha dengan kecepatan yang luar biasa.
Pada perjalanannya, Rasulullah SAW berjumpa dengan para nabi
lainnya. Saat membuka pintu langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan
Nabi Adam. Lalu, di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya,
tukasnya.
Beranjak ke langit ketiga, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan
Nabi Yusuf. Setelah itu, di langit ke-empat dan kelima, Rasulullah SAW bertemu
dengan Nabi Idris serta Nabi Harun. Naik ke langit ke-enam, Nabi Muhammad
bersua dengan Nabi Musa.
Sesampai di lapisan langit ke tujuh, Nabi Muhammad SAW
disambut oleh Nabi Ibrahim, yang sekaligus menemaninya ke Sidratul Muntaha.
Sesampainya disana, Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk
melaksanakan shalat 50 waktu dalam sehari semalam, papar Ustad Salman.
Setelah mendapat wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW turun ke
langit ke-enam dan kembali bertemu dengan Nabi Musa. Mendengar Rasulullah SAW
mendapatkan perintah shalat 50 waktu dalam sehari dari Allah SWT, Nabi Musa
menyarankan untuk kembali ke Sidratul Muntaha dan meminta keringanan, tutur
Ustadz Salman.
Dikesempatan yang sama, Balon Bupati Solok Hendra Saputra SH,
M.Si menyebutkan, pada umumnya umat Islam mengetahui bahwa dari peristiwa Isra
Mi’raj, perintah atau kewajiban melaksanakan shalat wajib lima waktu bagi umat
Islam, dimulai.
Mengapa shalat diwajibkan, papar Hendra, banyak jawaban yang
bisa diberikan, salah satunya adalah media untuk mencapai kesalehan spiritual
seorang hamba dan hubungannya dengan Allah SWT.
“Shalat juga menjadi sarana untuk memperoleh keseimbangan
tatanan dalam bermasyarakat, beradab dan penuh kedamaian”. Papar Birokrat Muda
Hendra Saputra SH, M.Si.
Berbeda halnya dengan Ustadz Doni, sehubungan seputar moment
Isra Mi’raj telah dipaparkan oleh Ustad Salman dan Hendra Saputra. Kepada awak
media ini, Ustad Doni lebih cendrung membicarakan tentang Kandidat Bupati Solok
untuk 2020 – 2025 yang disukai masyarakat saat ini.
Dikatakannya, Hendra Saputra – Mahyuzil Rahmat kian hari
semakin mendapatkan banyak perhatian masyarakat Sumatera Barat, khususnya di
Kabupaten Solok.
“Ke dua tokoh ini disebut memiliki Kans (peluang) dan Fans
(penggemar) yang sangat besar di daerah Tugu Ayam Kukuak Balenggek” untuk
menuju BA 1 Kab. Solok, sebut ia.
Ustad Doni menjelaskan bahwa politik itu cukup dinamis,
bahkan banyak trik dan intrik yang terjadi sebelum masa pemilihan dan itu
merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi banyak orang.
“Hendra Saputra – Mahyuzil Rahmat, faktanya makin kesini
semakin disukai banyak umat sekaligus makin diperhitungkan oleh kandidat lain”,
pungkasnya.
Kehadiran Hendra Saputra dalam memperingati Isra Mi’raj di
kampung kami ini, disambut penuh simpatik oleh masyarakat, pungkasnya lagi.
Tak hanya itu, lanjut Ustad Doni, masyarakat Paninggahan
sangat mengenal Hendra Saputra dengan sikap santun dan rendah hatinya. Bagi
masyarakat, ketokohan 3T (takah, tageh dan tokoh) melekat kental pada diri
Hendra Saputra yang sudah mendaftar dan telah memenuhi syarat jumlah dukungan
di KPU.
“Tak hanya dalam urusan politik saja, bersilahturahmi dengan
masyarakat merupakan hal yang sangat di inginkan oleh Balon Bupati Solok ini”,
tutur Ustad Doni. (Mal/Red).