-->

Latest Post

Jakarta - Perenang Indonesia akan mengikuti Kejuraan Dunia Renang di Budapest, Hongaria, Juli mendatang. Ujicoba ini menjadi yang terakhir sebelum tampil di SEA Games 2017.

Pengurus Besar Pengurus Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) menyiapkan 20 atlet terbaiknya menuju SEA Games di Kuala Lumpur, Malaysia, 19-30 Agustus 2017. Dalam ajang itu mereka membidik lebih dari satu emas.

Untuk memenuhi target itu, PRSI sudah membidik lokasi yang akan dijadikan ujicoba para atlet yang berada di pelatnas. Kebetulan ada Kejuaraan Dunia Renang dan sepuluh perenang Indonesia dinyatakan lolos ke ajang tersebut. Mereka adalah Ressa kania Dewi, vanessae Evato, Azzahra Permatahani, I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi, Indra Gunawan, Glenn Victor Sutanto, Fadlan Prawira, Raina Saumi, dan Gagarin Nataniel Yus.

Meski ada 10 atlet yang lolos, pelatih nasional renang, Albert C. Sutanto, menyebut hanya sembilan orang yang akan turun di ajang tersebut. Gagarin diputuskan oleh pelatihnya, Marifa Herman Yus, yang juga ayahnya untuk tidak mengikuti kejuaraan tersebut. Alasannya agar tidak mengganggu program latihan.

"Jadi diputuskan untuk tidak berangkat. Keputusannya baru hari ini diberikan. Jatah Gagarin pun tidak bisa diganti karena hanya yang lolos saja yang bisa ikut kejuaraan tersebut," ujar Albert kepada detikSport.

Kasus Gagarin bisa saja berlaku untuk sembilan atletnya. Di mana dikhawatirkan peak perfomance atlet akan terjadi di Kejuaraan Dunia bukan di SEA Games.

"Soal itu kami sudah berdiskusi dengan seluruh pelatih PRSI. Mereka adalah orang yang berpengalaman dan kelas dunia. Masalah bertanding itu adalah bagian dari training juga. Jadi kami sepakat untuk tetap mengambil di Budapest ini," sambungnya.

"Karena selain memotivasi atlet bahwa goal kita itu adalah lolos Kejuaraan Dunia. Di mana lolos limit, kemudian jadi semifinalis, finalis, dan dapat medali itu adalah step yang harus di jalankan oleh atlet. Daripada kami meninggalkan level dunia untuk fokus ke SEA Games, walaupun memang pemerintah lebih memfokuskan kita ke sana, tapi kita juga harus pelan-pelan pelatih merubah cara pikir kita. Tahu mana yang paling prioritas."

"Mungkin berbeda dengan pelatih Gagarin, tapi masing-masing pelatih punya pandangan soal ini."

"Begitu soal target secara waktu sih kami tidak dibebankan. Tapi di sini bagaimana meningkatkan perfoma latihan dan mental kita dan lebih solid lagi dalam segi strategi pertandingan. Ada plus minus lah. Tapi untuk perenang sprinter ini bagus. Mereka dilatih untuk berenang cepat."

Albert, 41 tahun, juga mengomentari soal persetujuan dari Satlak Prima. Menurutnya, proposal sudah diusulkan PRSI dan sudah disetujui. Hanya sampai saat ini belum ada dana yang masuk ke PB selain honor atlet dan pelatih.

"Kami belum tahu siapa yang akan menalangi kalau PRSI bisa ya bagus, tapi jika tidak kami swadaya," tuntasnya. (mcy/mrp)

Assen - Valentino Rossi menjajal sasis baru Yamaha di tes Catalunya dan hasilnya dibilang memuaskan. Rossi pun tak sabar mencobanya di Sirkuit Assen akhir pekan ini.

Setelah meraih hasil yang kurang oke di Catalunya, Yamaha menggelar tes di trek yang sama. Rossi bersama rekan setimnya Maverick Vinales menjajal dua sasis baru.

Bagaimana hasilnya? Rossi senang dengan terobosan yang dilakukan Yamaha. The Doctor mengaku motor jadi lebih asyik ditunggangi.

Namun ada yang tetap mengganjal perasaan Rossi soal sasis barunya. Setelah merasa oke di Catalunya, Rossi penasaran menjajal sasis barunya dalam balapan MotoGP Belanda di Sirkuit Assen, Minggu (25/6/2017).

"Itu adalah tes yang bagus sebab kami bisa bekerja keras dan sangat baik selama dua hari. Tes itu digelar pada momen penting kami musim ini, di trek di mana kami kesulitan sepanjang pekan," ucap Rossi yang finis ke delapan di MotoGP Catalunya seperti dilansir Crash.

"Kami punya sasis yang beda dan kesan pertamanya cukup bagus, saya merasa lebih baik. Tapi sekarang kami penasaran mencobanya di trek lain, yang level grip dan tipe tikungannya berbeda, terutama di balapan sesungguhnya, untuk mengetahui apakah dengan sasis baru kami bisa lebih kompetitif dan kesulitan akan berkurang, juga selama akhir pekan dan ketika latihan."

"Kami akan mencobanya besok. Tapi setelahnya, masalahnya adalah kalau bagus di Assen, kami masih harus menunggunya (mencobanya) di trek lain sebab tahun ini menjadi sangat sulit untuk kuat di mana-mana," tegasnya.

Rossi menjelaskan, sasis baru Yamaha dibuat untuk mengatasi masalah di bagian belakang motor. Sebab sasis asli motor 2017, yang sedianya membuat Vinales tampil impresif selama tes musim dingin awal tahun lalu, justru membuat ban belakang lebih cepat terkikis.

"Yamaha mengerjakan sasis ini (2017) untuk meningkatkan daya tahan ban belakang yang jadi masalah buat kami di paruh kedua musim lalu. Kadang berfungsi, kadang tidak. Saya pribadi merasa sasis 2017 bikin motor lebih sering understeer, kemampuan menikung motor jadi berkurang dan itu yang menyebabkan degradasi ban di beberapa trek justru lebih parah ketimbang menggunakan sasis lama (2016). Tapi jujur, ini pendapat saya, kami juga belum yakin," jelas Rossi.

Di saat kinerja sasisnya di Assen belum diketahui, Rossi yang pasti butuh kemenangan untuk bisa menjaga peluang juaranya. Saat ini, rider Italia itu tertahan di peringkat lima klasemen dengan poin 83, tertinggal 28 poin dari Vinales di posisi pertama. (nds/nds)

Assen - Marc Marquez menilai ada kecocokan antara gaya balapannya dengan karakter Sirkuit Assen. Rider Repsol Honda itu juga optimistis soal ban.

Setelah jeda dua pekan, seri MotoGP kembali di Belanda akhir pekan ini. Marquez menuju ke sana dengan perasaan antusias.

Pebalap 24 tahun, yang di seri Catalunya lalu finis kedua di bawah Andrea Dovizioso itu, merasa karakter sirkuit Assen yang agresif dan kencang sesuai dengannya.

"Gaya balapan saya di beberapa tikungan sedikit berbeda dari sejumlah pebalap lain, di tikungan-tikungan lainnya cukup mirip. Bukan berarti itu yang terbaik, cuma berbeda di beberapa tikungan memang berbeda dan mungkin itulah gaya motor Honda," ucap Marquez seperti dilansir Crash.

"Normalnya, Anda akan mengerem sedikit terlambat dan mempertahankan kecepatan, mencoba tancap gas lebih cepat, tapi biasanya keunggulan saya memang terletak di pengereman."

"Di Assen juga kecepatan di tikungan sangatlah penting sehingga penting untuk dipahami. Tapi bagaimanapun di sini Anda akan menghabiskan banyak waktu untuk gaspol dan ini adalah trek yang mengharuskan anda untuk agresif pada ban, untuk bisa tancap gas sedini mungkin," sambungnya.

Lebih lanjut, Marquez juga meyakini ban Michelin akan cocok untuk Honda di Assen.

"Sulit untuk mengatakannya tapi saya yakin kalau itu akan bagus untuk Honda, jadi kami akan memulainya dengan mental seperti ini dan kami akan melihatnya nanti," tegasnya.
(raw/raw)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.