-->

Latest Post

BARCELONA - Rencana Barcelona melego gelandang serang Ivan Rakitic plus dana 65 juta euro demi mendapatkan gelandang PSG Marco Veratti menuai protes dari megabintang Barcelona, Lionel Messi.

Media Spanyol Don Balon menyebutkan, penyerang timnas Argentina itu meminta manajemen Barca untuk tetap mempertahankan Ivan Raktic. 

"Lionel Messi ingin Barcelona menjaga Ivan Rakitic," kata Don Balon. 

Sejak bergabung dengan Barca pada 2014 lalu, Rakitic tampil mengesankan. Hubungan Messi dan Rakitic juga sangat akrab baik di dalam maupun luar lapangan.

Permintaan Messi itu langsung direspons para petinggi Barca dan memastikan Ivan Rakitic tidak akan dijual. Messi adalah sosok yang sangat berpengaruh di Nou Camp. 

MPA,(PADANG) – Kegiatan Multaqa Da’i Internasional mulai ditabuh di Padang, Senin (17/7) ini. Ratusan ulama dan da’i yang berasal dari Afrika, Eropa, maupun Asia Tenggara hadir di Padang.
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo saat ditanyai membenarkan jika ratusan ulama dan da’i akan tiba sebelum pembukaan Multaqa Da’i. Tidak saja ulama maupun da’i dari luar negeri, juga utusan dari seluruh Indonesia.
“Kita akan kedatangan ratusan tamu dalam acara Multaqa Da’i,” ungkap Mahyeldi, kemarin.
Informasi yang diperoleh dari Walikota Padang melalui Kepala Bagian Kesra Jamilus yang dikonfirmasikan langsung ke Yayasan Al Manarah Al Islamiyah, sebanyak 506 ulama dan da’i sudah menyatakan kehadirannya pada pembukaan Multaqa Da’i. Seluruh ulama dan da’i itu tiba pada Minggu (16/7).
“Total peserta sementara yang sudah mengkonfirmasikan kedatangannya yakni 506 orang,” sebut Kabag Kesra Setdako Padang Jamilus yang didampingi Kepala Bagian Penyambutan Tamu Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Ustad Usman Baco.
Ulama ataupun da’i yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yakni sebanyak 34 orang. Mereka diantaranya yakni Ustad Muhammad Hatta Lc asal Aceh, Ustad Muhammad Jumadi Lc asal Lampung, Ustad Ahmad Alim asal Jawa Barat, Ustad Mujahid Ahlisa asal Sulawesi Barat, Ustad Muhammad Ayub asal Papua, Ustad Muhammad Mahmud asal Flores, Ustad Mustafid Anna asal Bali, Ustad Ambo Tang asal Sorong, Ustad Yusuf Harun asal Jakarta, dan lainnya.
“Seluruh ustad dari seluruh provinsi ini tiba di Padang, Minggu (16/7). Kecuali Ustad Muhammad Hatta Lc asal Aceh yang datang lebih dulu dibanding yang lain itu,” papar Jamilus.
Ditambahkan Ustad Usman Baco, sebanyak sepuluh negara se-Asean juga ikut mengirimkan ulama maupun da’i. Sepuluh negara itu yakni Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Timor Leste, Malaysia, dan Laos.
Ulama yang hadir yakni Zaid, Napsa Ahmad, Jamal Munib, Muhammad Yusuf Ocfemia (Filipina). Shafee Kara dan Ilyas Assidki (Thailand). Mustofa Yachun (Myanmar). Hasan Soleh dan Shalah Shaleh (Kamboja). Abdurrasyid Muhammad (Brunei). Muhammad Azri Azman dan Rasman (Singapura). Dr Basiron dan Dao Thanh Him (Vietnam). Julio Muslim Dacosta dan M. Anwar Dacosta (Timor Leste). Ismail Usmar dan Dr Abdul Basith (Malaysia). Serta, Imam Yahya asal Laos.
“Sedangkan dari Saudi Arabia mengutus Syaikh Hasan Bugis,” terang Ustad Usman Baco.
Tidak itu saja. Tuan rumah Kota Padang juga mengutus 179 da’i dan ulama. Begitu juga utusan da’i dan ulama se-Sumatera Barat luar Kota Padang sebanyak 139 orang. Termasuk da’i dan ulama tambahan dari Indonesia sebanyak 24 orang.
“Tamu Saudi Arabia, Eropa dan Afrika hadir sebanyak 60 orang. Begitu halnya dari perwakilan Ormas dan Tokoh sebanyak 25, serta dari Yayasan Al Manarah Al Islamiyah sebanyak 27 orang,” pungkas lelaki asal Makkasar ini.(Charlie Ch. Legi)


MPA,(PADANG) - Anggota Komisi I DPRD Kota Padang, Iswanto Kwara,Pemerintah kota mesti serius menyikapi kebocoran pendapatan yang terjadi pada sejumlah OPD (organisasi Perangkat Daerah). OPD yang seharus mencapai target pendapatan, malah ada laporannya yang di luar nalar, tidak sesuai dengan kenyataan riil di lapangan.

Salah satunya kebocoran pendapatan di sektor perpakiran. Padahal kondisi di lapangan, terpantau sangat banyak titik parkir yang ada di Kota Padang. Jumlah kendaraanpun makin pesa. Pemko perlu melakukan evaluasi dalam hal itu. Menurutnya, sangat tidak logis realisasi sektor perpakiran jauh sekali dari target yang ditetapkan. Jika memang ada indikasi pungli pada sektor perpakiran, baik retribusi maupun permainan dari oknum (mafia parkir, red), sudah seharusnya tim saber pungli bekerja mengungkap masalah itu. Dimana kendalanya, kok sektor perpakiran ini hanya bisa mencapai sekitar Rp400 juta sebulannya?” ujar Iswanto mempertanyakan

“Intinya, apakah Kota Padang tidak ingin ada perubahan,” tegas politisi PDI – P ini Minggu (16/7).

Sebagai perbandingan, katanya, di Kota Bali, PAD untuk sektor perpakirannya saja bisa mencapai Rp10 miliar setahun. “Kita tidak berbicara mengenai wisata Balinya, namun hanya berbicara soal Kota Bali nya. Kalau untuk tingkat kendaraaan motor maupun mobil, tidak begitu jauh beda dengan Kota Padang. Namun, di sana pengelolaan perpakirannya sangat baik dan para pengelolanya mempunyai komitmen yang jelas,” ujarnya.Iswanto juga memberikan contoh, kenapa saat parkir, para petugas parkir di Kota Padang tidak pernah memberikan bukti retribusinya. “Malahan, kita selaku yang membayar sering kena omelan oleh petugas. Ini kan jelas sudah pungli. Apa dasarnya kita membayar parkir sementara bukti retribusi yang kita bayarkan tidak pernah kita terima. Jelas ketika tidak ada bukti retribusi parkirnya diberikan, ini adalah suatu kebocoran,”’ ujarnya.

Bisa saja pemerintah membuat suatu mekanisme dengan membayarkan retribusi parkir sekali setahunnya langsung dengan pajak kendaraan bermotor. Jadi tidak adalagi kebocoran di lapangan. Berapa jumlah motor dan mobil yang ada, pastilah itu membayar pajak. Tinggal pemerintah saja yang akan membayar gaji juru parkir untuk mengatur di lapangan dan petugas parkir tidak memunggut lagi di lapangan nantinya.

Dikatakan, Pemko Padang telah membetuk tim saber pungli. Terkait keberadaan Tim Saber Pungli yang telah terbentuk, ia meminta keseriusan para tim dalam bekerja. Jangan nantinya Kota Padang dikatakan sudah ada tim saber punglinya, namun dinilai hanya seremonial saja.Selain itu, ia meminta Walikota untuk mengambil tindakan tegas terhadap persoalan tersebut. Jika memang terjadi praktik pungli bagi petugas atau oknum pada OPD –  OPD yang ada, Pemko harus memberikan sanksi tegas sesuai kesalahan yang dibuat agar terjadi efek jera. Hal itu juga agar oknum maupun OPD nya  jera serta praktek pungli tidak terus merajalela.


Selain itu, kepada masyarakat Kota Padang diharapkan tidak sungkan – sungkan melaporkan praktik pungli yang terjadi. “Jika benar terbukti kejadiannya, jangan didiamkan saja agar ini tidak menjadi kebiasaan bagi para pelaku serta tidak berlarut – larut terjadi,” ungkapnya. 







(Ar)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.