-->

Latest Post


MPA,(BUKITTINGGI) - Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias yang didampingi Wakil Walikota Irwandi, unsur Forkopimda dan Kepala OPD  beserta ribuan masyarakat Bukittinggi bertempat di halaman Badan Keuangan melepas keberangkatan Calon Jamaah Haji (CJH) Kota Bukittinggi menuju embarkasi Padang, Jumat (4/8).
Sebagaiman yang disampaikan Kepala Kemenag. Kota Bukittinggi Abrar Munanda, bahwa jumlah CJH yang berangkat hari ini adalah 267 CJH dari semula yang berjumlah 296 orang. Hal ini disebabkan karena adanya 29 jamaah yang tertunda keberangkatannya. Disebabkan belum keluarnya visa sejumlah 23 orang dan 6 orang lainnya merupakan keluarga pendamping, ujarnya.
Dari 267 CJH terdiri dari laki – laki berjumlah 113 orang dan jamaah perempuan sebanyak 154 orang. Jemaah termuda atas nama Siti Syarah Neldi berumur 21 tahun dan tertua atas nama Muchtar Koto Nurdin dengan usia 81 tahun.
Selanjutnya Abrar Munanda mengatakan, ”CJH Bukittinggi tergabung dalam kloter 7  embarkasi Padang gelombang 1 bersama dengan jamaah Padang dan Bengkulu. Berangkat dengan menggunakan 8 bus pariwisata, sesampai di Padang nanti akan dilakukan pemeriksaan kesehatan terakhir, penyerahan passport serta identitas diri dan pada tanggal 5 Agustus 2017 pukul 03.00 akan dilepas oleh pemerintah provinsi secara resmi menuju Madinah,” ungkapnya.
Sementara itu bagi CJH yang tertunda kebarangkatannya nanti akan dimasukkan dalam kloter selanjutya dan diperkirakan akan bergabung dengan kloter 17, jelasnya.
Walikota Ramlan Nurmatias dalam sambutannya berpesan agar para CJH senantiasa menjaga kesehatnnya, kekompakan dan memaksimalkan ibadah selama di tanah suci.
“Mari ikhlaskan niat untuk menunaikan ibadah haji , kita mendoakan agar amal ibadah para jamaah diterima Allah SWT dan mendapatkan Haji yang mabrur, jaga nama Indonesia, Sumatera Barat dan khususnya Bukittinggi, kami titipkan doa untuk seluruh warga dan masyarakat Bukittinggi,” ujar Walikota Ramlan.
Di Madinah Jamaah Bukittinggi akan menginap di daerah Markaziyah, sedangkan di Mekkah akan menginap di Azziziyah sector 4, teatnya di hotel Al Hasymiyah Al Aziziyah dengan nomor hotel 402.





(ylm/Ar)


MPA,(PADANG) - Dari 898 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di Kota Padang, Cahaya Mata Ibu II terpilih sebagai yang terbaik. Posyandu di Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo ini didaulat mewakili Kota Padang pada penilaian tingkat Provinsi Sumatera Barat, Kamis (3/8/2017).
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat Ny. Nevi Irwan Prayitno memimpin langsung tim penilai mengunjungi posyandu tersebut. Ia menyampaikan, pelayanan posyandu semakin dibutuhkan masyarakat. Tidak saja untuk penimbangan balita dan imunisasi, tetapi saat ini posyandu sudah terintegrasi dengan PAUD dan juga untuk lansia.
"Posyandu Cahaya Mata Ibu II ini adalah salah satu posyandu terintegrasi yang memang keberadaannya di lingkungan yang tepat," sebut istri Gubernur Sumbar itu.
Nevi menambahkan, peran kader posyandu sangat besar dalam mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk kesehatan. Sekaligus posyandu memberikan sumbangan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
"Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sebagai bagian dari peran kader posyandu," imbuhnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas terkait, camat dan lurah tidak kurang dalam memberikan dukungan terhadap posyandu dan kader-kadernya. Walikota Padang diwakili Asisten III Setdako Didi Aryadi mengatakan, sebanyak 3.526 kader posyandu yang ada di Kota Padang selalu diberikan pembinaan. Posyandu juga diberikan bantuan makanan tambahan, pelatihan dan peningkatan wawasan serta pemberian bantuan transportasi.
"Dalam jangka pendek secara fisik memang tidak terlihat, namun ada parameter yang dijadikan tolak ukur atas peningkatan layanan posyandu dari pembinaan yang diberikan," kata Didi.
Didi menjelaskan, meningkatnya jumlah sasaran baik bayi O tahun, balita, ibu hamil dan ibu nifas adalah indikator keberhasilan dari posyandu.
"Kita harapkan posyandu-posyandu yang ada terus meningkatkan perannya dan berinobasi untuk pelayanan," tukuknya.
Keberhasilan posyandu Cahaya Mata Ibu II menjadi yang terbaik di Kota Padang tidak lepas dari peran camat. Perhatian untuk menguatkan posyandu ini oleh camat Nanggalo dan Lurah Kurao Pagang dilakukan bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan.
Camat Nanggalo Teddy Antonius menjelaskan, Posyandu Cahaya Mata Ibu II yang berdiri sejak 2013. Kondisi sebelumnya masih kurang representatif. Setelah dilakukan perbaikan bersama warga, posyandu terintegrasi dengan PAUD ini akhirnya memiliki tempat representatif.
"Posyandu Cahaya Mata Ibu II terus dibenahi agar menjadi lebih baik. Dan diharapkan menjadi yang terbaikndi tingkat provinsi," tukas Teddy.


 


PALEMBANG - Mengantisipasi radikalisme dan tindakan terorisme di Indonesia, membuat 11 elemen di Sumsel sepakat memberantas dan memerangi hal tersebut. Hal ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh pimpinan masing-masing di Griya Agung, Sumatera Selatan, Jumat (4/8/2017).

Adapun ke-11 elemen tersebut, Polda Sumsel, Kodam II/Sriwijaya, Kejaksaan Tinggi, Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah, Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan HAM, Forum Kerukuan Umat Beragama (FKUB), Nadhlatul Ulama (MU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

MoU tersebut juga disaksikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius dan Dirjen Politik Kemendagri Mayjen TNI Sudarmo.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto didampingi Direktur Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Sumsel, Kombes Pol Slamet Hariyadi menyatakan, radikalisme dan terorisme punya potensi di setiap lini. Jadi tidak ada tempat yang benar-benar clear dari ancaman tersebut.

"Jadi, kami sepakat untuk sama-sama perangi radikalisme dan terorisme. Tidak ada ego sektoral, tapi yang kami jalani lintas sektoral," ujar Agung, di Mapolda Sumsel.

Dikatakan Agung, ke-11 elemen tersebut menyamakan persepsi dalam pemberantasan radikalsme dan terorisme. Sesuai dengan tugas pokok masing-masing dan tidak over laping.

"Mulai dari embrio hingga muncul kepermukaan. Jadi, sama-sama memeranginya," ujar mantan Kakorlantas Mabes Polri ini.

Sementara itu, mantan Amir Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abas asal Malaysia menuturkan, ajaran yang diyakini pelaku teror selama ini tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dia juga mengaku, apa yang dilakukannya dulu, benar-benar salah.

"Sangat keliru, terutama soal makna jihad. Indonesia mesti berbahagia karena punya Pancasila yang bisa menaungi rakyatnya yang majemuk," ujar dia. 

  




Sumber Sindonews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.