-->

Latest Post



MPA,JAKARTA - Prajurit TNI kembali mengharumkan nama Indonesia dalam ajang lomba tembak Angkatan Darat (AD) negara-negara ASEAN atau The ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2017 di Singapura. 

Dalam kejuaraan yang digelar selama sepuluh hari sejak 14-23 November tersebut, TNI AD berhasil menjadi juara umum dengan menyabet 9 tropi, 31 medali emas, 10 perak dan 10 perunggu. 

Danjen Kopassus Mayjen TNI Madsuni dalam amanatnya yang dibacakan Wakil Danjen Kopassus Brigjen TNI Richard TH Tampubolon mengatakan, prestasi ini merupakan manifestasi kerja keras kontingen TNI AD sehingga mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. 

"Kontingen TNI AD meraih prestasi terbaiknya dalam sepanjang penyelenggaraan AARM dan memecahkan rekor baru ASEAN," ujarnya, kemarin. 

Sedangkan peringkat kedua diraih Thailand dengan 3 tropi; 7 emas; 12 perak dan 6 perunggu. Peringkat ketiga diduduki Filiphina dengan raihan 1 tropi; 3 emas; 8 perak dan 7 perunggu. Sementara tuan rumah Singapura meraih peringkat keempat dengan 2 emas: 9 perak dan 13 perunggu. 

"Saya atas nama Danjen Kopassus dan keluarga besar Angkatan Darat mengucapkan selamat atas yang dicapai. Yang terpenting adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan prestasi itu di tahun-tahun yang akan datang. Tingkatkan terus kemampuan kalian karena mempertahankan sebagai juara akan lebih sulit daripada memperolehnya," katanya. 

Dia menjelaskan, lomba tembak ini telah digelar sebanyak 27 kali sejak 1991 silam dan diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filiphina, Singapura, Vietnam, Myanmar, Laos, Brunnei Darusalam, dan Timor Leste.

Adapun kategori yang dipertandingkan di antaranya, senapan, karaben, pistol putra dan putri serta senapan otomatis atau machine gun. Untuk mengikuti ajang tersebut, TNI AD mengirimkan 62 personel terdiri dari 37 petembak Kopassus: Kostrad, Kodam II/Sriwijaya, Kodam V/Brawijaya, Kodam VI/Mulawarwan, Kodam IV/Hasanuddin dan Kodam XVI/Pattimura serta Pusdikku Kodiklat TNI AD. 

"Lomba ini merupakan momentum yang sangat strategis untuk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitas prajurit TNI AD di kancah internasional," ujar Kepala Penerangan (Kapen) Kopassus Letkol Inf. Joko Tri Hadimantoyo. 

Selain itu, lomba ini juga sebagai ajang interaksi antar sesama prajurit Angkatan Darat negara-negara ASEAN sekaligus menunjukkan profesionalitas prajurit TNI di mata dunia. 
Komandan Kontingen Mayor Inf Nur Wahyudi mengaku bersyukur kontingen petembak TNI AD kembali ke Tanah Air dengan mengharumkan nama baik Indonesia di pentas internasional. 

"Dengan 9 tropi ini merupakan rekor dengan medali emas 31. Perolehan 9 tropi pernah terjadi pada 2006, 2011, 2015, dan sekarang 2017 dengan keunggulan emas. Ini merupakan prestasi yang luar biasa," katanya. 

Menurut dia, selain kerja keras kontingen, keberhasilan petembak dalam menjuarai lomba ini tidak lepas dari soliditas dan kekompakan tim disemua kategori baik senapan, pistol, karaben dan sebagainya. Dia menyebutkan, ada 11 petembak baru dan 26 petembak lama yang ikut dalam lomba ini. "Persiapannya sekitar setahun. Yang paling kuat menurut kami adalah Thailand sejak awal berdirinya AARM, Thailand selalu berada di nomor dua," katanya. 

Kesulitan yang dihadapi dalam lomba tembak kali ini adalah perubahan lapangan tembak untuk kategori pistol putra dan putri dari outdoor menjadi indoor di Singapura.(*)













Sumber SindoNews

MPA,JAKARTA - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dirtipikor) Bareskrim Mabes Polri menetapkan seorang pejabat di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berinisial C terkait kasus dugaan pembelian 65 kapal patroli fibre. ‎

Proyek yang digarap oleh Kesatuan Kerja Peningkatan Fungsi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) ini dianggarkan Rp36,5 miliar pada 2013-2014.

"Tersangka C dinaikkan statusnya dari saksi menjadi tersangka pada Senin (16/10) lalu. Dalam proyek ini yang bersangkutan sebagai Kapokja (proyek) Pengadaan Kapal," ujar Direktur Tipikor Bareskrim Polri Brigjen Pol Ahmad Wiyagus dalam keterangannya, Jumat (24/11/2017).

Wigayus menjelaskan, proyek dianggarkan Rp36,5 miliar untuk pembelian 65 unit kapal patroli fibre. Sayangnya, hingga batas waktu yang ditentukan hanya 51 unit kapal yang selesai dan diserahkan sementara sisanya 14 unit belum. "Penyidikan lebih difokuskan terhadap paket pekerjaan kapal patroli fibre yang tidak selesai sesuai kontrak yang telah ditentukan," ungkapnya. 

Menurut dia, pihaknya sudah memeriksa 35 orang saksi termasuk ahli dari pengadaan barang dan jasa (LKPP), ahli penghitungan kerugian negara (BPK) dan ahli penghitungan volume pekerjaan kapal dari Badan Klasifikasi Indonesia (BKI). ‎Terkait berapa kerugian negara, pihaknya masih menunggu hasil audit BPK. "Kami pastikan akan ada tersangka lain selain C," terangnya.

Jenderal bintang satu ini mengungkapkan, saat ini penyidik sedang dilakukan pengecekan fisik terhadap kapal-kapal patroli dalam rangka mengetahui volume pekerjaan atas pembuatan kapal patroli yang dilakukan perusahaan pemenang. 

Pemeriksaan fisik dilakukan bersama-sama dengan dibantu KPK, ahli dari BKI dan BPK. Pengecekan difokuskan pada perusahaan pembuat kapal seperti di Surabaya, PT Pantheon di Galangan PT Pantheon, ‎PT F1 Perkasa di Banyuwangi, di KSOP Tarakan dan di KSOP Pekanbaru (buatan PT MBB). 

Pengecekan kapal patroli juga diakukan di KSOP Sebuku di Kalsel, buatan PT SSB) di perairan di Banjarmasin buatan PT SSB dan pengecekan kapal patroli kelas V di Labuhan Bajo NTT buatan PT Pantheon. "Secara fisik kami ingin mengetahui bagaimana volume pekerjaan atas pembuatan kapal patroli tersebut," tandasnya.(*)


















Sumber SindoNews


MPA, PADANG — Ini memang sebuah balapan yang menguras tenaga, kekuatan kaki dan fisik harus menjadi poin utama. Bukan berarti, harus balapan dengan sebuah alat yang disebut mesin. Tapi ini, tentang sebuah balapan sepeda yang dikayuh.

Berpacu pun bukan di tempat merupakan sebuah sirkuit ataupun trek yang disediakan khusus untuk sebuah balapan. Namun, balapan ini berada di jalan umum, dengan berbagai kondisi jalan, menikung, tanjakan, turunan, dan bahkan dengan lebar badan jalan yang sempit, menjadi tantangan tersendiri untuk menaklukan setiap rute perjalanan.

Balapan sepeda di jalan umum, bukanlah perkara mudah. Untuk memastikan bahwa jalan yang dilalui harus aman, aman agar tahu ada tikungan tajam, aman ada turunan, dan aman dari kondisi jalan yang terkadang perlu untuk mengurangi kecepatan.

Peran yang memastikan aman bagi pembalap sepeda itu ialahMarshall (pengawal). Menjadi marshall pada iven balap sepeda, bukanlah hal mudah. Karena para marshall harus melajukan kendaraan sepeda motornya dengan kecepatan di atas 100 kilometer per jam.

Berbicara tentang marshall, Suandi Arizona, yang merupakan Pilot marshall sudah cukup banyak mengikuti berbagai kegiatan balap sepeda, berbagi cerita tentang pengalamannya selama menjadi marshall. Baginya, menjadi marshall pada event balap sepeda yang bersifat tour, sudah cukup lama ia jalani.

Terhitung sejak tahun 2010, merupakan pertama kali dirinya menjadi pilot Marshall pada event balap sepeda Tour de Jakarta-Bali. Ketika itu, hal yang ia rasakan ialah kepuasaan tentang perjalanan dan kepuasaan keindahan alam Indonesia.

Menurutnya, menjadi pilot marshall ialah kesempatan untuk mengenali Indonesia secara gratis, dan mendapat menjalin persaudaraan lebih banyak lagi.

Kesempatan itu didapatkannya, karena dinilai memiliki pengalaman dalam touring dengan motor gede, yang berlatar belakang sebagai anak club motor Thunder Padang Club, merupakan jalan baginya terpilih untuk menjadi pilot marshall.

“Saya dari Thunder Padang Club, jadi dulu itu ada kenalan dengan teman-teman Thunder Jakarta Club, dan mereka mengajak saya. Setelah saya dapat penjelasan terkait menjadi pilot marshall, saya pun tertarik,” katanya, Jumat (24/11/2017).

Menjadi pilot marshall pada intinya ialah sebuah tugas yang cukup bersiko. Kecelakaan dengan kondisi luka-luka atau bahkan patah tulang, adalah resiko yang tidak bisa dihindari. Namun, persoalan itu terpulang kepada pengalaman sang pilot dalam memahami medan jalan dan pengalaman dalam turing.

Jika berbicara penat atau lelah dalam perjalananan yang mencapai ratusan kilometer, bagi pilot marshall sudah menjadi hal yang biasa. Apalagi soal hujan ataupun panasnya terik matahari yang menemani sepanjang rute perjalanan, sudah menjadi makanan para pilot marshall.

“Dulu ada teman yang ikut Marshall, sempat meninggal dunia akibat kecelakaan saat mengiringi para pebalap sepeda. Ketika itu, jujur rasa takut mulai datang,” jelas pria yang bekerja sebagai Tim Emergency BPBD Padang Panjang itu.

Bagi Suandi, menjadi pilot marshall ialah kesempatan pelepas hobi touring dan kesempatan mengenali indahnya Indonesia. Apalagi, setelah sekian kali mengikuti iven balap sepeda internasional, seperti Tour de Jakarta – Bali, Tour de Celebes, Tour de Flores, dan Tour de Singkarak. Membuat Suandi, merasakan hidup sebagai petualang jalan raya, dengan alam yang Indonesia.

Sensasi itu lah, yang membuat dirinya memilih untuk ikut sebagai pilot marshall. Mengenali Indonesia dengan menjadi marshall, antara hobi dan kepuasaan diri menikmati alam nan indah ini.

Selain Suandi, pilot marshall asal Padang, Nofian Reza atau akrab disapa Mak Jo juga memiliki pengalaman yang bisa memberikan inspirasi bagi kalangan para suami, dalam hal mencari nafkah keluarga.

Bercerita menjadi pilot marshall, sudah dijalaninya sejak 2010, yang merupakan tahun kedua diselenggarakannya Tour de Singkarak. Ketika itu, mengingat pertama kali menjadi pilot, ia sering mendapat teguran dari panitia penyelenggara, karena ada beberapa hal yang dinilai membahayakan para pebalap saat membonceng awak media dalam pengambilan gambar.

“Saya dari Thunder Padang Club juga, sama dengan Suandi. Keseharian saya menjalani usaha warung bersama istri. Alasan memilih menjadi pilot marshall, selain untuk menjajal alam yang ada di Sumatera Barat, menjadi pilot marshall juga mencari sedikit rezeki,” ucapnya.

Menjalani usaha warung, dan menghidupi istri dan dua orang anaknya, Mak Jo merasa butuh mencari rezeki tambahan. Untuk itu, momen event balap sepeda Tour de Singkarak yang digelar satu kali dalam setahun, merupakan momen yang paling ditunggu.

Mak Jo sendiri, sempat absen mengikuti Tour de Singkarak, seperti pada 2009, 2012, dan 2016. Hal itu dikarenakan ia tidak mendapat panggilan untuk menjadi pilot marshall. Kendati merasa berharap menjadi pilot marshall, dan tidak mendapat panggillan, Mak Jo tidak merasa sedih, karena baginya belum rezeki pada tahun tersebut.

“Usaha bersama keluarga yang diutamakan, kalau yang pilot marshall, merupakan rezeki tahunan,” katanya.

Kini, pada Tour de Singkarak 2017, Suandi bersama Mak Jo dan teman teman lainnya mendapatkan kesempatan ikut terlibat pada event balap sepeda internasional tersebut. Hingga etape kemarin VI, ada 40 pilot marshall yang berpartisipasi untuk mengikuti Tour de Singkarak. (*)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.