-->

Latest Post


MPA,PADANG - Kesadaran masyarakat Kota Padang untuk menyelamatkan masa depan mereka cukup tinggi, terlihat dari banyaknya masyarakat peserta asuransi.


Hal ini mengantarkan kota dipimpin Walikota Mahyeldi Ansharullah ini mendapatkan penghargaan sebagai "Kota Ansuransi" dari Dewan Asuransi Indonesia pada puncak kegiatan Hari Asuransi di Kota Padang, Sabtu (9/12/2017).



Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah menyebut penghargaan sebagai Kota Asuransi yang diberikan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat untuk menyelamatkan masa depannya. Pemerintah Kota Padang turut mendorong agar masyarakat berpikir ke depan untuk menyelamatkan aset-aset dan jiwa dan keluarga mereka dari kemungkinan buruk yang terjadi.



Pemko Padang mendorong masyarakat agar menyelamatkan masa depan mereka, baik jiwa, harta dan aset-aset lainnya. Salah satu solusinya adalah dengan asuransi," sebut Mahyeldi dalam konfrensi pers di Auditorium Gubernuran Sumatera Barat siang tadi.



Ia menambahkan, dalam waktu dekat Pemko Padang juga merancang asuransi kebencanaan supaya masyarakat tetap bisa bangkit kembali bila sewaktu-waktu ada hal buruk terjadi. Termasuk asuransi kebakaran dan gempa bumi dan bencana lainnya.



"Pemko Padang juga sedang merancang asuransi kebencanaan guna melindungi masyarakat dari bencana maupun pasca bencana," tukuknya.



Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Ototritas Jasa Keuangan (OJK), Riswinandi mengatakan, perkembangan industri asuransi di Kota Padang menunjukkan trend yang menggembirakan. Dari tahun ke tahun peserta asuransi semakin banyak sehingga Padang layak diakui sebagai Kota Asuransi.



"Industri asuransi berkembang baik dan menggembirakan di Kota Padang. Ini patut diapresiasi sebagai Kota Asuransi," sebutnya.



Senada dengan Ketua Umum DAI Hendrisman Rahim, industri asuransi di Kota Padang termasuk yang terbesar perkembangannya di Indonesia sehingga kota ini dipilih sebagai tempat penyelenggaraan puncak Hari Asuransi.



Dalam kesempatan ini turut hadir Ketua DPRD Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim. Ia memberikan pendapat terkait Kota Padang menjadi Kota Asuransi. Dinilainya pantas untuk hal itu karena kota ini mencapai kemajuan hampir di semua sektor.



"Keggihan walikota membangun Kota Padang membuat semua sektor bergairah termasuk  investasi, perbankan dan industri asuransia," sebutnya.(du/yz/Ar)

MPA,JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membangun soliditas di tubuh TNI.

"Menyolidkan TNI. Harus solid dulu tidak boleh terpecah-pecah, harus satu kebijakan. Kemudian loyalitas harus tegak lurus, terus ke Presiden, enggak ada belok-belok," ujarnya usai upacara serah terima jabatan (sertijab) Panglima TNI dari Jenderal Gatot Nurmantyo kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Lapangan Apel B III Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (9/12/2017).

Selain itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga meminta agar Panglima TNI yang baru bekerja lebih keras lagi mengingat tantangan ke depan sangat berat. "Tantangan ke depan lebih keras, lebih berat. Cara mengatasinya dengan bekerja keras," ucapnya.

Hadir dalam sertijab tersebut, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso, Kepala Basarnas Marsekal Muda M. Syaugi, pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati. Pangam Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo, Wakapolri Komjen Pol Syarifuddin. 
(whb/Ar)

















Sumber: SindoNews



MPA,AGAM - Bau tak sedap merebak di sekitar Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pasalnya, sekitar 100 ton ikan milik para pembudidaya ikan keramba jaring apung di danau vulkanik itu mati dan membusuk.

Bau tak sedap mulai tercium dari Muko-muko Nagari Kotomalintang sampai ke Bayur. "Kondisi ini terjadi semenjak Minggu (3 Desember 2017) sampai hari ini," ucap Jondra Putra (36), seorang warga sekitar Danau Maninjau, Selasa, 5 Desember 2017, dilansir Antara.

Bau ini  merebak lantaran pembudidaya di Danau Maninjau membuang bangkai ikan ke danau. Ia berharap selanjutnya pembudidaya ikan mengumpulkan bangkai ikan dan menguburnya di tempat yang jauh dari permukiman warga.

"Dengan cara itu, kondisi udara tidak akan tercemar dan wisatawan akan betah berada di danau tersebut," katanya.

Sejumlah pembudidaya ikan keramba jaring apung mengaku membuang ikan yang sudah mati ke danau karena tidak punya tempat dan tenaga untuk mengubur ikan. "Ini kendala kami, sehingga ikan di buang ke dalam danau, beberapa hari ke depan daging ikan sudah habis terurai," ujar, Tami (63), salah satu pembudidaya ikan di Danau Maninjau.

Adapun Wali Nagari Kotomalintang, Nazirudin, mengimbau pembudidaya ikan mengubur bangkai ikan atau menjadikannya sebagai makanan lele. Dengan begitu, tidak mencemari lingkungan.

"Imbauan ini sering kita sampaikan pada pembudidaya saat pertemuan," katanya.

Salah seorang warga Alai di sapa Edi tinggal di tepi danau maninjau, kematian ikan keramba sudah sering terjadi, tapi para pengusaha ikan keramba tak jera-jera, sehingga negeri ini sering menjadi baun ikan mati, kedepannya dia meminta pemerintah untuk segera turun tangan bahwa danau maninjau tidak cocok untuk ikan keramba, cocoknya kembalikan danau maninjau sebagai daerah objek wisata yang alami.

Disini di perlukan ketegaskan pemerintah setempat dan juga provinsi, kembalikan danau maninjau ke fungsinya sebagai daerah objek wisata yang mendunia, seperti tahun 80 an, bangsa asing banyak berkunjung sambil nikmati indahnya alam danau maninjau, sekarang lingkungan danau berbau taksedap siapa yang datang dan di salahkan, ujar edi dengan wajah sedihnya sambil memandang  ikan terapung dan mati di danau maninjau tersebut.

Secara terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agam, Hamdi mengatakan, pemerintah tidak bisa menggunakan Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Penggelolaan Lingkungan Hidup untuk menindak pembudidaya yang mencemari danau. Sebab, mereka tidak memiliki izin.

"Apabila mereka memiliki izin dari pemerintah, maka izin usaha mereka akan kita cabut karena telah mencemari lingkungan," ujarnya.

Paling tidak sekitar 100 ton ikan nila yang dibudidayakan di Danau Maninjau, semenjak Senin, 27 November lalu, mati akibat angin kencang disertai curah hujan yang cukup tinggi melanda daerah itu sehari sebelumnya. Kematian ikan-ikan itu mencemari danau.

"Kita telah melarang pembudidaya melakukan aktivitas di danau untuk beberapa tahun ke depan," kata. (*) 

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.