-->

Latest Post

MPA - Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli atau yang lebih dikenal dengan sebutan Inyiak Canduang, seorang ulama dari golongan kaum tua asal Sumatera Barat, diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Seorang alim yang disejajarkan dengan Hasyim As'yari sang pendiri Nahdlatul Ulama itu, bagi masyarakat Minangkabau, lebih populer disebut Inyak Canduang: inyiak bermakna orang yang dituakan atau dihormati dan canduang diambil dari kampung kelahirannya, yaitu Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.


Inyiak Canduang yang semasa hidupnya gigih mempertahankan mazhab Syafi'i dan pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiah Canduang itu dianggap layak menyandang gelar pahlawan nasional. Alasan utamanya, banyak catatan sejarah tentang rekam jejak Inyiak Canduang di kancah perjuangan nasional.

Inyak Canduang lahir pada 1871 Masehi dan wafat pada 1 Agustus 1970 M. Pada 1928, dia bersama Syekh Abbas Ladang Lawas dan Syekh Muhammad Jamil Jaho mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah.

Dia juga seorang anggota Konstituante utusan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), merupakan organisasi massa Islam yang berbasis di Sumatera Barat.

Inyak Canduang menjadi anggota Konstituante pada 1950-an, tak lama setelah Indonesia mengadakan pilihan raya membentuk sebuah badan atau lembaga yang dinamakan Konstituante.

Konstituante menyusun Undang Undang Dasar yang lebih permanen, menggantikan UUD 1945 yang disusun sebagai UUD sementara menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, sebelum dibubarkan oleh Presiden Soekarno dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Ulama Termasyhur asal Sumatra Barat Diusulkan Jadi Pahlawan
Usulan Inyiak Canduang untuk menjadi pahlawan nasional sudah disampaikan secara langsung oleh tim penggagas yang terdiri atas sejumlah tokoh setempat kepada DPRD Sumatera Barat. Tim sudah bertemu Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim, pada Selasa, 16 Januari 2018.

Menurut Ketua Yayasan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Inyiak Canduang, Syukri, gagasan usulan Syekh Sulaiman menjadi pahlawan nasional dicetuskan dengan melibatkan pihak yayasan, ikatan alumni MTI dan dari keluarga Inyiak Canduang.

"Rekam jejak sejarah Inyiak Canduang di kancah perjuangan Nasional inilah yang kemudian menjadi dasar utama bagi tim penggagas dalam mengusulkan Inyiak Canduang menjadi pahlawan nasional," kata Syukri.

Syufyarma Marsyidin, penanggung jawab Yayasan MTI, menjelaskan bahwa kepatutan Inyiak Canduang menjadi pahlawan nasional didasari beberapa hal, yakni ia seorang ulama besar sekaligus seorang pendidik. Pemikirannya sebagai ulama juga telah menjadi referensi bagi banyak guru besar dari berbagai universitas di Indonesia.

Di dunia pendidikan, Inyiak Canduang juga mendirikan pesantren MTI dengan tujuan mencerdaskan bangsa Indonesia, memperbarui pemikiran anak bangsa lepas dari pikiran-pikiran feodal penjajah.

Inyiak Canduang juga seorang politikus. Partai Perti menjadi peserta pemilihan umum pertama tahun 1955. Pada sidang pertama Konstituante di Bandung, Inyiak Canduang menjadi pimpinan sidang.

Ketua DPRD Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim berpendapat, sosok Inyiak Canduang memang layak mendapat gelar pahlawan nasional. Pemerintah Provinsi dan DPRD akan mendukung penuh upaya pengusulan gelar pahlawan itu.

"Seluruh berkas persyaratan dan dokumen pendukung hendaknya dilengkapi agar pemerintah pusat dapat menyetujui pemberian gelar pahlawan nasional tersebut," kata Hendra.(*)















Sumber: Viva.co.id

MPA,JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi melantik Marsekal Madya (Marsdya) TNI Yuyu Sutisna menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara.

Marsdya Yuyun sebelumnya merupakan Wakil KSAU di bawah kepemimpinan Marsekal Hadi Tjahjanto yang diangkat menjadi Panglima TNI.

Lahir di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, 10 Juni 1962, Yuyu Sutisna mengawali kariernya menjadi Letnan Dua dari Akademi TNI AU tahun 1986.

Pria 55 tahun itu merupakan Penerbang Tempur F-5 Tiger hingga puncak jabatan sebagai Komandan Skadron Udara 14, diraih di Lanud Iswahyudi. Pada tahun 2001, Yuyu Sutisna meraih Badge 2.000 jam terbang dengan Pesawat F-5 Tiger II.
 
Yuyu juga pernah menjadi Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Iswahyudi, Madiun, pada 2012. Kemudian pada 21 Maret 2014 dia dimutasi dari jabatan Danlanud Iswahyudi menjadi Kas Koopsau II, Wakil Asisten Operasi Kasau, Staf Khussus Kasau, dan pernah menjabat Pangkoopsau I.

Sebelumnya, pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai pilihan Jokowi untuk menunjuk Yuyu Sutisna menjadi KSAU adalah tepat.

"Tentu akan jadi mitra kerja yang baik bagi Panglima TNI apalagi yang bersangkutan seangkatan dengan Panglima TNI angkatan 86," kata Susaningtyas Kertopati, dikutip dari Sindonews Rabu (17/01/2018).

Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menilai, pengalaman Yuyu dalam menjaga kedaulatan Dirgantara sangat mumpuni.

"Yuyu harus pandai mengimplementasikan janji Panglima TNI saat fit and proper test di Komisi I DPR, bahwa akan melaksanakan network centric operation," tegasnya.









(maf)

MPA,PADANG - Sebelum jatuh korban sejumlah warga Kuranji dan Pauh meminta pemerintah setempat supaya melakukan perbaikan jembatan Gunung Nago yang ada di Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang,

Karena jembatan tersebut menghubungkan kedua daerah itu, sekarang dalam keadaan rusak berat,Jembatan itu kembali berlubang dan berbahaya bagi masyaraka yang melintasinya," ujar salah seorang warga kuranji yang nama nya tidak mau disebutkan.

Dia menambahkan,meski keadaan di jalan sekitar jembatan telah bagus, namun masyarakat tetap waspada, karena jembatan yang dasarnya ditutupi lempeng baja kembali lepas sekrup, dan kayu balok penyangga nya juga sebagian sudah lapuk..

Hal ini berbahaya mengingat dasar di bawahnya hanya kayu yang kemungkinan sudah pada lapuk, dan ditutupi dengan besi plat yang sudah pada patah,”ujarnya.

Menurutnya jembatan itu kini berbahaya bukan hanya warga yang melintas, namun kegiatan di bawahnya seperti mandi dan menambang.

Sedangkan intensitas kendaraan terus mengalami peningkatan setiap harinya.

"Untuk itu kami berharap ini segera mendapat perhatian dari pemerintah setempat,sebelum jatuhnya korban," ujarnya.

Dilain pihak Heru alias Ince, salah seorang warga sekitar Kapalo koto mengatakan, bagi kedua warga kecamatan Pauh dan Kuranji, jembatan gunung nago cukup penting untuk alternatif jalur.

Sebab lewat jalur By Pass waktunya lebih lama khususnya bagi pegawai juga mahasiswa Universitas Andalas yang kampusnya di Pauh,dan pekerja yang hendak menuju indarung.

Sedangkan bagi warga Pauh hal ini penting untuk mempercepat ke Kuranji dan sebaliknya. Hal ini penting mengingat kecamatan Pauh dan Kuranji rata-rata warganya memiliki keluarga,”pungkasnya.


(ar)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.