-->

Latest Post


MPA,PAYAKUMBUH - Semangat Gotong royong merupakan budaya masyarakat Indonesia yang sangat kental dengan kebersamaan begitulah yang dilaksanakan masyarakat Kelurahan Bulakan balai Kandi untuk mewujudkan kelurahan bersih, dan Asri.

Minggu (11/03) Masyarakat Kelurahan Bulakan Kandi melaksanakan kegiatan gotong royong, giat ini dilaksanakan karena Bulakan Balai kandi ditetapkan oleh Walikota Payakumbuh Reza Falepi melalui dinas Lingkungan hidup menjadi salah satu kelurah yang menjadi peserta Gerakan Sumbar bersih, giat ini juga diikuti dua kelurahan di Payakumbuh yakni kelurahan Bulakan balai kandi dan kelurahan sungai durian serta diikuti 16 kelurahan dan 12 kecamatan di Sumatera barat.

Dibawah pimpinan lurah Hendri, SH yang juga Sekertaris Porbi Kota Payakumbuh berniat untuk menggerakkan pemuda Bulakan balai Kandi lebih baik kedepannya, bersinergi bersama Ketua Karang taruna Bulakan Balai Kandi Roby Setiadi. H  yang juga menjabat sebagai ketua karang taruna Kec. Payakumbuh barat, Hendri bersama-sama membangun Bulakan balai kandi lebih baik kedepannya, terbukti dengan telah berdirinya Pos Kamling untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman serta Keamanan dan ketertiban masyarakat yang lebih kondusif.

Roby Setiadi sangat mengapresiasi kegiatan Gerakan Sumbar bersih untuk memberikan contoh kepada kelurahan lain agar berawal dari lingkungan bersih dan masyarakat yang solid "indak Ado basisiah basibak" baik pendatang maupun pribumi kita gerak cepat bersama-sama  membangun masyarakat yang solid, tutup Roby yang juga ketua Porbi Kota Payakumbuh. (Ard/ul)

MPA,SUMBAR - Generasi Muda Sumatera Barat jika ingin sukses mesti jauh nakorba dan prilaku menyimpang Lesbian,  Gay,  Biseksual dan Transgender (LGBT). Jangan putus cinta,  frustasi pelarian ke nakorba dan LGBT, itu salah dan tidak benar. 



Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit ketika membuka Seminar Nasional Ikatan Mahasiswa Pemuda Pelajar Pesisir Selatan (IMPPS) Kampus Univesitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol  Padang, pada Minggu (11/3/2018). 

Hadir dalam kesempatan itu Ketua DPRD Kabupaten  Pessel, Pembina IMPPS Drs. Yulizar Yunus dan beberapa narasumber lainnya.  

Lebih lanjut Wagub Nasrul Abit menyampaikan, ananda hidup adalah perjuangan yang tak kenal kata menyerah, segala sesuatu yang dicita-citakan mesti berkorban,  bekerja,  berusaha sekuat hati agar mendapatkan segala mimpi dan harapan yang diinginkan.  

Kegagalan itu hal biasa tapi jangan membuat kita jadi patah arang dan melarikan diri pada hal-hal yang merusak diri sendiri.  Kita harus bangkit menjadi yang terbaik,  tidak ada alasan untuk surut jika gagal,  dan terus mencoba kembali hingga berhasil karena saat ini persaingan global telah menanti diri dalam persaingan global dengan negara-negara sahabat.

Kita berharap banyak kepada generasi muda kita saat ini jumlah sudah semakin besar dan merupakan kekuatan bangsa memajukan negeri tercinta, himbau Nasrul Abit. 

Wagub Nasrul Abit mengingatkan, saat ini 75 persen penyakit Aids dan HIV  berasal dari perbuatan sek menyimpang LGBT dan narkoba. Dan dari data sementara yang di dapat berbagai pihak LGBT terbesar Indonesia itu berasal dari Sumatera Barat. 

Saat ini kita bersama tim sedang melakukan pendataan yang lebih detail mudah-mudah akhir maret ini selesai. Setelah itu baru kita petakan titik persoalan dan tindakan apa yang akan disepakati dalam menumpas LGBT di Sumatera Barat. 

Kehidupan LGBT adalah kehidupan yang semua agama melarang dan tidak baik disegi kesehatan.  Dan dalam budaya minang dengan filosofi Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) jelas-jelas tidak ada dalam budaya dan adat minangkabau, tegas Nasrul Abit 

Wagub juga menyampaikan,  begitu memprihatinkan kondisi Sumbar saat ini, anak perempuan sekamar bisa lesbian,  anak laki-laki sekamar gay dan jika anak perempuan dan laki-laki sekamar belum nikah lebih gawat lagi. 

Ibarat buah simalakama, karena begitu dahsyatnya ancaman LGBT di Sumbar,  dan baru ketahui pula ketua perhimpunan LGBT Indonesia orang minang. Dan ada data LGBT yang beroperasi si Padang ada 100 orang dan 150 orang laki-laki itu telah beristri.

Sedih dan pilu hati kita mengetahui ini betapa tatanan budaya minang nan elok ini dicoreng dengan prilaku generasi minang melakukan perbuatan yang amat dibenci Allah SWT.  

Kondisi ini akan kita rapat pertama dengan Forkopimda, MUI,  LKAAM,  Bundo Kanduang, tokoh pemuda serta stageholder lainnya, dalam menyikapi kondisi ini, ujar Nasrul Abit. 

Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan peranan mahasiswa, pemuda pelajar membangun nagari sesuatu yang perlu dilakukan generasi muda saat ini.  Karena pembangunan nagari menjadi ujung rombak dalam keberhasilan pembangunan daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  

Dan kita akui saat ini, sumberdaya manusia dinagari amat kurang sekali terutama dalam pemanfaatkan teknologi informasi serta persoalan administrasi akuntansi.  Jika ini dapat diikutkan para pemuda kita yang telah tamat kuliah dan mengabdikan dirinya membangun nagari masing-masing baik dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari maupun pada kegiatan pembangunan lainnya, kegiatan sektor ekonomi dan lain-lain sesuai spesifik potensi daerahnya.

Tentu percepatan pembangunan nagari menjadi lebih baik,  generasi muda jangan selalu berharap jadi PNS, Jadi pengusaha, pedagang dan kegiatan jasa lainnya tentu jika dimulai sejak dini akan mampu memberikan hasil yang lebih baik nanti. 

Yang terpenting jadi generasi muda mesti gigih,  jangan mudah menyerah dan takut gagal,  karena kegagalan juga merupakan pelajaran.(ar)

 Foto/SINDOphoto

MPA,JAKARTA - Intensitas Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang membangun hubungan dan bermuhibah dengan kalangan ulama dianggap tepat. Langkah Tito tersebut dianggap positif untuk membangun sinergi antara Polri dan umat Islam yang terkesan kurang harmonis.

Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN, Siti Napsiyah menyatakan, apa yang dilakukan Kapolri menentramkan semua pihak. Kesan seolah Kapolri jauh dengan kalangan Islam pupus dan pernyataan-pernyataan Tito yang fokus pada persatuan bangsa dimana umat Islam adalah bagian dari bangsa ini dapat dipahami.

Menurutnya, dalam beberapa kesempatan statmen Tito yang menegaskan perlunya persatuan bangsa sudah tepat. Tito menginginkan agar komponen bangsa, termasuk umat Islam tak terpecah belah dan mau diadu domba, mau bertabayun setiap mendengar informasi yang kurang pas.

Siti melanjutkan, sikap Tito tercermin saat memberikan sambutan di hadapan pengurus Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), di SMK Islam Perti, Jalan Tawakal Raya, Jakarta Barat pada Sabtu 10 Maret 2018, seperti dilansir SindoNews.

"Pak Tito menerangkan secara gamblang alur kasusnya, mana yang benar, mana yang hoaks. Pesannya sampai, betapa setiap isu jika tidak ditanggapi dengan cepat bisa berujung kisruh. Itu karena power of social media," ujar Siti, Minggu (11/3/2018).

Terkait dugaan kemungkinan adanya upaya sistematis di balik kasus penyerangan terhadap ulama, Jenderal Tito dapat mengerti. Hal itu dikatakannya saat ceramah di hadapan jemaah Muhammadiyah saat pengajian di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat 9 Maret 2018.

Dia berpandangan jangankan rakyat, polisi saja bingung dengan tiga kasus penyerangan ulama yang pelakunya sama-sama orang tak waras dan kejadiannya berdekatan waktunya. Tito menjelaskan, sebenarnya peristiwa tersebut adalah peristiwa sepintas. Tapi di media sosial dibumbui, lalu disusul kasus-kasus rekayasa seolah ada serangan sistematis kepada para ulama.

Tito menyebut, apa yang terjadi di empat lokasi yakni dua lokasi di Jawa Barat yaitu di Cicalengka dan Ciamis; Kediri, Jawa Timur; dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Setelah diselidiki dan dilakukan rekonstruksi, ternyata itu hanya rekayasa. Keempatnya telah mengakui bahwa kejadian itu rekayasa.

"Jadi penyerangan sistematis terhadap para ulama itu tidak pernah ada. Itu hanya dibuat-buat. Lagi pula, siapa yang berani menyerang ulama, akan berhadapan dengan saya," ujar Alumni Mc Gill University Kanada ini.





(kri)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.