-->

Latest Post


MPA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng, Bali, harus terealisasi setelah studi komprehensif yang saat ini dilakukan Bank Dunia dan Universitas Udayana.

"Bandara di Singaraja harus jadi karena di sana juga harus berkembang pariwisatanya," katanya setelah meresmikan jalan bawah tanah atau underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Bali, Sabtu (22/9).

Luhut mengatakan, saat ini PT Angkasa Pura I sedang melakukan pengembangan apron untuk jangka panjang seluas sekitar 40 hektare sebelah barat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan cara menguruk lahan perairan.
                                                                                            
Dengan perluasan apron tersebut, kata dia, diproyeksikan mampu mengakomodasi sekitar 37 juta hingga 39 juta penumpang dalam jangka waktu tiga hingga empat tahun mendatang.

Sedangkan pengerjaan pengurukan lahan seluas delapan hektare untuk jangka pendek mengakomodasi kebutuhan pertemuan IMF dan Bank Dunia, PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai sebelumnya menyebutkan proyek apron itu mendekati 100% rampung.

Meski demikian, Luhut memproyeksikan kondisi itu tidak akan cukup lagi mengakomodasi kebutuhan wisatawan mengingat pariwisata Bali dari tahun ke tahun akan berkembang dan akan menampung lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara.

Untuk itu, pihaknya meminta Bank Dunia dan Universitas Udayana mengebut studi yang harus dilakukan komprehensif dan ditargetkan rampung awal tahun mendatang.

Selain studi bandara baru di Buleleng, Luhut menuturkan beberapa studi juga dilakukan di antaranya kajian terkait opsi jalan keluar bandara seperti jalan layang atau opsi lain dan kajian tol dari Selatan menuju Utara Bali.

"Harus dibuat, tidak bisa tidak dibuat. Hanya soal waktunya, jadwalnya itu saja yang sedang disusun dan dari mana ke mana. Saya mohon rakyat Bali dengan kepemimpinan Gubernur Koster supaya semua kita kompak," katanya.

Meski demikian, Luhut juga belum menyebutkan bahwa sejumlah studi itu akan menjadi proyek strategis karena studi atau kajian masih belum selesai dilakukan.

Begitu juga dengan pendanaan, apabila hasil studi rampung, terkait anggaran Luhut mengatakan dapat bersumber dari sejumlah instansi di antaranya pemerintah, swasta bahkan Bank Dunia.

"Nanti kami lihat, macam-macamm (pendanaannya) Bank Dunia juga mau mendanai, swasta juga banyak yang mau," katanya. (*)














Dilansir dari mediaindonesia.com                                                                              
Dengan judul : Pemerintah Targetkan Pembangunan Bandara Buleleng Terealisasi




MPA - KOALISI pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan mennyerahkan susunan final Badan Pemenangan Nasional (BPN) mereka ke KPU malam ini, Sabtu (22/9). Setidaknya ada 800 nama yang terdaftar dalam BPN tersebut.

"Malam ini insyaallah tim yang dipimpin Pak Djoko akan kami setorkan ke KPU," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, saat diskusi di Gado-gado Boplo, Jakarta. Seperti dilansir mediaindonesia.com pada Sabtu (22/9).

Andre menolak jika BPN dikatakan terlalu gemuk karena melibatkan begitu banyak orang. Ia mengatakan itu karena begitu banyak pihak yang ingin terlibat dalam pemenangan Prabowo-Sandiaga.

"Seluruh anggota DPR incumbent dari Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN itu masuk jurkamnas, jadi anggota DPR RI masuk jurkamnas," ujar Andre.

Dari 800 nama tersebut, salah satunya yang masuk BPN ialah mantan menko Ekuin, Kwik Kian Gie. Kwik akan menjabat sebagai ketua dewan pakar.

"Kalau Pak Kwik ada. Kalau Pak Kwik Kian Gie, saya lupa ya mungkin ketua dewan pakar," ujar Andre.
Sementara itu, juru bicara koalisi Indonesia Kerja (KIK), Lena Maryana mengatakan, berbeda dengan BPN Prabowo-Sandiaga, tim KIK tidak butuh terlalu banyak orang masuk di dalamnya. Proses kampanye tim KIK akan dilakukan oleh banyak kader, caleg, hingga relawan Jokowi-Ma'ruf yang tersebar di berbagai daerah. (ar/OL-4)



MPA - MENTERI Keuangan Sri Mulyani menegaskan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga 31 Agustus masih sangat baik. Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers APBN KiTa edisi September 2018.

"Postur APBN kita sampai dengan Agustus 2018 menggambarkan APBN 2018 masih sangat baik posisinya dan pasti lebih baik dari 2017," kata Sri Mulyani di Aula Djuanda, Mezzanine, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (21/9).

Nilai tukar rupiah per 19 September 2018 berada pada tingkat Rp14.896 per dolar AS. Dengan begitu, rata-rata tahunan rupiah dari awal tahun hingga 19 September 2018 mencapai Rp14.013 per dolar AS.

Terkait inflasi, Menkeu menyampaikan bahwa inflasi masih terkendali dan stabil. Hingga 31 Agustus 2018, inflasi sebesar 3,2% year on year (yoy). Sementara itu, inflasi pada periode yang sama sebesar 3,8%.

"Dengan asumsi makro tersebut, maka asumsi makro kita untuk pertumbuhan ekonomi hingga 31 Agustus adalah 5,17% dibandingkan asumsi sebesar 5,4%. Capaian tersebut lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 5,07%," katanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan pendapatan negara dan hibah sampai dengan 31 Agustus 2018 telah mencapai Rp1.152,8 triliun atau 60,8% dari target penerimaan pendapatan negara dan hibah pada APBN 2018.

"Pendapatan negara tumbuh 18,4% dibandingkan tahun lalu yang realisasinya Rp973,4 triliun. Pertumbuhan 18,4% ini lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu 11,4%," katanya.

Berdasarkan hasil capaian tersebut, penerimaan yang berasal dari perpajakan sebesar Rp907,54 triliun, Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 240,29 triliun dan penerimaan dari hibah sebesar Rp4,99 triliun.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan realiasasi belanja negara hingga akhir Agustus 2018 sebesar Rp1.303,49 triliun atau 58,70% dari pagu APBN. Angka tersebut meningkat 8,78% jika dibandingkan realiasi pada periode yang sama di tahun 2017.

Adapun defisit APBN hingga 31 Agustus 2018, sambung Sri Mulyani, sebesar Rp150,7 triliun. Dengan begitu, terjadi penurunan defisit sekitar Rp74 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp224,9 triliun.

"Jadi, kalau kita lihat di sini APBN kita memang menunjukkan hal yang luar biasa positif," pungkasnya. (*)






Dilansir dari mediaindonesia.com
Dengan judul : Menkeu: Penerimaan Negara Sampai Agustus Rp1.152,8 Triliun

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.