Presiden : Pariwisata Miliki Potensi, “Penyumbang Devisa Terbesar Buat Negara”
MPA - Presiden Joko Widodo saat menghadiri
acara Gala Dinner Peringatan 50 Tahun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI) pada Senin, 11 Februari 2019, sempat memuji soal perkembangan pariwisata
Indonesia. Presiden menilai saat ini industri pariwisata memiliki potensi
menjadi penyumbang devisa terbesar untuk negara.
Apalagi untuk menunjang industri
pariwisata nasional, selama ini Presiden Joko Widodo memang mengedepankan
pembangunan infrastruktur secara merata di seluruh Tanah Air. Presiden
mengatakan, peluang dan industri pariwisata nasional yang bertumbuh tinggi
merupakan momentum yang harus dimanfaatkan dengan baik.
"Kita ini masuk 6 besar negara
terindah di dunia. Kita juga masuk 10 besar negara yang wajib dikunjungi. Ini
juga sebuah _brand_ yang kita punyai. _Brand_ yang ini tinggal kita garap agar
pariwisata ini betul-betul bisa memberikan devisa yang paling banyak,"
kata Presiden di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Terkait pembangunan infrastruktur,
Kepala Negara mengakui bahwa manfaat dari pembangunan tersebut salah satunya
dapat dirasakan sektor pariwisata. Pembangunan diarahkan agar suatu daerah
memiliki kesiapan untuk mengembangkan pariwisatanya sendiri.
"Saya setiap menginap di
hotel-hotel di daerah-daerah pada 2014-2015, yang masuk ke kuping saya paling
banyak adalah listrik yang _byarpet_. Bahkan ada hotel di Sumatra setengah hari
hidup setengah hari mati. Bagaimana bisa berkembang hotel itu?" ucap
Presiden Jokowi.
Infrastruktur berupa pembangkit listrik,
jalan tol, bandara, pelabuhan, dan fasilitas lainnya terus dibangun untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia
di mata dunia.
"Ini perlu terus ditindaklanjuti
secara paralel dengan menyiapkan infrastruktur dan memperbaiki kawasan wisata
sehingga kami ingin mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya," jelas
Presiden.
Meski demikian, pembangunan
infrastruktur tersebut tidak hanya ditujukan bagi pengembangan pariwisata Tanah
Air semata. Kepala Negara menegaskan, di dalam pembangunan yang merata di seluruh
pelosok Nusantara, terdapat tujuan lain yang lebih besar bagi kepentingan
negara dan rakyatnya.
"Bagaimana kita yang di sini bisa
menikmati jalan yang bagus entah di Sumatra, Jawa, atau pulau besar lain tapi
saudara kita di Papua jalannya seperti ini (rusak)?" tanya Presiden.
"Inilah yang sering saya sampaikan
di mana-mana, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.
Mulai pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf
Kalla, pembangunan infrastruktur mulai intensif menyentuh daerah-daerah lain di
luar Pulau Jawa. Hal tersebut dimaksudkan sebagai salah satu perwujudan sila
kelima dari Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada kesempatan ini, Ketua Umum PHRI
Hariyadi Sukamdani memberikan penghargaan kepada Presiden Joko Widodo.
Penghargaan itu berupa gelar Bapak Pariwisata Nasional.
"Bapak Pariwisata Nasional
diberikan karena inisiatif Bapak Presiden dalam mengembangkan pariwisata sejak
jadi Wali Kota di Solo, menyejahterakan secara langsung masyarakat yang
terlibat di pariwisata," tutur Hariyadi Sukamdani.
Turut mendampingi Presiden dalam acara
ini antara lain, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Jakarta, 11 Februari 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media
Sekretariat Presiden
Bey Machmudin