-->

Latest Post


MPA,JAKARTA - Norman Arief menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Divisi Humas Lembaga Pengembangan CSR Indonesia (LPCI), terhitung sejak tanggal 20 Agustus 2018 lalu. Namun, hingga saat ini banyak pihak masih mengaitkan dirinya dengan LPCI. Terkait dengan hal tersebut, Norman memberikan penjelasan dan alasannya mengundurkan diri dari LPCI.

"Adalah benar saya pernah menjabat sebagai Kadiv Humas LPCI dengan nomor registrasi sk. 001/SK.Ketum-LPCI/kadiv.Humas/XI/2017. Namun karena alasan tertentu yang tidak bisa dipaparkan di sini, terhitung sejak tanggal 20 Agustus 2018, telah mengundurkan diri dari Lembaga Pengembangan CSR Indonesia (LPCI). Maka terkait info apapun setelah pengunduran diri tersebut saya tidak mengetahui perihal apapun," ungkap Norman, di Jakarta, Selasa (19/2).

Norman telah memberikan berkas pengunduran dirinya kepada admin LPCI yang bernama Rian. Namun hingga saat ini berkas pengunduran dirinya  tersebut belum juga ditandatangani oleh Ketua Umum LPCI, Teten Indra Abdillah.

"Di sini saya menegaskan agar tidak ada lagi pihak masyarakat (pihak yang mengajukan program), Asosiasi Pengusaha, Media, Ormas/LSM, dan lainnya yang menanyakan perihal LPCI. Apalagi terkait pencairan dana CSR dari Korea," tegasnya.

Khusus untuk para asosiasi pengusaha yang pernah menyetorkan dana atau partisipasi kepada LPCI atau secara langsung kepada ketua umum LPCI, dia menyarankan agar mengkonfirmasinya secara langsung kepada pihak LPCI ataupun ketua umum LPCI. Karena sejak aktif di LPCI sebagai Kadiv Humas dirinya juga tidak mengetahui perihal setoran-setoran tersebut.

"Khusus untuk masyarakat yang telah mengajukan program juga sebaiknya dikonfirmasikan secara langsung kepada pihak LPCI perihal realisasi yang sudah dijanjikan," jelas Norman.

Norman menambahkan, terkait beberapa daerah yang sudah mulai berjalan realisasi program dari LPCI, dia tidak tahu-menahu apakah dana CSR dari pihak Korea sudah cair atau tidaknya, mengingat dirinya sudah keluar dari LPCI.

"Untuk semua pihak yang masih menanyakan perihal LPCI dan menganggap saya menyembunyikan informasi tentang pencairan dana CSR tersebut, saya siap untuk hadir dan berdebat dalam satu forum. Bahkan dipertemukan secara langsung dalam satu forum dengan ketua umum LPCI. Agar semua bisa diselesaikan secara transparan," pungkas Norman menegaskan. (NRM/Red)


MPA,PADANG. Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno membuka festipal cap Gomeh di kawasan jembatan Siti Nurbaya selasa 19/2/2019. Cap Gomeh merupakan kegiatan dan budaya dari etnis tionghowa.

setiap etnis ada budayanya seperti etnis Indiya, Mentawai, Jawa, apalagi orang minang begitu kental dengan budayanya. Walaupun budaya berbeda, kulturalnya, serta kemajemukannya adalah untuk menyatukan kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Maka oleh sebab itu mari kita hargai perbedaan dan tidak memandang agama apa pun ujar Irwan prayitno.

Selanjutnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang hobi membaca dan menggali sejarah disetiap negara menjelaskan. makna dari Cap Go Meh. Cap Gomeh merupakan hari terakhir dari rangkaian masa partisipasi Imlek bagi komunitas migran Tionghoa yang tinggal di kota Padnag dan luar Tiongkok. Istilah Cap Go Meh diterjemahkan dari dialek Hokkian yang bila diartikan "15 hari atau malam setelah Imlek". Bila dipenggal per kata, 'Cap' memiliki arti sepuluh, 'Go' adalah lima, dan 'Meh' berarti malam.

Perayaan Cap Go Meh atau Perayaan Lampion ini tidak hanya dirayakan di Indonesia saja. Beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga ikut berpartisipasi hari raya ini. Di negara Tiongkok, festival Cap Go Meh dikenal dengan nama Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan.ujarnya.

Festipal Cap Gomeh berkaitan dengan Imlek serta tradisi etnis tiongha. setelah hari ulang tahun tionghoa hari raya Imlek puncaknya disebut hari cap gomeh.ternyata tidak hanya tradisi budaya yang di sajikan ditengah masyarakat yang menjadikan masyarakat dinamis tetapi ternyata kegitan cap Gomeh menjadi ajang untuk pariwisata meramaikan orang datang ke Kota Padang. Ujar Irwan Prayitno.

manfaat dari festipal Cap Gomeh dapat dijadikan nilai fositif di Kota Padang. dengan adanya Festipal Cap Gomeh ini, mendatangkan orang untuk  berpariwista dan menyaksikan budaya Tionghowa yang namanya Cap Gomeh serta menghidupkan ekonomi masyarakat di kota Padang. Dan itulah manfaatnya.

dengan adanya festipal Cap Gomeh dari suku Tionghowa di Kota Padang.pemerintah memberikan apresiasi dan mensuport budaya dari etnis tionghowa yang ada di Kota Padang ini. karena selama ini masyarakat tionghowa telah membaur bersama warga Kota Padang dan ikut serta dalam pembangunan di Kota Padang sebut Irwan Prayitno.

dan ini adalah suatu aset, modal kebersamaan antara masyarakat tionghowa dengan masyarakat kota Padang untuk bersama membangun kota Padang menjadi lebih baik. karena masyarakat tionghowa telah berpartisipasi dalam pembangunan di kota Padang. Tukuk Irwan Prayitno. (ar/Z)



MPA, SUMBAR – Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol. Fakhrizal M, Hum melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sijunjung dalam rangka meresmikan kantor Mako Polsek Sumpur Kudus Selasa (19/2) pukul 10.00 wib pagi.

Acara peresmian tersebut dihadiri oleh tokoh nasional Prof. DR. H. Ahmad Syafii Ma'arif, MA, Bupati Yuswir Arifin, Wabup Sijunjung Arrival Boy, Ketua DPRD Sijunjung Yusnidarti, SH. MM, Kapolres Sijunjung AKBP Driharto Sik, Kapolres Dharmasraya AKBP Imran Amir Sik, dan Ketua LKAM Sumpur Kudus Januir Dt Rajo Bangke, Kapolsek Sumpur Kudus serta seluruh Kapolsek di wilkum Kabupaten Sijunjung.

Dikesempatan itu Kapolda menyampaikan ucapan rasa terimakasihnya kepada seluruh unsur yang secara langsung maupun tidak langsung telah terlibat dalam pembangunan kantor Polsek Sumpur Kudus yang baru ini.

Kapolda menambahkan, pembangunan kantor Polsek ini memakai uang saku pak Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Yang diprakrasai oleh Tokoh Nasional kita Bapak Buya Syafii Ma'arif.
Dengan memakai dana sekitar Rp 600 juta dimulailah pelaksanaannya pada tanggal 14 April 2018 lalu dan selesai Februari 2019 ini, dengan luas lahan 4800 m².

Sementara itu sebagai tokoh nasional Buya Syafii Ma'arif mengatakan, dengan adanya kantor baru semoga bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Sumpur Kudus dalam meningkatkan  kinerja aparat kepolisian dalam mengayomi dan melayani masyarakat.

Ketua LKAM Januir Dt Rajo Bangke meminta kepada Kapolda secara khusus agar tidak memutasikan Iptu Mulyadi, SH dari Sumpur Kudus, menurutnya masyarakat masih merasa senang dengan kepemimpinan Kapolsek yang selalu akrab dan ramah terhadap warga sekitar, biar Kapolsek kita merasakan dulu kantornya yang baru ini, ujarnya.

Selanjutnya, acara penandatanganan prasasti oleh Kapolda Sumbar sebagai tanda telah  diresmikannya kantor Polsek Sumpur Kudus, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan pita menuju pintu masuk ruangan utama serta meninjau bagian dalam kantor.
(red)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.