-->

Latest Post


MPA,PADANG - Kelurahan Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara berhasil mengukir sederet prestasi sepanjang 2017 dan 2018 lalu. Hal itu mengantarkan kelurahan ini menjadi nominasi penilaian Kelurahan Berprestasi 2019 tingkat Kota Padang.

"Kelurahan Gunung Pangilun berpeluang menjadi yang terbaik dalam penilaian Kelurahan Berprestasi tahun ini. Hal ini melihat dari tingginya kerjasama dari semua elemen di kelurahan ini sehingga melahirkan banyak prestasi sebelumnya," kata Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kota Padang Arfian dalam sambutannya saat mendampingi kunjungan tim penilai di Kelurahan Gunung Pangilun, Rabu (20/2/2019).

Menurut Arfian, keterlibatan semua elemen dalam memberdayakan seluruh potensi di Gunung Pangilun membuahkan prestasi. Ini sebuah keberhasilan lurah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

"Keterlibatan semua elemen dalam memberdayakan potensi merupakan tugas dan fungsi lurah yang berhasil dilaksanakan di Gunung Pangilun," kata Arfian.

Untuk nominasi kelurahan berprestasi tahun 2019, Gunung Pangilun dinilai bersama dua kelurahan lainnya, yaitu Berok Nipah dan Bungus Timur. Penilaian terhadap kedua kelurahan tersebut sudah dilakukan kemarin (Selasa, 19/2/2019).

"Gunung Pangilun dinilai hari ini setelah Berok Nipah dan Bungus Timur kemarin," tukas mantan Camat Padang Barat yang dinobatkan sebagai Camat Terbaik Sumatera Barat 2016 itu.

Dalam kunjungan tim penilai di Kelurahan Gunung Pangilun disambut Camat Padang Utara Editiawarman, Lurah Andi Amir, Ketua LPM, Ketua PKK, Babin Kantibmas, Babinsa, Bundo Kanduang dan tokoh masyarakat setempat.

Camat Editiawarman mengatakan, kesuksesan program-program di Kelurahan Gunung Pangilun diakui karena terbangunnya sinergi antar semua komponen. Koordinasi dengan kecamatan dan lintas sektoral juga selalu diperkuat untuk memuluskan pelaksanaan kegiatan pembangunan.

"Begitu juga di bidang pelayanan masyarakat, ekonomi dan kesehatan, kami melihat di Gunung Pangilun banyak inovasi yang telah dilakukan sehingga terlihat kemajuan-kemajuan berarti," papar camat.

Kegiatan PKK juga suatu hal yang menonjol, kata Editiawarman, terbukti dengan terlaksananya program - program PKK. Salah satu konsern kelurahan terlihat hasilnya di Kampung KB Berok yang menggeliat dari wilayah tertinggal menjadi wilayah yang lebih berkembang di semua sektor.

"Kegiatan PKK juga cukup menonjol, terbukti menggeliatnya Kampung KB dengan berjalannya program - program PKK di wilayah itu," sebutnya.

Sementara itu Lurah Andi Amir mengakui, semua pencapaian di kelurahan bukanlah semata karena dirinya, melainkan karena keterlibatan semua komponen. Semangat kebersamaan dan kerjasama serta partisipastif dari warga membuahkan keberhasilan-keberhasilan.

"Kami akui, semua keberhasilan yang dicapai berkat semangat kebersamaan warga dalam berpartisipasi," kata Lurah Berprestasi Kota Padang 2018 itu. (Z)


MPA,JAKARTA - Norman Arief menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Divisi Humas Lembaga Pengembangan CSR Indonesia (LPCI), terhitung sejak tanggal 20 Agustus 2018 lalu. Namun, hingga saat ini banyak pihak masih mengaitkan dirinya dengan LPCI. Terkait dengan hal tersebut, Norman memberikan penjelasan dan alasannya mengundurkan diri dari LPCI.

"Adalah benar saya pernah menjabat sebagai Kadiv Humas LPCI dengan nomor registrasi sk. 001/SK.Ketum-LPCI/kadiv.Humas/XI/2017. Namun karena alasan tertentu yang tidak bisa dipaparkan di sini, terhitung sejak tanggal 20 Agustus 2018, telah mengundurkan diri dari Lembaga Pengembangan CSR Indonesia (LPCI). Maka terkait info apapun setelah pengunduran diri tersebut saya tidak mengetahui perihal apapun," ungkap Norman, di Jakarta, Selasa (19/2).

Norman telah memberikan berkas pengunduran dirinya kepada admin LPCI yang bernama Rian. Namun hingga saat ini berkas pengunduran dirinya  tersebut belum juga ditandatangani oleh Ketua Umum LPCI, Teten Indra Abdillah.

"Di sini saya menegaskan agar tidak ada lagi pihak masyarakat (pihak yang mengajukan program), Asosiasi Pengusaha, Media, Ormas/LSM, dan lainnya yang menanyakan perihal LPCI. Apalagi terkait pencairan dana CSR dari Korea," tegasnya.

Khusus untuk para asosiasi pengusaha yang pernah menyetorkan dana atau partisipasi kepada LPCI atau secara langsung kepada ketua umum LPCI, dia menyarankan agar mengkonfirmasinya secara langsung kepada pihak LPCI ataupun ketua umum LPCI. Karena sejak aktif di LPCI sebagai Kadiv Humas dirinya juga tidak mengetahui perihal setoran-setoran tersebut.

"Khusus untuk masyarakat yang telah mengajukan program juga sebaiknya dikonfirmasikan secara langsung kepada pihak LPCI perihal realisasi yang sudah dijanjikan," jelas Norman.

Norman menambahkan, terkait beberapa daerah yang sudah mulai berjalan realisasi program dari LPCI, dia tidak tahu-menahu apakah dana CSR dari pihak Korea sudah cair atau tidaknya, mengingat dirinya sudah keluar dari LPCI.

"Untuk semua pihak yang masih menanyakan perihal LPCI dan menganggap saya menyembunyikan informasi tentang pencairan dana CSR tersebut, saya siap untuk hadir dan berdebat dalam satu forum. Bahkan dipertemukan secara langsung dalam satu forum dengan ketua umum LPCI. Agar semua bisa diselesaikan secara transparan," pungkas Norman menegaskan. (NRM/Red)


MPA,PADANG. Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno membuka festipal cap Gomeh di kawasan jembatan Siti Nurbaya selasa 19/2/2019. Cap Gomeh merupakan kegiatan dan budaya dari etnis tionghowa.

setiap etnis ada budayanya seperti etnis Indiya, Mentawai, Jawa, apalagi orang minang begitu kental dengan budayanya. Walaupun budaya berbeda, kulturalnya, serta kemajemukannya adalah untuk menyatukan kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Maka oleh sebab itu mari kita hargai perbedaan dan tidak memandang agama apa pun ujar Irwan prayitno.

Selanjutnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang hobi membaca dan menggali sejarah disetiap negara menjelaskan. makna dari Cap Go Meh. Cap Gomeh merupakan hari terakhir dari rangkaian masa partisipasi Imlek bagi komunitas migran Tionghoa yang tinggal di kota Padnag dan luar Tiongkok. Istilah Cap Go Meh diterjemahkan dari dialek Hokkian yang bila diartikan "15 hari atau malam setelah Imlek". Bila dipenggal per kata, 'Cap' memiliki arti sepuluh, 'Go' adalah lima, dan 'Meh' berarti malam.

Perayaan Cap Go Meh atau Perayaan Lampion ini tidak hanya dirayakan di Indonesia saja. Beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga ikut berpartisipasi hari raya ini. Di negara Tiongkok, festival Cap Go Meh dikenal dengan nama Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan.ujarnya.

Festipal Cap Gomeh berkaitan dengan Imlek serta tradisi etnis tiongha. setelah hari ulang tahun tionghoa hari raya Imlek puncaknya disebut hari cap gomeh.ternyata tidak hanya tradisi budaya yang di sajikan ditengah masyarakat yang menjadikan masyarakat dinamis tetapi ternyata kegitan cap Gomeh menjadi ajang untuk pariwisata meramaikan orang datang ke Kota Padang. Ujar Irwan Prayitno.

manfaat dari festipal Cap Gomeh dapat dijadikan nilai fositif di Kota Padang. dengan adanya Festipal Cap Gomeh ini, mendatangkan orang untuk  berpariwista dan menyaksikan budaya Tionghowa yang namanya Cap Gomeh serta menghidupkan ekonomi masyarakat di kota Padang. Dan itulah manfaatnya.

dengan adanya festipal Cap Gomeh dari suku Tionghowa di Kota Padang.pemerintah memberikan apresiasi dan mensuport budaya dari etnis tionghowa yang ada di Kota Padang ini. karena selama ini masyarakat tionghowa telah membaur bersama warga Kota Padang dan ikut serta dalam pembangunan di Kota Padang sebut Irwan Prayitno.

dan ini adalah suatu aset, modal kebersamaan antara masyarakat tionghowa dengan masyarakat kota Padang untuk bersama membangun kota Padang menjadi lebih baik. karena masyarakat tionghowa telah berpartisipasi dalam pembangunan di kota Padang. Tukuk Irwan Prayitno. (ar/Z)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.