-->

Latest Post



MPA – Presiden Joko Widodo bersyukur atas terbebasnya Siti Aisyah dari jerat ancaman hukuman yang berat di Malaysia. Pemerintah telah mengupayakan pendampingan hukum sejak masalah itu muncul pada Februari 2017 lalu.

"Alhamdulillah kita patut bersyukur bahwa Siti Aisyah sudah dapat terbebas dari ancaman hukuman yang sangat berat dan sudah bisa berkumpul kembali dengan keluarga, bapak-ibu dan kakaknya," ujar Presiden dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019.

Presiden mengatakan, pembebasan Aisyah merupakan hasil dari upaya panjang pendampingan hukum yang diberikan kepada Aisyah selama menjalani proses hukum selama lebih dua tahun. 

"Ini adalah proses pendampingan hukum dari pemerintah yang sangat panjang, lama, dan terus menerus. Antara lain dengan menyewa pengacara yang itu dilakukan sejak Siti ditangkap kira-kira dua tahun yang lalu," tuturnya.

Lebih jauh, Presiden mengemukakan bahwa segala upaya tersebut merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap warganya. Selain itu, Siti Aisyah sendiri sudah dapat kembali berkumpul dengan keluarganya.

"Saya mengucapkan selamat berkumpul untuk Siti Aisyah dengan keluarga besarnya," ucap Kepala Negara.

Dalam pertemuan itu, baik Aisyah maupun orangtuanya, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memberikan bantuan maksimal untuk Aisyah.

Dalam pertemuan itu, Presiden turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
                                                 
Jakarta, 12 Maret 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin



MPA - Presiden Joko Widodo menghadiri acara peluncuran sertifikat elektronik tenaga kerja konstruksi Indonesia yang digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, pada Selasa, 12 Maret 2019. Program ini merupakan tindak lanjut dari program percepatan sertifikasi bagi tenaga kerja konstruksi yang ditetapkan pada Oktober 2018.

"Saya ingin mengingatkan bahwa di tengah semua kemajuan teknologi ini kita tidak boleh lupa bahwa kita harus terus meningkatkan kualitas SDM kita," kata Presiden.

Dalam acara tersebut, turut diserahkan sertifikat keahlian bagi 16.000 tenaga kerja konstruksi yang terdiri atas 13.900 tenaga terampil dan 2.100 tenaga ahli.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 8,3 juta tenaga kerja konstruksi. Dari jumlah itu, baru sekitar 616.000 tenaga kerja yang memiliki sertifikat keahlian.

"Dengan demikian percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi menjadi salah satu agenda utama pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR bersama kementerian/lembaga lainnya," ujar Basuki.

Presiden mengatakan bahwa sertifikat keahlian yang diterima para tenaga kerja konstruksi tersebut merupakan hal yang sangat dibutuhkan di masa mendatang. Apalagi pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh penjuru Tanah Air membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya terampil, namun juga diakui keahlian dan kemampuannya.

"Sertifikat ini sangat penting sekali sehingga pengakuan terhadap keahlian dan keterampilan saudara-saudara betul-betul ada pegangannya," ucap Presiden.

Selain itu, Kepala Negara juga meminta kepada para tenaga kerja konstruksi untuk mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, khususnya konstruksi, yang berkembang sedemikian cepat. Menurutnya, diperlukan pengembangan kapasitas SDM secara besar-besaran untuk dapat menyambut perubahan itu sekaligus memenuhi kebutuhan industri.

"Akan kita mulai tahun ini dan tahun depan pelatihan besar-besaran baik itu di kementerian, BUMN, maupun swasta. Ada yang di dalam negeri, ada yang kita kirim ke luar," tutur Kepala Negara.

Mengingat pentingnya pelatihan dan juga sertifikasi keahlian bagi para tenaga kerja tersebut, Presiden meminta kepada jajarannya agar terus mengembangkan program yang pada tahun ini ditargetkan untuk dapat menguji dan menyertifikasi 512.000 tenaga kerja Indonesia dalam berbagai bidang.

"Karena itu saya minta program sertifikasi ini terus diperbanyak pesertanya dan kita harus semakin banyak SDM-SDM yang ahli di bidang konstruksi ini," ujar Presiden.

                                                       
Jakarta, 12 Maret 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin



MPA - Presiden Joko Widodo pada Senin, 11 Maret 2019, menerima Yayasan Puteri Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Turut serta bersama Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia, Putri Kus Wisnu Wardani, dalam pertemuan tersebut ialah para finalis Puteri Indonesia 2019 yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia dan Miss Universe 2018 asal Filipina Catriona Gray.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Dewan Pembina menjelaskan bahwa pemilihan Puteri Indonesia tahun ini mengangkat tema "Satu Indonesia" yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran mengenai keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia yang justru mempersatukan.

Indonesia mempunyai kelebihan yaitu keberagaman kita. Itu merupakan aset kita karena kita punya lebih dari 700 etnis yang menyatukan kita," ucapnya.

Para finalis ini juga diberikan pembekalan mengenai wawasan negara Indonesia hingga materi-materi seputar pemberantasan korupsi, penyalahgunaan narkotika, dan hoaks.

"Mereka ini dibekali oleh para pakar di bidangnya antara lain pembekalan antikorupsi dari KPK supaya anak-anak ini juga mengetahui cita-cita Pak Presiden bagaimana memberantas korupsi di negara kita," tuturnya.

Dalam hal politik, para finalis ini juga diberikan pembekalan untuk memahami proses demokrasi di Indonesia. Lewat wawasan tersebut para finalis diharapkan dapat menjadi warga negara yang peduli terhadap kemajuan negara dengan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum mendatang.

"Anak-anak ini adalah generasi milenial. Mereka kita tanamkan pengetahuan bahwa jangan sampai mereka ini golput. Mereka harus menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara," ujarnya.

Sebelum pertemuan berlangsung, Presiden Joko Widodo beserta para finalis Puteri Indonesia 2019 dan Miss Universe Catriona Elisa Magnayon Gray berfoto bersama di tangga pintu utama Istana Kepresidenan Bogor. Tampak hadir pimpinan Yayasan Puteri Indonesia Mooryati Soedibyo dalam sesi foto bersama itu.

Untuk diketahui, Pemilihan Puteri Indonesia 2019 telah memunculkan tiga orang pemenang. Frederika Alexis Cull ditetapkan menjadi juara pertama dalam pemilihan yang telah berlangsung sejak 1992 itu. Sementara Jolene Marie Cholock Rotinsulu dan Jesica Fitriana Martasari masing-masing tampil sebagai juara kedua dan ketiga.

Ketiganya akan mewakili negara Indonesia di dalam sejumlah ajang internasional dalam beberapa waktu mendatang.


Bogor, 11 Maret 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.