-->

Latest Post


MPA,,PADANG – Kepolisian Derah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) dalam sepekan berhasil meringkus dua kurir Narkoba antar lintas diwlayah hukumnya, dan dari tangan tersangka diamankan lebih dari 1,5 kg narkoba jenis sabu dan 49 butir pil ektasi.

Tersangka pengedar barang haram ini berinisial DI (31) dan seorang wanita muda berinisial SA (20). Tersangka DI ditangkap Jumat (22/3) sore di jalan lintas Sumatera Simpang 4 Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya. Dari tangan tersangka sabu seberat 23,68 gram berhasil diamankan.

Sementara itu, tersangka SA diamankan pada Minggu (31/3) di Jorong Aia Putiah, Kenagarian Sarilamak, Kecaman Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Dari tangan SA polisi berhasil menyita narkoba jenis sabu seberat 1,494,20 gram dan 49 butir pil ekstasi.

"Daerah perbatasan Sumbar saat ini rawan, dan merupakan daerah perlintasan narkotika, kedua tersangka diamankan di daerah perbatasan, yang laki-laki diamankan di Dharmasraya sedangkan yang perempuan di Limapuluh Kota," kata Direktur Resnarkoba Polda Sumbar Kombes Pol Ma'mum, dalam pernyataan pers rillis di Mapolda Sumbar, Rabu (4/4/2019).

Penangkapan SA merupakan tindak lanjut dari penangkapan tersangka DI, "Informasi dari DI kita kembangkan. Ternyata benar, Seminggu kemudian kita berhasil mengungkap yang lebih besar dari tangan SA lebih dari 1,5 kilogram sabu dan 49 butir ekstasi," sebutnya.

Lebih lanjut, kedua tersangka merupakan kurir yang direkrut untuk mengantarkan barang haram tersebut, ujar Kombes Pol Ma'mum.

"Modusnya mereka sama, menggunakan mobil sewaan membawa barang haram tersebut dari daerah Pekanbaru. Untuk mengungkap jaringan di daerah kita, Polda Sumbar telah melakukan koordinasi dengan Polda Riau, Jambi, Medan dan Polda Aceh," terangnya.

Atas kelakuan mereka tersebut, kedua tersangka akan dijerat dengan Pasal 114 Ayat (2) sub Pasal 112 Ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, dengan ancaman hukuman penjara penjara selama 20 tahun dan maksimal hukuman mati.

(ar)


MPA-Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo malam ini menghadiri acara Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW Tingkat Nasional. Acara ini diadakan di GOR Pandawa, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu 3 April 2019.

Dalam acara ini turut hadir para alim ulama, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Saat memberikan sambutan, Presiden mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan meski beda pilihan politik.

"Saya ingin mengingatkan jangan sampai karena peristiwa politik, kita lupa bahwa kita ini saudara sebangsa setanah air. Kita lupa menjaga Ukhuwah Islamiyah dan Wathoniyah karena urusan politik. Ini saya lihat di banyak daerah," kata Presiden.

"Antar tetangga enggak saling omong gara-gara pilihan bupati, enggak saling sapa gara-gara pilihan gubernur, di dalam satu majelis taklim enggak saling sapa karena pilihan presiden," lanjut dia.

Padahal Presiden menuturkan, Allah SWT telah memberikan anugerah kepada Indonesia keberagaman agama, suku, adat istiadat, dan bahasa daerah. Oleh karena itu jangan sampai perbedaan menjadikan rakyat Indonesia tak bersaudara.

"Apa yang ingin saya garis bawahi. Perbedaan-perbedaan itu jangan menjadikan kita ini tidak menjadi saudara lagi. Ini sudah jadi sunatullah berbeda-beda,” kata Presiden.

Presiden lalu memberikan contoh lain soal keberagaman. Misalnya lewat bahasa daerah yang ada di Indonesia.

"Kalau di Jawa Tengah, sugeng ndalu, kulo nuwun, jawabannya monggo. Jawa Barat, sampurasun. Sumatra Utara, horas. Sulawesi Selatan, apa kareba. Ya inilah negara kita. Kita tahu betul negara ini besar," ucap Presiden Jokowi.

Dijelaskan Presiden Jokowi, penduduk Indonesia saat ini ada 269 juta yang hidup di 17 ribu pulau tapi paling banyak ada di Pulau Jawa yaitu 149 juta. Untuk itu, Presiden mengatakan Indonesia bukanlah negara yang kecil.

"Saya ingin mengingatkan negara kita ini bukan negara kecil. 269 juta ini besar sekali. Semuanya perlu logistik, perlu makan, infrastruktur, jalan, semua perlu bendungan, air. Inilah manajemen negara, kalau hanya satu daratan itu lebih mudah. Tapi ini 17 ribu pulau, 2/3 Indonesia adalah air. Kalau bapak, ibu pernah pergi ke semua provinsi, ke 514 kabupaten dan kota, bisa saja para kiai dakwah pergi semua pulau, kabupaten dan kota. Kelihatan betapa perbedaan-perbedaan itu anugerah Allah sudah sebagai sunatullah," tuturnya.

Sukoharjo, 3 April 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Bey Machmudin

MPA,JAKARTA – Tidak bisa dipungkiri buku ini merupakan sebuah karya fenomenal yang sangat menghebohkan di awal tahun 2019 dan belum pernah Anda jumpai dimanapun. Itulah buku berjudul “Aku Bersaksi Allah Maha Nyata”, yang merupakan hasil karya perdana dari seseorang yang dikenal sebagai Sang Mualaf Zaman Now, Tonny Djayalaksana.

Buku ini benar-benar sangat luar biasa. Kemunculannya telah memantik perhatian ribuan orang dalam waktu singkat. Berita tentang buku Tonny tersebut telah menjadi Top View selama berminggu-minggu di Harian Online KabarIndonesia, salah satu media online berpusat di Belanda. Dan karena itu, Tonny diangkat menjadi Top Reporter oleh Redaksi Harian Online KabarIndonesia tersebut. Dalam jangka waktu yang sedemikian singkatnya Tonny telah berhasil mendapatkan puluhan ribu pendukung (followers) yang hatinya turut tergerak setelah membaca buku tersebut.

Buku perdana ini ditulis dalam jangka waktu yang singkat, hanya 11 hari saja. Namun isinya sangat berbobot dan mendalam sekali. Jadi, bukanlah sebuah buku bacaan ringan, tetapi perlu pemahaman yang didasari oleh wawasan yang cukup untuk mampu mencerna isi buku tersebut. Maka, saya haqul yakin tanpa adanya wahyu yang memberikan bimbingan kepada penulisnya, mustahil hal ini akan bisa berhasil.

Hampir serupa seperti Nabi Muhammad yang tercerahkan di Gua Hira dengan adanya bimbingan dari Malaikat Jibril selama sebulan lamanya di Gua Hira tersebut, demikian juga penulis tercerahkan dengan amat ajaib dan menuliskan ‘penglihatannya’ tersebut dalam buku. Jadi, dapat dikatakan bahwa buku ini merupakan hasil karya: A Crash Course in Spirituality. Sungguh dapat diyakini bahwa saat Tonny menuangkan pengalaman spiritualnya melalui tulisan dalam buku tersebut, ia telah menerima mukjizat berupa getaran-getaran illahi.

Proses “Iqro” dalam dimensi spiritual akan menimbulkan sebuah resonansi antara frekuensi Jiwa dengan frekuensi Sang Maha Jiwa. Getaran-Getaran Illahi menimbulkan sebuah dimensi pemahaman yang cerdas tanpa belajar, tanpa keterampilan, tanpa berlatih, sebagaimana yang Tuhan nyatakan: ”Aku akan mengajarkan kamu dengan pena-Ku sendiri, Aku akan mengajarkan kamu tentang apa yang belum kamu ketahui”.

Buku ini mendapatkan banyak sekali respon positif, bukan hanya dari kaum Mualaf, tetapi juga dari banyak tokoh pembimbing agama-agama lainnya yang telah turut menjadi tergugah setelah membaca buku Tonny tersebut.

Buku ini merupakan hasil karya yang tercipta atas bimbingan wahyu berupa getaran-getaran Illahi dalam diri penulisnya. Dengan bimbingan wahyu tersebut Tonny berhasil mengungkapkan tabir rahasia bagi dirinya, menjawab berbagai pertanyaan dasar manusia sejak ribuan tahun lampau, seperti: Kenapa saya dilahirkan? Apa tujuan hidup saya? Kemana tujuannya?

Pertanyaan klasik ini sudah dipertanyakan dalam kurun waktu ribuan tahun, bukan hanya oleh para agamais melainkan juga oleh para filsuf di dunia. Jawaban dari pertanyaan tersebut telah diungkapkan oleh Tonny dalam bukunya itu dengan cara yang sangat gamblang dan bisa diterima oleh segenap umat manusia, bukan hanya oleh kaum Muslim tetapi juga oleh kalangan non-Muslim. Jadi, isi buku itu bernuansakan pemahaman lintas agama.

Apabila Anda merasa tertarik dan ingin mendapatkan buku super heboh ini, silahkan klik www.djayalaksana.com agar Anda bisa mendapatkan buku tersebut berupa e-Book secara cuma-cuma alias gratis.

Jangan kaget bila saat membaca penjelasan dalam buku itu batin Anda tersentak, terguncang atau bahkan mengalami ekstasi untuk penasaran membaca halaman demi halaman berikutnya. Anda mungkin merasakan isi buku ini mewakili pertanyaan dan jawaban yang Anda cari selama ini. Mungkin uraiannya mewakili kegelisahan dan kegundahan yang anda rasakan sejak lama tanpa mampu mengungkapkannya. Buku ini, bisa jadi, adalah isi hati Anda sendiri.

Buku karya Tonny itu akan terasa seperti lensa kamera bagi orang-orang yang sedang berfoto, dimana setiap orang akan merasa lensa itu sedang menatap dirinya. Ya… Anda akan merasa buku ini adalah diri Anda sendiri.

Maka, Anda boleh membiarkan batin Anda kian gelisah menunggu, atau segera dapatkan e-book buku itu ke dalam smartphone Anda, lalu nikmati guncangan dan getarannya bagai tubuh yang dilimpahi adrenalin dalam permainan roller coaster. Selamat membaca! (Robert Nio, Jakarta.

(*)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.