-->

Latest Post


MPAPADANG – Komite SDN 11 Indarung akan menjadikan Pekan Kreatifitas Anak (PKA) sebagai agenda tahunan, karena ajang ini adalah wadah untuk menampilkan bakat anak didik dalam bidang seni dan budaya yang patut dilestarikan.

Hal ini dikatakan oleh Ketua Komite SDN 11 Indarung Firma Ragnius ketika ditemui oleh media ini pada sela – sela pelaksanaan Pekan Kreatifitas Anak, Sabtu (13/4) di lapangan upacara SDN 11 Indarung.


“Kegiatan ini adalah sebagai wadah bagi para anak didik untuk ikut melestarikan seni dan budaya Minangkabau yang saya rasa sudah mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Kami akan jadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin tahunan Komite SDN 11 Indarung yang tentunya butuh kerja sama dengan pihak sekolah, wali murid dan masyarakat serta stake holder yang di ada di lingkungan sekolah,” kata Firma Ragnius.

Menurut Ketua Panitia Pelaksana Primadona, kegiatan kali ini diselenggarakan bersamaan dengan pengambilan nilai ujian BAM kelas 6 yaitu ba arak bako dan makan bajamba, “Kegiatan ini mengusung tema Mendidik Kreatifitas Anak Untuk Melestarikan Seni dan Budaya Minang Kabau,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan Lurah Indarung, para Mejelis Taklim, Ketua RW 6 Kelurahan Indarung Marwan Darmawi dan beberapa perwakilan dari alumni.

Primadona mengungkap, “tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk karakter anak didik dalam bidang seni dan budaya agar menjadi lebih kreatif dan inovatif lagi,” katanya.


Primadona mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Pihak Sekolah, seluruh PANITIA, wali murid, para alumni dan semua pihak yang telah ikut berpartisipasi didalam mensukseskan kegiatan ini

Kasmalaili dalam sambutannya berharap dengan diadakannya kegiatan ini bisa mengajarkan pembentukan karakter kepada seluruh anak didik agar terwujud visi dan misi sekolah didalam membentuk anak berakhlak mulia, cerdas dan senang berkarya.




“Saya sangat mendukung penuh pelaksanaan Pekan Kreatifitas Anak ini, karena memang anak-anak saat ini sangat membutuhkan wadah untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas seni dan budayanya,” sebut Kasmalaili.
(*)


MPA,JAKARTA - Memasuki masa tenang (14-16 April 2019) dalam tahapan Pemilu 2019, Pandam Jaya Mayjend TNI Eko Margiono bersama Kapolda Metro Jaya Irjen. Pol. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si. kembali menegaskan, TNI dan Polri netral dalam Pemilihan Umum (Pemilu), 17 April 2019. Penegasan perwakilan Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia tersebut disampaikan pada acara Apel Patroli skala besar TNI-Polri dalam rangka menjamin keamanan masyarakat sampai ke TPS di JI Expo Kemayoran, Minggu (14/04/2019).

Pada kesempatan acara Apel Patroli skala besar TNI-Polri yang juga dihadiri oleh para Pejabat Utama Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya tersebut, Kapolda dan Pangdam juga berkesempatan mengechek kesiapsiagaan personil, peralatan dan kendaraan dalam rangka mengamankan rangkaian perhelatan nasional, pesta demokrasi Pemilihan Umum 2019 yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota.

"Apel Kesiapsiagaan Polri dan TNI ini menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa keamanan negara dijamin dan dijaga dengan penuh tanggungjawab oleh TNI/Polri sehingga tidak ada lagi ketakutan masyarakat untuk datang ke TPS pada tanggal 17 April 2019 mendatang dengan sukarela melaksanakan haknya sebagai warga negara mengikuti Pemilu 2019," ujar Pandam Jaya Mayjend TNI Eko Margiono yang didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen. Pol. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si.

Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si menambahkan, Polri dan TNI juga menunjukkan kepada pihak yang berniat akan mengganggu jalannya   Pemilu 2019 dengan berbagai cara. "Bagi pihak manapun yang mau mengganggu stabilitas pesta demokrasi maka akan berhadapan dengan Polri dan TNI, yang secara otomatis siaga dan siap menindak siapapun juga yang berupaya menggagalkan pelaksanaan Pemilu 2019 dengan melanggar hukum dan melawan konstitusi negara," imbuhnya.

Pada kesempatan ini Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA kepada media ini menyatakan mendukung sepenuhnya sikap yang diambil oleh TNI/Polri dan semoga para prajurit TNI/Polri yang berperan dalam pengamanan Pemilu harus siap. "Kita dukung sepenuhnya, dan untuk itu TNI/Polri harus benar-benar siap, mulai dari personil, logistik, pengetahuan metode pengamanan dan Standard Operasi Pengamanan Pemilu, termasuk pengetahuan personel tentang kategori pelanggaran Pemilu dan lain sebagainya," ujar alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini.

Prajurit TNI/Polri, lanjut Wilson, juga harus netral, tidak mendukung salah satu Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden serta tidak mudah terpancing emosi ketika bertugas dan harus mengedepankan profesionalisme.

Dalam kesempatan apel besar di Halim menyatakan Polri menjamin keamanan warga yang akan datang ke TPS, menjamin keamanan pelaksanaan Pemilu hingga selesai Penghitungan Suara dan seluruh rangkaian Pemilu 2019 hingga tuntas serta menyatakan netralitas Polri. 

(WRI/Red)
Area lampiran


MPA,PADANG - Sesuatu yang pantas untuk kita syukuri. Karena, masuknya pendidikan pramuka dalam struktur kurikulum pendidikan patut kitaberi apresiasi. Pramuka dianggap sebagai wahana pembentukan karakter siswa, karena dalam Pramuka inilah siswa dilatih kepemimpinan, kerja sama, solidaritas, mandiri, juga keberanian. Hal ini sebagai penyeimbang kegiatan pembelajaran dalam kurikulum formal yang lebih berorientasi pada ranah kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (ketrampilan). Kegiatan Pramuka ini nantinya mampu membangun kecerdasan siswa pada ranah afeksi (sikap dan perilaku), sehingga siswa kelak akan sanggup mengembangkan karakternya secara positif.

Pramuka, singkatan dari "Praja Muda Karana" dan merupakan organisasi kepanduan tidak hanya populer di Indonesia, tapi juga di kancah dunia. Boden Powell, sang bapak pandu dunia selalu mengandalkan kegiatan kepanduan ini sebagai sarana pendidikan melalui kegiatan yang sangat menyenangkan. Tipologi menyenangkan ini tentu saja menarik simpati dan minat anak-anak. Sehingga, kegiatan kepanduan ini cepat menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, organisasi kepanduan ini sangat berperan penting dalam sejarah pergerakan nasional, baik pra maupun pasca kemerdekaan saat ini.

Sampai saat ini, Pramuka menjadi kosakata yang tidak asing dalam dunia pendidikan kita. Meskipun sebelumnya Pramuka ini bukan merupakan kegiatan wajib di sekolah, namun faktanya hampir semua satuan pendidikan, mulai  dari SD (Siaga dan Penggalang), SMP (Penggalang), SMA (Penegak), SMK (Penegak)  bahkan di tingkat Perguruan Tinggi ada satuan gerakan Pramuka yang disebut Racana. Diakui  atau tidak, keberadaan kegiatan Pramuka di sekolah terbukti mampu memberikan arti tersendiri terhadap proses pembelajaran. Di titik inilah, kebijakan Pramuka dijadikan sebagai ekstrakul wajib di sekolah dan menjadi faktor penting untuk mewujudkan pendidikan karakter.

Ada argumen, mengapa pramuka signifikan dalam menunjang pendidikan karakter. Pertama, Pramuka dikenal sebagai kegiatan yang teramat menyenangkan. Menyanyi, bermain, tepuk tangan, tali temali, sandi-sandi, penjelajahan juga beberapa bentuk dari kegiatan Pramuka yang berbasis fun, juga menyenangkan. Kegiatan yang bisanya dilakukan di tempat terbuka akan memberi ruang baru bagi siswa atas dominasi ruang kelas yang selama ini sering membelenggu. Sehingga, dalam kegiatan outboon ini siswa nantinya juga akan mampu mengekspresikan bakat dan minatnya secara bebas dan lepas.  

Kedua, Pramuka adalah salah satu media pendidikan yang berbasis pada pengoptimalan otak kanan siswa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa proses pembelajaran di kelas lebih dominan pada pengembangan otak kiri (IQ: Intelectual Quotient), sementara pengembangan otak kanan (EQ: Emotional Quotient) seringkali mendapatkan porsi yang sangat sedikit. Pramuka adalah wahana pengembangan emosional otak kanan, di mana siswa dilatih untuk berinteraksi, berkomunikasi, kreatif, dan berafiliasi dengan teman-teman lainnya. Di sinilah kemampuan sosial siswa dibangun, sehingga mampu mewujudkan salah satu pilar pendidikan versi Unesco (lembaga PBB yang menangani pendidikan dan kebudayaan), yakni membekali siswa untuk dapat life together, hidup bersama dengan damai dan harmonis.

Ketiga, Pramuka juga melatih mental yang kuat. Melalui Pramuka, siswa akan dibekali dengan sikap mental yang tangguh seperti disiplin, berani, loyal, bertanggung jawab dan sifat-sifat lainnya, yang terdapat dalam Dasa Dharma (sepuluh bakti) Pramuka. Sikap mental ini barangkali tidak ditemui dalam proses pembelajaran formal. Sebuah kenyataan, bahwa ada siswa yang cerdas dan pandai, namun menjadi sosok yang penakut, tertutup, sulit bergaul dan sebagainya. Untuk hal tersebut, Pramuka adalah solusi untuk mengatasi persoalan mentalitas siswa tersebut.

Agustus adalah merupakan bulan Kemerdekaan, dan menjadi momentum kegiatan Pramuka karena pada 14 Agustus diperingati juga sebagai Hari Pramuka. Berbagai kegiatan dibuat,seperti kemah pramuka, jambore,itusemua dilakukan untuk memperingati Hari Pramuka, dan hampir menghiasi semua lapangan yang ada disetiap kecamatan-kecamatan maupun desa. Pramuka seakan sudah menjadi bagian dari platform pendidikan. Tak salah jika seragam Pramuka diadopsi sebagai seragam wajib di sekolah secara nasional.


Padang,  14 April 2019
"Pramuka Wahana Pembentuk Karakter Siswa"
Oleh Gusni Aling. 

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.