Kisah Khadijah Jatuh Cinta pada Rasulullah, Hingga Akhirnya Menikah
Foto Ilustrasi/SINDOnews
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam (SAW) pada waktu mudanya tak punya pekerjaan tertentu. Hanya saja
riwayat-riwayat menyebut bahwa beliau bekerja sebagai pengembala kambing dan
mengembalanya di perkampungan kabilah Bani Sa'ad. Di samping itu bekerja untuk
Ahli Mekkah dengan upah sebesar Qaraariith (jamak dari kataqiiraath; yaitu
bagian dari uang dinar).
Syeikh Shafiyyur-Rahman
Al-Mubarakfury menceritakan kisah pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidah
Khadijah RA dalam Kitabnya Ar-Rahiqul Makhtum. Bagaimana awal mula Khadijah
jatuh cinta pada sang Nabi yang mulia, berikut kisah singkatnya.
Ketika berusia
25 tahun, beliau SAW pergi berdagang ke negeri Syam dengan modal yang diperoleh
dari Khadijah radhiallahu 'anha (RA). Ibnu Ishaq berkata: "Khadijah binti
Khuwailid adalah seorang wanita pedagang yang memiliki banyak harta dan
bernasab baik. Dia menyewa banyak kaum lelaki untuk memperdagangkan hartanya
dengan sistem bagi hasil.
Kabilah Quraisy dikenal sebagai
pedagang andal, maka tatkala sampai ke telinganya perihal kejujuran bicara,
amanah dan akhlak Rasulullah yang mulia, dia mengutus seseorang untuk
menemuinya dan menawarkannya untuk memperdagangkan harta miliknya ke negeri
Syam. Dia menyerahkan kepada beliau barang dagangan yang istimewa yang tidak
pernah dipercayakannya kepada pedagang-pedagang lainnya.
Beliau juga didampingi oleh
seorang pembantunya bernama Maisarah. Beliau menerima tawaran itu dan berangkat
dengan barang-barang dagangannya bersama pembantunya itu hingga sampai ke Syam.
Ketika beliau pulang ke Mekkah
dan Khadijah melihat betapa amanahnya beliau terhadap harta yang diserahkan
kepadanya. Begitu juga dengan keberkahan dari hasil perdagangan yang belum
pernah didapatinya sebelum itu.
Ditambah lagi informasi dari
Maisarah, pembantunya tentang budi pekerti beliau, kejeniusan, kejujuran dan
keamanahannya. Maka dia seakan menemukan apa yang dicarinya selama ini (calon
pendamping). Padahal banyak kaum laki-laki bangsawan dan pemuka yang sangat
berkeinginan untuk menikahinya, namun semuanya dia tolak.
Akhirnya dia menceritakan
keinginan hatinya kepada teman perempuannya, Nafisah binti Munayyah yang
kemudian bergegas menemui beliau SAW dan meminta kesediaan beliau untuk
menikahi Khadijah.
Nabi Muhammad pun menyetujuinya
dan menceritakan hal itu kepada paman-pamannya. Kemudian mereka mendatangi
paman Khadijah untuk melamar keponakannya. Maka pernikahan pun berlangsung
setelah itu dan 'akad tersebut dihadiri oleh Bani Hasyim dan para pemimpin Mudhar.
Pernikahan itu berlangsung dua
bulan setelah kepulangan beliau dari negeri Syam. Beliau memberikan mahar
berupa 20 ekor unta muda, sedangkan Khadijah ketika itu sudah berusia 40 tahun.
Khadijah adalah perempuan
kabilahnya yang paling terhormat nasabnya, paling banyak hartanya dan paling
brilian otaknya. Dialah perempuan pertama yang dinikahi Rasulullah SAW dimana
beliau tidak menikah lagi dengan perempuan selainnya hingga beliau wafat.
Semua putra-putri beliau SAW dari
rahim Khadijah kecuali putranya, Ibrahim. Putra-putri beliau tersebut adalah:
Al-Qasim (dimana beliau dijuluki dengannya), Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum,
Fathimah, 'Abdullah (julukannya adalah ath-Thayyib dan ath-Thaahir).
Semua putra beliau meninggal
ketika masih kecil. Sedangkan putri-putri beliau semuanya hidup pada masa
Islam, menganutnya dan juga ikut berhijrah, namun semuanya meninggal dunia
semasa beliau SAW masih hidup kecuali Fathimah RA yang meninggal enam bulan setelah
beliau wafat.
(rhs)
Sumber Sindonews.com