Baca Juga
Hajar Aswad berada di sisi Ka'bah. Batu ini dulunya memiliki
sinar terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Foto/Ist
Ka'bah adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail alaihis salam atas perintah Allah SWT. Ka'bah merupakan tempat
paling disucikan dalam Islam dan letaknya berada di area Masjidil-Haram,
Makkah, Saudi Arabia.
Sebagai peninggalan bersejarah, di riwayat lain menyebut
Ka'bah telah ada sejak Nabi Adam, namun bangunannya tak sekokoh saat ini.
Bangunan Ka’bah ini mengalami beberapa kali pemugaran.
Ketika beliau shallallahu 'alaihi wasallam (SAW) berusia 35
tahun, kabilah Quraisy pernah bertengkar bahkan hampir perang dahsyat saat
merenovasi Ka'bah. Mereka bertikai saat akan meletakkan Hajar Aswad, sebuah
batu yang diyakini berasal dari surga. Pertama kali ditemukan Nabi Ismail dan
meletakkannya adalah Nabi Ibrahim. Dulunya, batu ini memiliki sinar terang dan
dapat menerangi seluruh jazirah Arab.
Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam Kitabnya Ar-Rahiqul
Makhtum menceritakan, ketika 5 tahun sebelum beliau diutus menjadi Rasulullah,
kondisi Ka'bah hanyalah berupa tumpukan batu-batu berukuran di atas tinggi
badan manusia. Yaitu setinggi sembilan hasta di masa Nabi Ismail 'alaihissalam
dan tidak memiliki atap.
Karenanya, harta terpendam yang ada di dalamnya berhasil
dicuri oleh segerombolan para pencuri. Di samping itu, karena merupakan
peninggalan sejarah, Ka'bah sering diserang pasukan berkuda sehingga merapuhkan
bangunannya dan merontokkan sendi-sendinya.
Kala itu, Mekkah dilanda banjir besar mencapai pelataran
Baitul Haram sehingga menyebabkan bangunan Ka'bah hampir ambruk. Orang-orang
Quraisy terpaksa merenovasi bangunannya untuk menjaga reputasinya.
Mereka bersepakat untuk tidak membangunnya dari sembarang
sumber dana selain dari sumber usaha yang baik. Mereka tidak mau memakai dana
dari mahar hasil pelacuran, transaksi riba dan hasil pemerasan terhadap
orang-orang.
Mereka awalnya segan untuk merobohkan bangunannya, sampai
akhirnya dimulai oleh Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi baru kemudian
diikuti yang lainnya setelah mereka melihat tidak terjadi apa-apa terhadapnya.
Mereka terus melakukan perobohan hingga sampai ke pondasi pertama yang dulu diletakkan
oleh Ibrahim 'alaihissalam.
Mereka membagi bagian bangunan Ka'bah yang akan dikerjakan
beberapa bagian, yaitu masing-masing kabilah mendapat satu bagian dan
mengumpulkan sejumlah batu sesuai jatah masing-masing. Adapun yang menjadi
pimpinan proyeknya adalah seorang arsitek asal Romawi bernama Baqum.
Tatkala pengerjaannya sampai ke Hajar Aswad, mereka bertikai
tentang siapa yang paling berhak meletakkannya ke tempat semula. Pertikaian pun
terjadi dan berlangsung selama empat atau lima malam. Bahkan kian meruncing
sehingga hampir terjadi peperangan di Tanah Suci.
Untunglah, Umayyah bin al-Mughirah al-Makhzumi menengahi dan
menawarkan penyelesaian di antara mereka lewat perundingan damai. Tawarannya,
siapa yang paling dahulu memasuki pintu masjid di antara mereka maka dialah
yang berhak meletakkannya. Tawaran ini diterima oleh semua pihak atas kehendak
Allah Ta'ala.
Subhanallah, Rasulullah saat itu menjadi orang pertama yang
memasukinya. Tatkala mereka melihatnya, dia disambut dengan teriakan: "Inilah
Al-Amiin! Kami rela! Inilah Muhammad!".
Ketika beliau mendekati para pemimpin kabilah dan diberitahu
tentang hal itu, beliau SAW meminta sehelai selendang. Kemudian meletakkan
Hajar Aswad di tengahnya, lalu pemimpin-pemimpin kabilah yang bertikai itu
diminta agar masing-masing memegang ujung selendang. Setelah itu beliau
memerintahkan mereka untuk mengangkatnya tinggi-tinggi.
Hingga manakala mereka telah menggelindingkannya dan sampai
ke tempatnya, beliau SAW mengambilnya dengan tangannya dan meletakkannya di
tempatnya semula. Inilah cara jitu Nabi yang diridhai oleh semua pihak.
Saat renovasi Ka'bah itu, orang-orang Quraisy kekurangan dana
dari sumber usaha yang baik. Mereka terpaksa membuang enam hasta dari bagian
utara, yang dinamakan dengan Al-Hijr (Hijr Isma'il) dan Al-Hathim. Lalu mereka
tinggikan pintunya dari permukaan bumi agar tidak dapat dimasuki kecuali saat
menginginkannya.
Tatkala pembangunan sudah mencapai 15 hasta, mereka memasang
atap yang disangga dengan enam tiang. Akhirnya Ka'bah yang baru diselesaikan
tersebut berubah menjadi berbentuk kubus dengan ketinggian 15 meter. Panjang
sisi yang berada di bagian Hajar Aswad dan bagian yang searah dengannya adalah
10,10 meter.
Hajar Aswad sendiri dipasang di atas ketinggian 1,50 meter dari
permukaan pelataran thawaf. Adapun panjang sisi yang berada di bagian pintu dan
bagian yang searah dengannya adalah 12 meter. Sedangkan tinggi pintunya adalah
2 meter di atas permukaan bumi.
(*)