-->

Latest Post


MPA - Konstitusi telah memberikan putusan terkait perselisihan hasil Pemilihan Umum 2019. Dengan demikian, proses pesta demokrasi yang telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir telah usai. Presiden Joko Widodo, yang juga presiden terpilih, mengajak segenap komponen bangsa untuk kembali merajut persatuan dan memikirkan langkah-langkah ke depan untuk bersama memajukan Indonesia.

"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kembali bersama-sama membangun Indonesia, bersama-sama memajukan negara kita Indonesia, Tanah Air kita tercinta," ujarnya dalam pernyataan resmi terkait dengan hasil putusan tersebut di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Kamis malam, 27 Juni 2019.

Dalam pernyataannya sebelum bertolak menuju Jepang untuk menghadiri KTT G20 tersebut, Kepala Negara menyatakan bahwa setelah ini tak ada lagi pengkotak-kotakan keyakinan dan dukungan terkait Pilpres 2019. Seluruh pihak diminta untuk tetap memberikan penghormatan satu sama lain meski memiliki pandangan politik yang berbeda.

"Tidak ada lagi 01 dan 02, yang ada hanyalah persatuan Indonesia. Walau pilihan politik berbeda tetapi kita harus saling menghargai. Walau pilihan politik berbeda kita harus saling menghormati," ucap Presiden.

Kepala Negara kemudian memastikan bahwa dirinya bersama dengan wakil presiden terpilih, Ma'ruf Amin, akan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

"Walau pilihan politik berbeda pada saat Pilpres, namun perlu kami sampaikan bahwa presiden dan wakil presiden terpilih adalah presiden dan wakil presiden bagi seluruh anak bangsa, bagi seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.


Jakarta, 27 Juni 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Bey Machmudin


NAPZA singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan aditif lainnya. Apabila narkotika dan psikotropika itu digunakan dengan baik dan benar akan banyak sekali manfaatnya. Misalnya dalam ilmu kedokteran sebagai anestesi dan penenang pasien. Tetapi dalam perjalanan waktu, NAPZA sering disalahkan oleh orang-orang yang tidak bertangggungjawab. 

Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks dan memiliki dimensi yang luas, baik dari kesehatan medis, psikiatri, mental, dan psikososial. Penyalahgunaan narkoba di sisi lain dapat mengancam kelangsungan hidup manusia, terutama bagi generasi muda di masa depan. Yang bahaya itu bukan narkotikanya tetapi penyalahgunaanya. NAPZA memiliki 3 sifat khas yang berbahaya : 1). sifat HABITUAL, yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang, dan terbayang, sehingga cenderung untuk selalu mencari dan rindu terhadap barang berbahaya tersebut. 2). Sifat ADITIF, yang membuat pemakainya terpaksa memakai secara terus menerus dan tidak dapat dihentikan. 

penghentian atau pengurangan pemakaian NAPZA akan menimbulkan efek putus zat atau withdrawal effect yaitu perasaan sakit luar biasa atau dalam bahasa gaulnya disebut SAKAW (sakit karena kau) 3). 

Sifat TOLERAN, yang membuat tubuh pemakainya semakin lama semakin menyatu dengan NAPZA tersebut sehingga menuntut dosis pemakaian yang semakin hari semakin tinggi, Bila dosis udah dinaikkan NAPZA tersebut tidak akan bereaksi tetapi malah membuat pemakainya mengalami sakaw.

Penyalahgunaan Napza merupakan suatu pola penggunaan zat yang bersifat patogenik, dengan mengonsumsi obat secara terus menerus dan dapat menimbulkan gangguan fungsi sosial atau akupasional. 

Ganggguan fungsi sosial yang dapat terjadi berupa ketidakmampuan memenuhi kewajiban terhadap keluarga atau kawan-kawanya karena perilaku yang impulsif atau karena karena ekspresi perasaan agresif yang tidak wajar.

Dunia telah melakukan upaya-upaya terkait dengan penyalahgunaan narkoba, antara lain dengan terselenggaranya konferensi tentang psikotropika yang pertama kali diselenggarakan oleh The United Nation Conference For The Adoption Of Protocol On Psychotropic Substances mulai tanggal 11 januari-21 februauri 1971, di Wina Austria, telah menghasilkan Convention Psyhcotropic Substance 1971. 

Sebagai suatu perangkat hukum internasional, konvensi tersebut mengatur kerjasama internasional dalam pengendalian dan pengawasan produksi, peredaran dan penggunaan psikotropika, serta mencegah terhadap penyalahgunaannya dengan pemberian batasan hanya bagi kepentingan kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan.

Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional ( BNN) RI, Irjen Pol Arman Depari menyatakan, perkembangan kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, saat ini berada dalam kondisi mengkhawatirkan. 

Dari angka prevalensinya, Indonesia sudah mencapai kurang lebih 4 sampai 4,5 juta. Angka tersebut terbilang sangat tinggi .Selain angka pengguna penyalahgunaan NAPZA yang semakin tinggi , angka kematian pun ikut meningkat setiap harinya akibat penyalahgunaan tersebut. 

Setelah memaparkan apa itu NAPZA dan Seperti apa penyalahgunaan NAPZA di Indonesia ,tentu saja perlunya kerjasama beberapa pihak dalam memberantas NAPZA ini .

Yang utama adalah pihak keluarga dan lingkungan.

Peran keluarga merupakan hal penting dalam memberantas penyalahgunaan NAPZA. 

Lingkungan yang sehat menjadikan kita enggan untuk melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri . Perlunya pengetahuan mengenai NAPZA juga dapat membantu dalam memberantas penyalahgunaan NAPZA. 

Jika kita bisa mencegah penyalahgunaan tersebut sejak dari lingkungan keluarga, kenapa tidak. 

Selain itu, kesadaran diri akan pentingnya kesehatan merupakan satu hal yang dapat menghindarkan kita dari penyalahgunaan NAPZA tersebut.



Ditulis oleh: Yuliana dan kawan-kawan Mahasiswi/a STIFI Yayasan Perintis Padang


MPA,JAKARTA - Presiden Kappija-21 (Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang Abad 21) Mulyono Lodji menyampaikan bahwa organisasi para pentolan program persahabatan pemuda Indonesia Jepang itu siap menggelar Regional Leaders Forum (RLF) di Bali. "Kita siap menyelenggarakan event internasional Regional Leaders Forum atau RLF di Bali Oktober mendatang," ujar Mulyono usai pertemuan coffee-night bersama beberapa pengurus Kappija-21 di Solo Coffee, Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (26 Juni 2019).

Hadir pada pertemuan coffee-night itu, selain Presiden Kappija-21, terlihat juga Sekretaris Jenderal Wilson Lalengke, Yusron Fuadi dan Affan Pasaribu. Ini adalah pertemuan awal yang membahas khusus terkait kesiapan Kappija-21 menggelar RLF sesuai amanat ECM AJAFA-21 di Makati, Philipina, awal Maret 2019 lalu.

Sebagaimana pernah diberitakan di berbagai media beberapa waktu lalu bahwa Kappija-21, sebagai salah satu anggota asosiasi organisasi alumni Asean Jepang, ditunjuk oleh peserta pertemuan ECM AJAFA-21 (Executive Council Meeting ASEAN Japan Friendship Association for the 21st Century) sebagai tuan rumah RLF 2019. Para peserta pertemuan itu juga merekomendasikan Bali sebagai tempat pelaksanaan RLF tersebut.

Baca juga: ECM AJAFA-21 di Philipina Sukses, Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah (https://beritabuana.co/2019/03/16/ecm-ajafa-21-di-philipina-sukses-indonesia-siap-jadi-tuan-rumah/)

Sementara itu, Sekjen Kappija-21 Wilson Lalengke menjelaskan bahwa pelaksanaan acara RLF akan berlangsung dari tanggal 4 s/d 7 Oktober 2019. "Sesuai resolusi Makati, RLF tahun ini akan dilaksanakan di Bali pada tanggal 4 sampai dengan 7 Oktober mendatang," kata alumni Youth Invitation Programme ke Jepang tahun 2000 itu.

Adapun para peserta RLF, sambung Wilson, event ini akan diikuti lebih dari 100 orang, berasal dari 10 negara Asean, termasuk Indonesia. Semua organisasi alumni Jepang dari masing-masing negera berencana mengirimkan delegasi sekitar 10 orang. "Kurang-lebih, event ini akan dihadiri 100 orang delegasi dari organisasi anggota AJAFA-21, termasuk Indonesia," imbuh Wilson.

Khusus peserta dari Indonesia, tambah Wilson yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PPWI Nasional ini, diusulkan untuk mengikutsertakan anggota delegasi dari kelompok usia di atas 50 tahun. Sebab, sebagaimana diketahui bahwa program persahabatan yang awalnya dikenal sebagai Nakasone Program ini, sudah dimulai sejak tahun 1984. "Jadi, anggota Kappija-21 itu sudah ribuan, hampir 5000 orang, setengahnya sudah sangat senior. Angkatan awal-awal di program ini antara lain Bapak Menteri Tjahjo Kumolo, Menteri Perindustian Airlangga Hartarto, Anggota DPR-RI Ferdiansyah, Jurnalis Senior Ilham Bintang, Komisaris Ancol Geizs Chalifah, dan ribuan lainnya di berbagai instansi penting di ibu kota negara Indonesia ini. Nah, Bapak-bapak itu kita harapkan bisa hadir dan diposisikan sebagai delegasi senior atau Angkatan-50 di acara RLF ini nanti," jelas Wilson.

Tujuan dari penyelenggaraan event RLF ini agak berbeda dengan pertemuan resmi seperti ECM AJAFA-21 yang juga menghadirkan pengurus dan anggota organisasi dari semua negara Asean. "Kegiatan di RLF lebih banyak acara non-formal, santai dan menyenangkan. Acara resmi hanya pada pembukaan RLF saja, selebihnya adalah acara keakraban, persahabatan, kekeluargaan. Acara utamanya jalan-jalan rekreasi, bermain bersama, wisata, dan makan bersama di tempat-tempat yang akan menjadi kenangan para peserta. Jadi, tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkuat relationship, friendship dan fraternity atau persaudaraan di antara sesama alumni persahabatan Asean-Jepang," ujar alumni PPRA-48 Lemhannas tahun 2012 itu.

Dalam waktu dekat, para pengurus Kappija-21 menjadwalkan untuk melakukan kunjungan audiensi ke beberapa pihak, antara lain Sekretariat Asean, Kementerian Dalam Negeri, Kapolri, dan Gubernur Bali dalam rangka melaporkan persiapan pelaksanaan event internasional tersebut (APL/Red)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.