-->

Latest Post



MPA, NUNUKAN - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta kepada lembaga penyiaran publik (LPP) maupun lembaga penyiaran swasta (LPS) serta jurnalis untuk mengedepankan persatuan NKRI terkait dengan konflik di Papua. Serta, menggunakan tokoh-tokoh Papua yang mengedepankan perdamaian sebagai narasumber.

“Jadi gini, jurnalis yang harus dikedepankan adalah jurnalis damai. Intinya jangan jurnalis yang memprovokasi karena berpotensi menimbulkan dampak kerusuhan yang lebih luas. Potensi ya,” imbau Ketua KPI Agung Suprio kepada wartawan di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Senin (2/9/2019).

“Oleh karena itu, KPI mengimbau agar penyiaran atau liputan di Papua harus mengedepankan kepentingan publik yang lebih luas. Termasuk di dalamnya adalah menjaga keutuhan NKRI,” tambahnya.

Agung enggan menanggapi soal akses internet yang dibatasi oleh pemerintah di Papua. Namun, ia juga meminta agar tokoh-tokoh Papua yang mendukung perdamaian dan persatuan bisa diberikan panggung sebagai narasumber.

“Ya kami ingin televisi memberikan porsi narasumber kepada mereka yang memberikan perspektif perdamaian dalam banyak hal dan menjaga keutuhan NKRI,” pinta Agung.

Senada, Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo menegaskan agar jurnalis dan media harus sangat berhati-hati dan harus mengedepankan prinsip perdamaian. Jangan sampai memicu saudara-saudara yang ada di Papua dan juga daerah lainnya bergerak dan akhirnya memicu konflik.

“Prinsipnya, harus memberi kedamaian. Terutama sodara kita yang di provinsi lain, tidak di Papua. Jangan bikin sesuatu yang picu mereka gerak,”tuturnya.

Menurut Hadi, hal ini juga sudah disampaikan kepada para Pimpinan Redaksi (Pimred) media-media nasional bersama dengan Dewan Pers, mereka semua sepakat untuk mengedepankan kepentingan persatuan Indonesia.

“Bukan berarti kami membatasi untuk meliput, nggak. Konsep kebebasan pers nggak boleh dikekang, kami setuju. Tapi kebebasan yang bertanggung jawab untuk Merah Putih. Mudah-mudahan segera ada penyelesaian,” harapnya.



Dilansir dari Sindonews.com
Dengan judul Artikel : Soal Papua, KPI Minta TV dan Jurnalis Kedepankan Kepentingan NKRI



Foto/SINDOnews

MPA, JAKARTA - Panitia seleksi (Pansel) calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyerahkan 10 nama hasil seleksi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kesepuluh nama tersebut oleh Presiden Jokowi akan diserahkan ke Komisi III DPR untuk mengikuti fit and proper test.

Nama-nama yang lolos yakni :

Alexander Marwata, Firli Bahuri, I Nyoman Wara, Johanis Tanak, dan Lili Pintauli Siregar. Lalu Luthfi Jayadi Kurniawan, Nurul Ghufron, Hakim Nawawi Pomolango, Roby Arya dan Sigit Danang Joyo. (Baca juga: 10 Capim KPK Diserahkan, DPR: Sekarang Bola di Tangan Presiden)

“Komposisi satu orang KPK, satu orang polisi, satu orang jaksa, satu orang auditor, satu advokat, dua dosen, satu hakim, dan dua PNS,” ujar Ketua Pansel Capim KPK, Yenti Garnasih di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/9/2019).

Dia menambahkan presiden mengikuti tahapan seleksi capim KPK. Sehingga, dirinya tidak tahu pasti kapan nama-nama itu akan diserahkan presiden kepada DPR.

“Tidak ada sinyal kapan presiden akan menyerahkan. Itu memang jadi kewenangan presiden. Dan kami memang tidak menanyakan,” pungkasnya.




Dilansir dari Sindonews.com
Dengan judul artikel : Ini 10 Nama Capim KPK yang Diserahkan Pansel ke Presiden Jokowi



MPA, JAKARTA - Didorong empati terhadap nasib korban tsunami Palu yang telah 11 bulan di pengungsian, meski baru kembali dari Tugas di Ambon, Yonif 711/RKS langsung terjunkan personelnya untuk membantu warga dalam program karya bakti.

Hal tersebut disampaikan Danyonif 711/Rks, Letkol Inf Fanny Pantouw M.Tr.Han.,M.I.Pol.,dalam rilis tertulisnya di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (2/8/2019).

Diungkapkan Danyon, karya bakti yang dilaksanakan oleh 100 personel yonif 711/Rks pada Sabtu (31/8/2019) di kompleks pengungsian Balaroa ini, sebagai bentuk kepedulian terhadap warga korban likufaksi di Balaroa. 

“Sudah kurang lebih 11 bulan bencana berlalu, akan tetapi sampai saat ini masih ada para pengungsi yang masih tinggal di tenda pengungsian,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, Yonif 711 menggelar karya bakti di komplek pengungsian ini selain sebagai wujud perhatian kepada saudara yang membutuhkan, juga sebagai wujud kepedulian sosial kepada mereka yang tertimpa bencana.

“Kita berharap dengan kegiatan semacam ini dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian para pengungsi untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan," jelas Fanny Pantouw.

Dijelaskan pula, sebagai prajurit TNI, karya bakti yang dilakukan, selain untuk mendukung program pembangunan infrastruktur juga ditujukan untuk membangun budaya hidup bergotong-royong.

“Dengan adanya karya bakti seperti ini akan meningkatkan rasa peduli dan simpati, serta saling tolong-menolong terhadap sesama di kalangan masyarakat,” ucapnya.

Kegiatan tersebut juga mendapat apresiasi dari masyarakat, hal itu dapat dilihat dari banyaknya warga yang ikut berpartisipasi.

Asrin, Ketua RT di pengungsian Balaroa mengucapkan terima kasih kepada prajurit Yonif 711/Rks yang telah peduli dari awal bencana sampai sekarang.

“Kepedulian bapak TNI kepada para pengungsi sungguh besar, walau waktu itu mereka lagi tugas di Maluku, perhatian dan bantuannya tak pernah berhenti,” tuturnya.

Dirinya pun berharap, kehadiran TNI melaksanakan karya bakti di tempat pengungsian ini sebagai wujud perhatian kepada sesama yang membutuhkan bantuan.

“Semoga kebaikan seperti ini menjadi contoh bagi masyarakat untuk ikut juga peduli kepada sesamanya,” pungkasnya. (Dispenad)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.