-->

Latest Post


MPA, PADANG —Tunai sudah penyelenggaraan ibadah haji melalui Embarkasi-Debarkasi Padang tahun ini. Ditandai dengan mendaratnya kelompok terbang (kloter) 18 di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada 3 September 2019 lalu. Secara keseluruhan, penyelanggaraan haji tahun ini, terutama dalam hal pelayanan bagi jemaah, menuai apresiasi dari banyak kalangan.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sumbar, H. Hendri menyebutkan, tahun ini, Embarkasi Padang memberangkatkan 7.001 jemaah, dengan rincian 4.993 jemaah dari Sumbar, 1.918 dari Bengkulu, dan 90 jemaah lainnya adalah petugas kloter.

“Kami tentu sangat berterima kasih atas dukungan dan bantuan berbagai pihak kepada PPIH Embarkasi Padang tahun ini. Terutama kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, para kepala daerah, unsur pimpinan dan anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota, umumnya semua stake holder terkait penyelenggaraan haji tahun ini, jamaah haji dan masyarakat secara luas" kata H.Hendri

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit menilai, Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang tahun ini tampak berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji sejak jadwal keberangkatan hingga pemulangan kembali ke tanah air. 

“Alhamdulillah penyelenggaraan haji tahun ini selesai dengan sukses. Kami dari Pemprov Sumbar mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak, terutama kepada panitia penyelenggara,” sebut Nasrul.

Hal senada juga disampaikan Anggota DPRD Sumbar, Suwirpen Suib, yang tahun ini ikut beribadah haji dan merasakan betul peningkatan pelayanan dari PPIH Embarkasi Padang. “Secara umum, pelayanan haji tahun ini jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Seperti telah disediakannya makanan yang sesuai dengan selera jemaah, tahun depan saya berharap kebutuhan ini terus ditingkatkan,” sebut Suwirpen.

Selain itu, Suwirpen juga mengapresiasi kehadiran Bus Shalawat yang mengantar jemaah menuju pusat peribadatan seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sehingga sangat memudahkan aksesibilitas jemaah.

“Ke depan, bagi calon jemaah, saya berharap agar manasiknya lebih tekun. Lalu, jika ada jemaah uzur dan butuh pendamping khusus, sebaiknya berangkat dengan keluarga. Kemarin saya lihat, panitia bahkan sampai menggendong jemaah ilir mudik,” ucapnya lagi.

Apresiasi kepada PPIH Embarkasi Padang dan Kanwil Kemenag Sumbar turut disampaikan Tokoh Minang yang juga Ketua DPP Majelis Dzikir Babussalam, Buya H. Boy Lestari Datuak Palindih. Menurutnya, penyelenggaraan haji di Embarkasi Padang yang makin baik membuktikan komitmen Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Hendri, untuk memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan jemaah haji Sumbar dan Bengkulu.

“Kebetulan tahun ini saya juga berangkat bersama istri dan dua anak, sehingga saya merasai betul meningkatnya pelayanan haji tahun ini. Tulus tanpa embel-embel, Kanwil Kemenag Sumbar yang sekarang patut diacungi jempol. Semua petugas tampak all out memberikan pelayanan. Sejak berangkat, sampai jadwal pulang. Semua jemaah merasa sangat didampingi,” kata Buya Boy.

Lima hal yang menarik perhatian ulama yang juga Ketua Gebu Minang Sumbar itu saat berhaji tahun ini adalah, makhtab dan pelayanan hotel yang bagus, penyediaan makanan bagi jemaah, Bus Shalawat yang memudahkan, kesehatan jemaah yang selalu dikontrol, serta turunnya hujan saat wukuf di Arafah.

“Perhatian bagi jemaah haji dari pemerintah daerah dan Kemenag Sumbar betul-betul tampak, teruji, dan terukur. Kami berharap ini dipertahankan dan dikembangkan. Menurut saya, Kakanwil Kemenag sekarang berbeda dengan yang dulu-dulu. Kakanwil yang sekarang tampak hadir untuk menyelesaikan masalah,” katanya lagi.

Menurutnya, kinerja H. Hendri selaku Kepala Kanwil Kemenag Sumbar tidak hanya terukur dari pelaksanaan ibadah haji, tetapi juga dari berbagai kebijakan yang diambil, serta silaturrahim yang terus terjaga dengan berbagai elemen dan komponen masyarakat di Sumatra Barat.

“Kementerian agama ini akan selalu jadi perhatian bagi orang banyak. Bagi saya, selama terus bekerja bersama orang-orang yang berintegritas, loyal, solid, dan berkapasitas, maka kinerja Kemenag Sumbar akan makin baik,” ucapnya menutup, (rilis)

Komandan Korem 032/Wbr Brigjen Tni Kunto Arief Wibowo, S.I.P, (Photo Istimewa)

MPA, SUMBAR – Jajaran Korem 032/ Wirabraja terus mengembangkan pemanfaatan Iptek (Teknologi Terapan) dalam membantu pengembangan ekonomi masyarakat Sumatera Barat. Salah satunya dengan mengembangkan mesin penjernihan air ”DAG Filter“.

Dengan menggunakan teknologi sederhana, mesin ini dapat mengatasi masalah air tidak layak menjadi layak konsumsi  yang bisa digunakan di wilayah tertentu dimana kondisi airnya tidak baik seperti di wilayah Kabupaten Terluar Kepulauan Mentawai.

Komandan Korem 032/Wbr Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P, menyampaikan pengembangan teknologi  yang dikembangkan di Jajaran Korem 032/Wbr saat ini difokuskan pada potensi sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat sehingga secara langsung dapat menjawab permasalahan masyarakat.

Menurut Danrem, sumber daya di Mentawai sendiri sebenarnya sudah ada namun perlu pendukung agar Sumber Daya itu bisa dimanfaatkan, serta pada saatnya nanti dapat menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.

Kita ingin Teknologi Terapan Mesin Penjernih Air yakni “DAG Filter” nantinya dapat membantu masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan air sehat layak konsumsi, karena air yang ada saat ini bersentuhan langsung dengan air laut,” jelasnya, Rabu (11/9)

Lebih lanjut Danrem kembali menjelaskan, mesin yang sebentar lagi akan di Launching penggunaannya  di Mentawai tersebut dinamai “DAG Filter”. Awalnya inovasi ini murni dibuat untuk menjawab kebutuhan  para prajurit yang saat itu sedang bertugas di daerah sulit air layak konsumsi. Mesin “DAG Filter” telah melalui rangkaian ujicoba cukup panjang dan hasilnya terbukti dapat menjadi solusi cepat mengatasi kebutuhan air sehat layak konsumsi meski sumbernya airnya tidak bagus.

Teknologi “DAG Filter” selanjutnya akan dikembangkan di Pulau Terluar Sumatera Barat, yakni Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang sudah sejak lama sangat memerlukan dan kesulitan air sehat layak konsumsi, karena kondisi alamnya yang langsung berbatasan dengan laut.

“Sumber air Laut, Sungai, Payau, bahkan yang Bau dan Kotorpun,  setelah diproses kedalam mesin penjernih ”DAG FILTER” hasilnya bisa langsung dikonsumsi sebagai air minum yang sehat layak konsumsi. Ini nantinya dapat dimanfaatkan bagi personil TNI ataupun untuk masyarakat yang membutuhkan hingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Danrem, Sabtu (24/08/2019)

Dengan adanya mesin “DAG Filter”, tentu dari sisi keuangan akan jauh lebih ekonomis serta membantu mengurangi penggunaan plastik. Karena kemasan untuk air yang dibeli tersebut bisa menjadi masalah besar karena dapat mencemari lingkungan serta sulit diurai oleh alam, tambah Brigjen Kunto.
Mesin Dag Filter Lulus Uji Laboratorium

Ditegaskan lagi,  air yang dihasilkan dari “DAG Filter” ini  juga telah melalui ujicoba laboratorium. Hasil air yang diproduksi melalui DAG Filter terbukti sangat layak, sehat dan bisa langsung diminum dengan kadar PH 7.

“ Dengan biaya terjangkau dan ekonomis, mesin “DAG Filter” ini sangat efektif dan sangat mudah digunakan ditempat yang sulit mendapatkan sumber air sehat serta layak konsumsi,” ungkapnya.

Kedepan, diharapkan mesin “DAG Filter” ini baik secara internal di TNI maupun secara umum mampu membuat masyarakat secara Mandiri dapat memenuhi kebutuhan air yang sehat serta layak diminum.

Teknologi terapan adalah merupakan teknologi tepat guna yang mempunyai karakteristik skala yang relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan sangat terkait erat dengan kondisi yang dibutuhkan lokal lingkungan sekitar dan akan memiliki nilai untuk kesejahteraan nilai bagi masyarakat.(Penrem 032)



MPA, JAKARTA - Presiden Ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie telah menghembuskan napas terakhir di ruang CICU, Paviliun Kartika RSPAD Jakarta Pusat.

Putera Kedua Habibie, Thareq Kemal mengatakan, ayahnya telah berpulang ke Rahmatullah tepat pada pukul 18.03 WIB di usianya yang ke 83 tahun.

"Saya harus menyampaikan bahwa Ayah saya, Presiden Ketiga RI, BJ Habibie meninggal dunia pukul 18.05 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, seperti dilansir Sindonews.com  Rabu (11/9/2019).

Dia menuturkan, faktor penyebab lainnya adalah karena jantung yang sudah melemah. Pihaknya mengapresiasi dokter yang sudah berusaha semampunya untuk menyembuhkan Habibie.

"Jantungnya sudah berhenti beraktifitas, seperti yang saya bilang, karena umur dan aktifitas yang banyak," kata Thareq. (AR)


Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.