-->

Latest Post


MPA, PADANG – Hendra Saputra, SH, M.Si yang akrab disapa Buya Hend kembali memberikan perhatiannya terhadap masyarakat Minang. Yakni, masyarakat Minang yang mengalami korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya Papua.

Kali ini dengan mengundang Dewan Ulama Thariqah Internasional ke Padang, Senin (07/10/19). Buya Hend memaparkan kondisi yang di alami para korban masyarakat Minang di kerusuhan Wamena kepada Ulama Turkey, siang tadi di Gedung Sederhana Padang.

Pada pertemuan itu, Buya Hend terlihat begitu akrab dengan Dewan Ulama Turkey yakni Syekh Maulana Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani.

Syekh Maulana Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani usai pembicaraannya dengan Buya Hend, langsung memberikan bantuan bagi para perantau asal Sumatera Barat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena tersebut, dan juga bantuan untuk modal usaha.

Dikesempatan itu, Syekh Maulana mengatakan, bantuan untuk korban Wamena yang diserahkan adalah berupa uang sejumlah Rp 2,5 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan dan renovasi rumah.

“Bantuan uang ini diperuntukkan hanya untuk para perantau Minang yang menjadi korban kerusuhan di Wamena,” ujar Maulana.

Mahyuzil Rahmat, Ketua Forum Sumbar Bersatu mengatakan, pihaknya akan memverifikasi data secara detail bagi setiap korban Minang di Wamena.

“Bagi korban yang sudah kembali ke Sumbar dan ada yang bertahan di sana, tentu lebih di utamakan dan bagi mereka yang sudah kembali ke Sumbar, sudah mendapatkan bantuan dari keluarga kita yang lain,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya akan segera membentuk tim untuk menyalurkan bantuan ini dan akan turun ke lokasi untuk memberikan bantuan perbaikan fisik bangunan bagi korban yang terdampak.

Hendra Saputra SH, M.Si (Buya Hend) menjelaskan, penyerahan dana bantuan adalah sebesar Rp2,5 miliar yang diberikan langsung secara simbolis oleh Dewan Ulama Thariqah kepada Forum Sumbar Bersatu yang dipercaya untuk menyalurkan dana tersebut. Dimana Forum Sumbar Bersatu ditunjuk sebagai pelaksana di lapangan dalam pengelolaan bantuan itu.

Sedangkan untuk bantuan kedua yaitu sebesar Rp.50 miliar, nantinya akan diberikan kepada seluruh korban dalam bentuk bantuan modal usaha, sebut Buya Hend.

Disampaikan Buya Hend, kita diciptakan untuk bisa saling tolong menolong dan membantu satu sama lain yang sedang mengalami kesulitan, khususnya terhadap saudara kita yang berdampak terhadap kerusuhan Wamena. Islam sebagai Rahmatan Lil-Allamin, tidak dapat dipisahkan dari ajaran untuk saling tolong menolong.

Kita tahu, anjuran tolong menolong dalam hal kebajikan merupakan salah satu bentuk loyalitas kita kepada agama dan sesama muslim, tutur Buya Hend.

Dengan adanya musibah ini jangan sampai membuat kita merasa putus ada, karena Allah SWT sudah menjanjikan pada tiap-tiap kesulitan ataupun musibah selalu ada kemudahan yang menyertainya. Kuncinya, asalkan kita tidak berhenti berdoa dan berusaha. Semoga keluarga korban, kuat dan tabah dalam menghadapi cobaan tersebut, sebut Buya Hend. (Red)


Oleh : Ani Ghaziyah
(Penulis, dan Pemerhati Generasi)

Area yang tidak kita kuasai adalah area yang tidak terjangkau oleh kita, pada area ini Allah tidak akan memintai pertanggung jawaban, contohnya kita terlahir cantik, tampan, punya hidung mancung, pesek, hitam, putih, tinggi, pendek, dll. Semua itu tidak akan Allah tanya di akhirat, kenapa kita cantik, tampan, putih, dsb. Tapi yang Allah tanya adalah untuk apa kita gunakan potensi kita, umur kita, waktu kita, dan harta kita, apakah untuk kebaikan atau untuk keburukan.

Sering kali kita melihat manusia sibuk memperbaiki penampilannya, ada yang operasi wajah, operasi hidung, kulit, dimana bagi mereka yang paling penting adalah bisa terlihat cantik, putih, tampan dan gagah, karena penapilan adalah no.1. Banyak yang tidak bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepadanya, sehingga tidak merasa berdosa merubah ciptaan-Nya, semata-mata hanya untuk sekedar sensasi, uang, ketenaran, bahkan pengakuan status sosial, sangat miris dan menyedihkan, manusia mencari kebahagian lewat fisik,  yang pasti itupun tidak akan Allah mintai pertanggung jawaban, dan bahkan melupakan area yang dikuasainya dimana area yang dikuasailah yang akan ditanya.

Hari ini orang berlomba-lomba memperbaiki dan memperbagus fisiknya, fokus pada penilaian manusia, dan melupakan penilaian Allah, sementara penilaian manusia tidak akan memberikan manfaat kepada dirinya, justru akan membuat ia lupa pada identitasnya, pemikiran kaum muslimin benar-benar sudah terkontaminasi oleh budaya barat yang lebih mengutamakan fisik. Sehingga standar bahagia mereka adalah penampilan dan fisik yang sempurna. Padahal Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk, dan Allah tidak akan tanya seperti apa bentuk fisik kita. 

Dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian”(H.R Muslim).

Saat semua orang fokus memperbagus fisiknya, marilah kita fokus untuk memperbaiki hati dan amal kita, karna Allah tidak memandang fisik seorang hamba, tapi Allah memandang apa yang didalam qolbunya.

Maka marilah kita menjadi orang-orang yang melawan arus rusakglobalisasi yang  banyak menghancurkan muda-mudi saat  ini, arus yang menyeret manusia pada lembah kehinaan, maka sudah saatnya kita menjadi orang-orang yang melakukan perbaikan. Kembalikan midset kaum muslimin bahwa kemulian tidak terletak pada rupa, tapi terletak pada kebaikan hatinya, dan alangkah luar biasa jika seseorang terlahir dengan rupa yang sempurna namun hatinya juga mulia. MasyaAllah. :D




Oleh : Ani Ghaziyah
(Penulis, dan Pemerhati Generasi)

Dalam menjalani kehidupan kita diberi kebebasan oleh Allah, yaitu ada area yang kita kuasai, dan ada area yang tidak kita kuasai, pada area yang kita kuasai Allah akan meminta pertanggung jawaban atas apa yang kita kerjakan, sebaliknya area yang tidak kita kuasai Allah tidak akan mintai pertanggung jawaban.

Apa saja area yang kita kuasai, seperti memilih untuk jadi taat atau maksiat, disini tidak ada yang memaksa kita untuk memilih jadi taat atau maksiat, yang menentukan adalah diri kita sendiri, yang membawa diri kita pada kebaikan atau keburukan adalah kita sendiri, sekuat apapun orang lain  mengajak  kita pada kebaikan juga tidak akan bisa, jika diri kita sendiri tidak bersedia untuk melakukannya. Dan sekeras apapun orang lain melarang kita untuk jangan melakukan maksiat atau berbuat kerusakan juga tidak akan berhasil jika kita sendiri tidak menghentikannya.

Semua pilihan ada ditangan kita, yang menetukannya adalah kita sendiri, karna memilih adalah area yang kita kuasai, memilih untuk jadi baik dan buruk itu terletak pada keputusan kita, maka sejatinya kita adalah makhluk yang Allah anugrahkan akal untuk berfikir, maka jalankan akal kita untuk menentukan area mana yang akan membuat kita jadi lebih baik atau bahkan lebih buruk, Allah memberikan akal sebagai alat untuk menimbang dan berfikir yang harus dituntun oleh wahyu, jika kita hanya menjadikan akal saja sebagai standar dalam menentukan pilihan, juga belum tentu bisa mengantarkan kita pada area yang diridhoi Allah. Karna sifat akal lemah dan terbatas, sehingga perlu dituntun oleh wahyu, jika tidak akal akan didominasi oleh nafsu.

Maka pada area yang kita kuasai, kita harus memaksimalkan potensi kita didalamnya untuk mewujudkan bahwa ridho Allah pasti untuk kita dapatkan, contoh: Allah memberikan kita waktu sehari 24 jam pertanyaannya untuk apa waktu 24 jam itu kita gunakan, untuk kebaikan atau keburukan? Jika dalam waktu 24 jam aktivitas kita adalah kuliah, bekerja, dll, maka kita harus benar-benar memaksimalkan aktivitas itu dan dalam menjalaninya harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah, ingat! Pada area yang kita kuasai Allah akan mintai pertanggung jawaban, hal hasil kita akan benar-benar menjadi mahasiswa yang idealis, dan bermanfaat bagi umat,serta bekerja dengan baik, tidak korupsi, apalagi memanipulasi, karna kita sadar bahwa Allah dzat yang selalu mengawasi.

Sebagai hamba Allah, kita senantiasa harus selalu memilki kesadaran yang tinggi, sadar atas apa yang kita lakukan, yang kita ucapkan, yang kita fikirkan, dengan kesadaran inilah kita akan slalu terjaga dalam ketaatan. Selalu ingin jadi hamba terbaik, memaksimalkan semua potensi untuk meraih ridho Allah, memperjuangkan Islam semata-mata harap akan kasih sayang dan cinta-Nya.


Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.