-->

Latest Post

Photo Istimewa 

MPA, JAKARTA – Tiga elemen bangsa yang memiliki semangat nasionalis sejati, yakni Loyalis Anak Negara Kesatuan Republik Indonesia (LA NKRI), Suara Negara Kesatuan Republik Indonesia (Suara NKRI) dan Forum Nasional Bhinneka Tunggal Ika (Fornas Bhinneka Tunggal Ika) bekerjsama menyelenggarakan lomba menyanyi lagu kebangsaan bagi anak-anak. Acara tersebut berlangsung kemarin, Minggu, 17 Nopember 2019, bertempat di Aula RT 012 RW 011 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat.

Turut hadir dalam acara ini yaitu Ketua LA NKRI Pusat Wikan Selur, Ketua Suara NKRI Agus Prakosa serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Lomba lagu kebangsaan ini disambut dengan antusias oleh warga sekitar dan juga orang tua anak-anak peserta lomba. Mereka sangat bersukacita dan bahagia, Terlihat dari setiap muka peserta lomba, warga sekitar juga panitia yang terlibat dalam acara ini sangat gembira dengan respon warga yang sangat baik dengan diadakannya lomba ini.

Tak kurang sekitar 118 anak-anak dari Taman kanak-kanak, dan Sekolah Dasar dengan semangat mengikuti lomba ini. Setiap peserta lomba menyanyikan lagu kebangsaan, seperti Halo-Halo Bandung, Padamu Negeri, Garuda Pancasila, Bangun Pemudi-Pemuda, dan Ibu Kita Kartini. Tidak ketinggalan Karang Taruna dari lingkungan tempat lomba diadakan juga dilibatkan agar mereka dapat aktif berperan serta.

Ketua LA NKRI Wikan Selur yang diwawancarai oleh awak media ini mengatakan bahwa LA NKRI akan terus bergerak dari satu kampung ke kampung lain untuk membantu Pemerintah memerangi intoleransi dan paham radikalisme di masyarakat. "Kita juga sadar bahwa ada yang mau memaksakan ideologi lain selain Pancasila, kita sadar bahwa telah terjadi krisis nasionalisme dan kebangsaan. Maka kami mengadakan lomba menyanyi lagu kebangsaan yang dimulai dari anak-anak. Seperti kita ketahui bahwa untuk membangkitkan rasa cinta tanah air dan rasa nasionalisme harus dimulai dari anak-anak ini. Mereka (anak-anak) mempunyai fungsi yang strategis, penyambung kepemimpinan nasional yang akan datang, Maka kami akan terus bergerak dari satu kampung ke kampung yang lain," kata Wikan Selur kepada media di sela-sela acara. 

"Walaupun ada tawaran untuk membuat lomba menyanyi ini di Mall tetapi kami menolaknya. Kami akan terus bergerak dari satu kampung ke kampung dan ini merupakan salah satu cara kami untuk menanamkan nasionalisme dan patriotisme kepada anak-anak. Yang kami inginkan hanyalah agar negara ini aman, damai serta kami tidak menginginkan jabatan, tidak!" ujar Wikan Selur dengan semangat.

Senada dengan LA NKRI, Ketua Umum Suara NKRI Agus Prakosa dan Sekjen NKRI Suyanto mengatakan hal yang sama. "Pemerintah tidak bisa langsung turun ke masyarakat, Maka kami merupakan perpanjangan Pemerintah ke masyarakat. Ke depannya acara seperti ini akan lebih rapi dan baik lagi. Kami berharap agar Pemerintah dapat memberi perhatian kepada kegiatan kami, Serta salah satu misi kami adalah menjaga Indonesia ini dengan Pancasilanya dan tidak ada ideologi lain, ataupun paham radikalisme di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini," Tutur Agus Prakosa.

Tidak ketinggalan juga Sekjen Fornas Bhinneka Tunggal Ika yang dihubungi melalui pesan whatsapp mengatakan bahwa akan mendukung kegiatan seperti ini yang langsung masuk ke simpul-simpul masyarakat.

Adapun Ketua Panitia dari acara lomba menyanyi ini yaitu Tommy Rusmandani mengatakan bahwa selama melangsungkan kegiatan-kegiatan seperti ini selalu mendapatkan sambutan positif dari warga sekitar dimana lomba diadakan. (JNY/Red)


MPA, KAB SOLOK – Terkait opini dari Ahmad Saleh SH, yang muncul di media online dengan judul “Adakah Balon Bupati Solok Yang Sudah Punya Gagasan Membangun”. ini, mendapat, atau jawaban dari Hendra Saputra, SH, M.Si dan Mahyuzil Rahmat, S.Ag.

Hendra menanggapi opini tersebut sebagai uji materi public, dimana dirinya merasa tertantang untuk mengungkapkan serta menjelaskan kerangka serta gagasan membangun Kab. Solok sesuai opini tersebut.

“Sebelumnya saya sangat berterimakasih pada saudara Ahmad Saleh, SH atas tulisannya yang mempertanyakan tentang gagasan membangun Kab. Solok seperti yang beliau maksudkan”. Ujar Hendra Saputra di Posko Ramah (HendRA–MAHyuzil), Senin (18/11/19) di Solok.

Hendra mengatakan, kalau ditinjau dari tiga point yang ada dalam opini tersebut. Beliau menangkap ada tiga gagasan program yang perlu di ungkapkan yakni; mengenai agrobisnis, agrowisata dan pariwisata.

Pertama, terang Hendra menjelaskan tentang agrobisnis. Dilihat dari sumber pendapatan masyarakat Kab. Solok, dominan berasal dari sector pertanian.  Artinya, kekuatan ekonomi sebagian masyarakat sangat erat dan bergantung pada kualitas sumber daya pertaniannya.

“Agrobisnis atau bisnis pertanian sangat berpengaruh tinggi bagi ekonomi masyarakat Kab. Solok.  Nah.., saya merumuskan peningkatan taraf ekonomi yang signifikan dapat terjadi bila sumber daya dan kebutuhan pertanian masyarakat dijadikan skala “Prioritas”.
 Jangan sampai kondisinya terbalik, kebanyakan yang terjadi di berbagai daerah malah memprioritaskan kebutuhan investor, bahkan asing. Untuk itu, dalam hal ini pemerintah mesti merujuk pada masyarakat petani terlebih dahulu, barulah mengimbanginya dengan investor”, jelas Hendra yang akrab disapa Buya Hend.

Lanjutnya, Kedua, mengenai agrowisata, setiap kepala desa (walinagari) penerima dana desa hendaknya berada di wilayah potensi agrowisata, musti dilakukan pembinaan yang lebih intens.

“Misalnya saja, mengenai budi daya tanaman lokal, Bumdes yang menggerakan kawasan pertanian menjadi lebih mudah di akses serta terpelihara.  Jika semua struktur dan pemerintahan desa yang bersinergi dengan Pemerintah Daerah, sudah meng-optimalkan titik-titik potensi wilayahnya, maka dengan begitu akan tercipta banyak spot wisata pertanian yang mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung ke negeri kita yaitu Kab. Solok”, terangnya.

Ketiga, mengenai pariwisata, Kab. Solok memiliki kawasan pariwisata seperti danau diatas, danau dibawah, danau singkarak dan kawasan pariwisata lainnya yang tak kalah hebatnya dengan daerah lain.

“Banyaknya kawasan pariwisata di Kab.Solok, tentunya akan sangat membantu ekonomi masyarakat disekitarnya. Namun dalam hal ini, pemerintah daerah melalui organisasi perangkat daerah atau OPD musti lebih giat membangun mekanisme sistem yang bisa mempermudah, serta memperluas akses warga untuk menjadi pelaku usaha. Dengan melakukan pembangunan berupa akses jalan, spot wisata serta publikasi yang massif secara nasional bahkan internasional”. Pungkas Hendra.

Sebenarnya masih banyak lagi yang dijelaskan oleh Hendra Saputra, SH, M.Si. Namun hal itu tertuai dalam gagasan tertulis yang telah menjadi konsep untuk persiapan dirinya menatap masa depan Kab. Solok yang lebih baik lagi, semua sudah terkonsep untuk kesejahterakan masyarakat. (RED).


MPA - Sembari mengikuti rangkaian Sumbar Expo yang berlangsung di Lapangan Merdeka Medan, 14 - 17 November 2019, Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa meluangkan waktu mengunjungi ikon wisata Kota Medan, Istana Maimun dan Masjid Raya Medan, pada Sabtu (16/11/2019).

"Perlu kita pelajari kiat-kiat Kota Medan menata dan mengembangkan warisan budaya (heritage) berupa cagar budaya dan sejarah kota menjadi daya tarik wisata yang bernilai tinggi. Jika diperhatikan, banyak keunikan dari arsitektur maupun ornamen bangunan yang masih dipertahankan, tidak diubah sedikitpun. Ditambah dengan keberadaan saksi sejarah maupun pemandu wisata yang dapat menjelaskan histori dari setiap ikon, seperti di Istana Maimun dan Masjid Raya Medan ini", kata Wawako yang didampingi Kadis Koperasi dan UMKM Kota Padang, Syuhandra. 

Sebagai informasi, Istana Maimun dibangun pada tahun 1888 pada masa Kesultanan Deli di bawah pimpinan Sultan Mahmoed Al Rasyid. Meskipun telah berusia lebih kurang 132 tahun, pesonanya tidak lekang dimakan zaman. Dominasi warna kuning pada berbagai ornamen ruangan membuat nuansa Melayu semakin kental terasa ketika menelusuri setiap lekuk istana. 

Selain unsur budaya Melayu bergaya Islam, bangunan Istana Maimun juga memadukan unsur budaya Spanyol, India, Italia dan Timur Tengah ke dalam arsitekturnya. Ditambah alunan musik Melayu Deli, membuat pengunjung benar-benar merasakan suasana Kesultanan Deli tempo dulu.

Tidak jauh dari lokasi istana Maimun tampak Masjid Raya Al Mashun, yang lebih dikenal dengan Masjid Raya Medan. Sebagai landmark utama ibukota Provinsi Sumatera Utara, masjid tersebut masih mempertahankan ciri khas arsitekturnya yang megah dan unik.

Konon katanya, sejak dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 pada masa Kesultanan Deli dipimpin Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam Shah tidak banyak dilakukan renovasi pada bangunan masjid. Hingga saat ini, Masjid Raya Al Mashun tetap kokoh berdiri di usia lebih kurang 110 tahun dan menjadi ikon wisata religi andalan Kota Medan. (rilis )

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.