-->

Latest Post

 Photo Istimewa

MPA, SUMBAR – Menteri Agama RI, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi menyampaikan terima kasih kepada Dewan Ulama Thariqah Internasional (DUTI), atas penyelenggaraan Pertemuan Ulama Thariqah Internasional yang diselenggarakan oleh Dewan Ulama Thariqah Internasional-Indonesia.

Fachrul Razi juga memohon maaf karena tidak bisa hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Hal itu disampaikan oleh Menag kepada Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani mewakili DUTI.

“Pemerintah saat ini serius mengampanyekan moderasi Islam kepada masyarakat bahwa Islam itu adalah agama yang damai”, katanya.

Menurut Fachrul Razi, Islam itu memajukan bangsa. Kalau menghancurkan bangsa, maka itu bukan Islam namanya.

Menteri Agama menyampaikan bahwa pemerintah tidak mungkin dapat bekerja sendirian dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin, sehingga perlu bekerjasama dari semua pihak, termasuk DUTI.

Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani selaku Ketua Dewan Mustasyar Dewan Ulama Thariqah Internasional-Indonesia, menyerahkan deklarasi DUTI. Penyerahan itu dilakukan di ruang khusus Bandara Internasional Minangkabau Padang, (7/12./2019).

Dikesempatan itu, Menag merasa sangat senang dan mengucapkan berterima kasih kepada DUTI setelah membaca hasil deklarasi tersebut, yang isinya sejalan dengan program prioritas pemerintah saat ini. (*)

Photo Istimewa

MPA, SUMBAR - Sejak dibentuknya Dewan Ulama Thariqah Internasional (DUTI) di Istambul, Turki, pada tahun 2018 lalu, kali ini Dewan Ulama Thariqah Internasional - Indonesia melaunchingnya bersama dengan masing-masing ulama thariqah ASEAN, pada tanggal 6 Desember 2019.

Ada tiga negara ASEAN yang hadir, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Peluncuran dalam bentuk pertemuan Ulama Thariqah Internasional ini dilaksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia.


Penyerahan Deklarasi DUTI kepada Menteri Agama RI, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi

Pertemuan ini merupakan acara kembaran dari Pertemuan Ulama Thariqah Internasional yang diselenggarakan di Istambul, Turki, pada satu hari sebelumnya yang dihadiri oleh perwakilan dari Turki, Aljazair, Jerman, Prancis, Kenya, dan Maroko.

Kedua pertemuan itu menghasilkan satu deklarasi bersama. Dengan didampingi para mursyid dan tokoh yang hadir, Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani membacakan deklarasi tersebut, pada hari Sabtu, 7 Desember 2019.

Deklarasi DUTI ini disampaikan kepada Menteri Agama RI, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi di ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau, Padang.

Isi deklarasi selengkapnya adalah sebagai berikut:

DEKLARASI PERTEMUAN DEWAN ULAMA THARIQAH INTERNASIONAL

Dengan memohon rahmat dan keberkahan Allah SWT dan melepaskan

بسم الله الرحمن الرحيم

Mengajak seluruh umat untuk membangun kesadaran spiritual dan pemahaman moderat di kalangan umat Islam, serta menyetujui kerukunan antar umat beragama dalam rangka menciptakan keamanan dan perdamaian dunia.

Mendorong negara-negara berpenduduk Muslim untuk bersatu menciptakan tatanan masyarakat dunia yang damai dan toleran, dengan melawan segala bentuk perlawanan dan teror yang mengatasnamakan Islam.

Mengharamkan serta menghadang segala bentuk pemahaman keislaman yang mengarah pada tindak pencegahan dan terorisme sehingga memecah belah umat dan Islam, seperti yang dilakukan oleh FETO (Fethullah Gulen) di Turki dan DAESH (ISIS) di Timur Tengah. Khusus untuk FETO, DUTI mengaturnya sebagai organisasi pelindung dunia sebagaiman ISIS dan untuk itu akan diajukan kepada PBB untuk memasukkan FETO ke dalam daftar organisasi teroris dunia.

Untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan negara-negara muslim untuk mencegah dan melindungi warga masyarakat, dari segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk anti-terorisme yang memecah persatuan dan persaudaraan seagama, sebangsa dan setanah air.

Menghimbau seluruh kaum Muslimin untuk tidak kesulitan dalam memaknai kata radikal-terorisme yang selalu dilekatkan pada Islam dan Muslim, serta menentang terorisme yang berpuluh-puluh tahun dan tidak dapat dihilangkan dalam bantuan sejarah Zionis Israel yang telah meneror dan menjajah bangsa Palestina tanpa prikemanusiaan.

Dalam Waktu secepatnya, Dewan Ulama Thariqah Internasional akan bekerjasama DENGAN Pemerintah Turki menghimpun Segala Sumber Daya SETIAP gatra Muslim untuk review Membangun Sebuah Lembaga Kemanusiaan Yang internasional Tbk untuk review Pendidikan dan Perekonomian Generasi Muda Palestina sebagai Ujung tombak Pembebasan Dan Kemerdekaan bangsanya DENGAN melibatkan Negara-gatra anggota dewan Ulama Thariqah Internasional, di memenangkan Indonesia, Turki, Aljazair, Jerman, Prancis, Kenya, dan Maroko.

Demikian deklarasi ini kami sampaikan, semoga Allah SWT menyelamatkan umat muslimin dan muslimat seluruh dunia yang masih tertindas dengan ketidakadilan; dan semoga Allah selalu menguatkan hati dan bertindak kita dalam perjuangan ini, sehingga mendapatkan ridha Allah dan syafaat dari Nabi Besar Muhammad SAW.

08 Rabiual Akhir 1441H / 06 Desember 2019 di Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Dewan Ulama Thariqah Internasional.


Photo Istimewa

MPA, KAB SOLOK – Lisa Amelia S.Pd putri kesayangan dari Suwardi/Oyong, menggelar resepsi pernikahan dengan Muhammad Rezky putra H. Basri (Alm). Pernikahan ini berlangsung di Komp. Permata Berlian Blok D, No 5, Sungai Sapih, Kuranji, Kota Padang, Sabtu (07/12/2019).                                                                                                                                                                           
Kesederhanaan acara terlihat berkesan, kedua mempelai tampil serasi mengenakan pakaian Adat Khas Minang. Pasangan ini adalah anak kemenakan rang Koto Gadang-Koto Anau, Kecamatan Lembang Jaya, Kab. Solok.

Yang lebih menarik lagi dari resepsi pernikahan anak kemenakan rang Koto Gadang-Koto Anau ini di hadiri oleh bakal calon Bupati Hendra Saputra SH, M.Si dan bakal calon Wakil Bupati Solok Mahyuzil Rahmat S.Ag.

Begitu juga dengan tamu undangan lainnya, yakni para ninik mamak dan kaum millennial rang Koto Anau, juga ikut memeriahkannya, begitu juga masyarakat sekitar, bersama menyaksikan kesederhanaan yang menggambarkan kesan menarik pernikahan nuansa Adat Minang ini.

Pada resepsi pernikahan itu, Hendra Saputra SH, M.Si menyampaikan pesannya untuk pasangan penganten. Imbuh Hendra, Pernikahan merupakan ikatan perjanjian untuk hidup bersama, antara sang calon suami dan calon istri. Tujuan pernikahan itu bukan hanya menjadi jalan menyatukan sepasang lelaki dan perempuan, tetapi menjadi jalan membuka pintu silahturahim antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.

“Bila pergaulan antara suami istri terjalin dengan baik, maka kebaikan itu akan mengalir kepada semua keluarga dari kedua belah pihak. Baik keluarga suami maupun keluarga istri, sehingga mereka dapat saling bersatu untuk berbuat kebaikan”, papar Hendra.

Komitmen untuk saling hidup bersama hingga maut memisahkan, adalah komitmen rumahtangga yang dapat menjadikan pasangan saling setia. Kepada pasangan penganten Muhammad Rezky dan Lisa Amelia, S.Pd, dalam mengarungi rumahtangga, tetaplah sabar dan tegar di aneka gelombang persoalan. sebutnya.

“Mengarungi hidup berumahtangga, tidak perlu berlebihan, hiduplah sederhana dan cukup adalah lebih baik”. Kata Hendra Saputra SH, M.Si,  calon Bupati Solok ini.

Mudah-mudahan Allah SWT memberkahi pasangan pengantin, anak kemenakan kita ini. Baik ketika senang maupun disaat susah, serta selalu berdua dalam kebaikan. Selanjutnya, menjadikan pernikahan sebagai ladang menggumpulkan pahala. Sebut Hendra Saputra, mendoakan kedua mempelai.

Dikesempatan yang sama, Mahyuzil Rahmat S.Ag bakal calon Wakil Bupati Solok mendoakan, semoga keberkahan selalu ada untuk pasangan pengantin, dan tetap berada pada jalur yang benar dalam keadaan apapun. Berkah itu, bukan susah dan senangnya saja, tetapi sabar dan syukurnya. Bukan miskin atau kayanya, tetapi jihad dan shadaqahnya. Teruslah saling mengenal dan mempelajari satu sama lain dengan bijak, tetaplah saling menjaga dan bertanggung jawab satu sama lainnya.

“Dimulai berdua, kalian nantinya akan membangun keluarga kecil seperti orangtua kalian sebelumnya. Untuk itu, tetaplah saling menjaga dan bertanggung jawab. Kalian adalah harta tak ternilai bagi orangtua dan sanak saudara.” Sebut Mahyuzil, mensupport pasangan pengantin.

Tujuan yang luhur dari pernikahan adalah, agar suami isteri melaksanakan syari’at Islam dalam rumah tangganya. Oleh karena itu, setiap muslim atau muslimah, harus berusaha membina rumah tangga yang Islami. Seorang suami hendaknya bisa menjadi teladan dalam keluarganya, dihormati oleh sang isteri dan anak-anaknya kelak, katanya.

Kebahagian dalam sebuah rumah tangga tidak tercipta begitu saja. Permasalahan rumah tangga akan menjadi problem yang serius jika tidak mengetahui cara menghadapinya.

Tidak ada satu pun pasangan dalam rumah tangga yang bebas dari ujian dan godaan. Yang menjadi masalah dalam rumahtangga itu, bukan dinilai dari besar kecilnya, tetapi bagaimana cara mencari solusi yang baik untuk keluar dari permasalahan itu, ujar Mahyuzil.

Membangun rumah tangga yang SAMAWA adalah bagian dari salah satu tujuan pernikahan. Mudah- mudahan pasangan penganten Muhammad Rezky dengan Lisa Amelia, S.Pd menjadi keluarga yang SAMAWA, papar Buya Mahyuzil.

Bagi HendRA–MAHyuzil, setiap umat muslim yang mengundang ia pada resepsi pernikahan atau di acara bernuansa muslim lainnya. InsyaAllah, ia pasti menghadarinya,  apalagi untuk masyarakat Kab. Solok, tutup H. Mahyuzil Rahmat S.Ag bakal calon Wakil Bupati Solok ini menuturkan. (*).

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.