Terkait Isu Intoleran di Dharmasraya Sumbar, DUTI Angkat Bicara
Photo Istimewa
MPA, SUMBAR – Isu intoleran yang terjadi belakangan ini di
Sumatera barat. Tepatnya di Kabupaten Dharmasraya, menjadi perbincangan hangat
dikalangan masyarakat. Menyikapi hal tersebut, Dewan Ulama Thariqah
Internasional, Indonesia (DUTI) dengan tegas, angkat bicara.
Tuangku Syekh Muhammad Ali
Hanafiah Ar Rabbani, menyatakan," Sungguh naif jika masih ada orang atau
kelompok yang percaya dengan isu tersebut, bahkan ada sekelompok kecil
mengatasnamakan hak asasi manusia (HAM) melakukan protes dan berkoar koar, seakan
akan isu intoleran itu sudah lama terjadi atau sudah berlarut.
Tuangku menegaskan, hanya satu
kata bagi kami tentang isu itu, yakni HOAX.
"Sangat disayangkan,
disamping mereka tidak memahami sejarah muslim Minangkabau, mereka juga tidak
mengerti apa apa tentang adat istiadat negeri kami ini", sindir Tuangku.
Ditegaskannya lagi, mereka pantas
disebut "Sampah Masyarakat".
Orang Minang semenjak dahulunya
memiliki prinsip keagamaan yang sangat kuat dan terjaga baik. Seiring tingginya
nilai nilai keislamannya, menjadikan orang Minang sangat toleran terhadap
keberadaan non Muslim. Meski terkadang "Dimanfaatkan" oleh pihak
pihak tertentu hingga berjibaku mempengaruhinya.
Nah, disinilah letak salah satu
permasalahannya, lanjut Tuangku. Ketika mereka tidak berhasil mempengaruhi?,
trik licik selanjutnya yang dilakukan mereka adalah memutar balikkan fakta
dengan berlindung dibalik isu HAM. Ditambah lagi adanya LSM tertentu yang
"Periuk nasinya" bersumber dari Hoax, maka jadilah berita Hoax,
pungkasnya.
Sementara media media yang
beraliran "sesat", bahkan terlihat lebih tajam lagi strategi
pemberitaan Hoak yang dimainkannya, sebut Tuangku.
Menyikapi perilaku tak bermoral
mereka itu, kami menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak
terpancing, ataupun memvonis objek yang diberitakan media tersebut.
"Telaah lah, dan carilah
sumber yang jelas, dengan menggunakan akal sehat dalam mencerna setiap
permasalahan yang muncul atau sengaja dimunculkan, terutama isu Hoak yang terus
digulirkan oleh orang orang yang tidak ber-ahkak terutama terkait isu intoleran
di Kab. Dhamasraya", papar Tuangku berpesan.
Percayalah, setaat taatnya orang
Minang beragama, tidak akan menjadikan mereka berperilaku intoleran. Bahkan
orang Minang sangat terbuka dan mudah beradaptasi dengan non muslim.
"Buktinya, semenjak dahulu
pedagang pedagang Minang selalu diterima dimana mana. Baik di dalam negeri
maupun luar negeri, bahkan tidak sedikit jumlah tokoh Minang yang telah sukses.
Kesuksesan itu didapat, bukan karena kepintaran berdagang saja, akan tetapi
disebabkan akan ketaatan mereka (Minang) dalam menjalani agama dan
budayanya". Tegas Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani. (RED).