-->

Latest Post


MPA, PADANG - Pemindahan kerja ke Kantor Camat Bungus Teluk Kabung (Bungtekab) baru, sudah lama direncanakan. tapi keterlambatannya, kunci dari pemborong ke PPTK kemudian sudah harus selayaknya pindah karena kantor camat yg lama tidak Representatif lagi.

Disampaikan Camat Bungus Teluk Kabung  M. Lathif  dalam kata sambutan pada acara syukuran menempati kantor baru, Senin (13/1/2020)

M. Lathif katakan  baik untuk sarana pelayanan masyarakat maupun  keamanan peletakan barang-barang  inventaris dimalam hari dan sudah banyak pula yg bocor. apa lagi kalau hari hujan air tergenang di ruang kantor yg lama tersebut, ujarnya.

Maka itulah dasarnya kami sudah sepakat utuk segera pindah ke kantor camat yg baru nah tepatnya hari ini senen tanggal 13 Januari 2020 pindah dan pelayanan pada kantor yg baru dengan doa dan syukuran bersama.

Syukuran bersama dihadiri  Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Arfian dan Forkopimka Kecamatan, Ketua KAN dan tokoh-tokoh masyarakat, sebut Camat

Alhamdulullah mulai hari ini dan seterusnya pelayanan sudah mulai dilaksanakan, dalam waktu yg tidak begitu lama rencana Ada presmian kantor Camat Bungus Teluk Kabung (Bungtekab)oleh Wali Kota Padang.

Melibatkan seluruh tokoh masyarakat dinas terlait nantinya,  hari ini kita doa dan syukuran menaiji kantor camat baru.berarti kita harus bekerja bagi ASN sekecamatan bungus Teluk kabung dgn semangat, kreatif dan inovatif, kwalitas pelayanan harus ditingkatkan berikan yg terbaik pelayanan utuk masyarakat.

Sehingga masyarakat selesai dilayani pulang dengan TERSENYUM...dan kepada masyarakat mari saling menjaga dan merawat kantor ini  dengan baik (*)

Foto/Reuters

MPA, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan pemerintah berencana membangun pangkalan militer TNI di beberapa wilayah, salah satunya di Natuna, Kepulauan Riau. Saat ini masih dilakukan pematangan untuk pembangunannya.

“Saat ini, Pak Menhan sedang melakukan proses pematangan,” kata Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, kemarin.

Menurut Dahnil, proses pematangan dalam membangun pangkalan-pangkalan seperti menghadirkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang layak dan modern untuk berada di sana. “Termasuk penguatan bakal pangkalan-pangkalan tersebut melalui alutsista yang layak dan modern,” ujarnya.

Namun, dia belum bisa merinci secara detail terkait wilayah mana saja yang akan dibangun pangkalan militer. Dahnil hanya mengamini jika salah satu pangkalan militer berada di Natuna. “Salah satunya seperti yang disebutkan Pak Menhan (Prabowo),” paparnya.

Anggota Komisi I DPR Dave Laksono mendukung wacana pemerintah yang bakal membangun pangkalan militer di wilayah Natuna, Kepulauan Riau. Apalagi, wilayah tersebut rentan konflik dengan negara lainnya. “Semua wilayah perbatasan yang di mana berpotensi konflik, kehadiran pangkalan militer wajib ada,” kata Dave.

Menurut dia, sejatinya pembangunan pangkalan militer di wilayah yang rentan konflik harus dibangun sejak dahulu. Sehingga dapat mencegah konflik yang tak diinginkan seperti saat ini. “Itu sudah harus dilakukan sejak dulu,” ujarnya.

Selain itu, Dave mendorong agar pangkalan-pangkalan militer yang ada di wilayah-wilayah tersebut dapat digunakan untuk tempat latihan perang. “Bahkan, latihan perang sebaiknya dibuat di wilayah-wilayah tersebut,” tandasnya.

Anggota Komisi I DPR Christina Aryani menyebut bahwa rencana tersebut menyelipkan pesan bagi negara asing, kalau Indonesia serius menjaga wilayahnya. “Akan memberikan pesan yang positif ke negara-negara asing bahwa Indonesia serius menjaga wilayahnya,” ujarnya.

Menurut dia, pembangunan pangkalan militer bisa memperkuat sektor keamanan Tanah Air. Sebab, bakal menghadirkan pengawasan fisik yang selama ini belum terlihat. “Kita perlu meningkatkan pengawasan dan kehadiran fisik untuk menunjukkan adanya penguasaan yang efektif,” katanya.

Dia berharap, dengan adanya pangkalan militer bakal mendorong kehadiran pertahanan negara dan memudahkan koordinasi dalam pengawasan keamanan. “Pangkalan militer akan mendorong kehadiran tersebut dan memudahkan koordinasi dalam pengawasan dan pengamanan setiap diperlukan,” ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menyebut setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah Indonesia menyikapi masalah Natuna. Pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah menghadirkan banyak nelayan Indonesia di sana dan tetap memperhatikan perlindungan nelayan lokal di perairan Natuna.

“Pertama adalah kita hadirkan nelayan-nelayan kita di sana. Kita sekarang masalah banyak- banyakan nelayan yang ada di sana, iya kan,” ujarnya.

Hal kedua yang perlu dilakukan adalah, pemerintah harus menyiagakan kapal-kapal patroli sebagai coast guard. Sehingga, bisa melindungi nelayan-nelayan Indonesia dan nelayan asing yang ingin mencuri ikan. “Karena nelayan-nelayan kita yang dari Natuna itu mereka komplain kami ini diusir-usir sama coast guard China. Tapi kita enggak punya backup yang backing kita. Nah, ini kita harus kuat-kuatannya di situ sebenarnya,” ungkapnya.

Kemudian yang tidak kalah penting bagi dia, poin ketiga yakni pemerintah harus konsisten terus menjaga kebijakan di Natuna dan tidak mengakui sembilan garis putus seperti yang diklaim oleh Pemerintah China. “Kita harus konsisten terus menjaga kebijakan tidak mengakui sembilan garis putus. Jadi, itu harus terus karena apa kita akan dicoba dengan harapan kita lupa. Nah, kita harus konsisten menjaga itu,” ujarnya.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Natuna beberapa waktu lalu merupakan bentuk hadirnya pemerintah dalam melindungi nelayan lokal di sana. “Pesan yang disampaikan Pak Presiden kemarin itu adalah konsentrasi pemerintah untuk memberikan kepastian hukum dan keamanan terhadap nelayan-nelayan kita yang ada di Natuna dan seluruh wilayah Indonesia,” tandasnya.

Selain memberikan kepastian hukum dan keamanan, Ngabalin mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia juga akan mengawal keamanan nelayan, memberikan fasilitas, dan sarana prasarana kepada nelayan. “Presiden memberikan kepastian kepada seluruh rakyat Indonesia dalam pesan kemarin bahwa nelayan Indonesia akan dikawal, nelayan Indonesia akan diberikan fasilitas melalui menteri KKP,” ungkapnya.

Karena itu, menurut dia, sudah sepatutnya Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini adalah TNI untuk menjaga dan mempertahankan Natuna yang merupakan hak kedaulatan bangsa Indonesia. “Maka dengan posisi seperti ini, kesadaran kita terhadap hak-hak kedaulatan kita dan seluruh harta kekayaan negara itu harus dijaga. Yang menjaga itu ya tentara,” ujarnya. (*)



Dilansir dari SindoNews.com dengan judul Artikel : Pangkalan Militer Akan Dibangun di Natuna


Photo Istimewa 

MPA, ASAHAN  - Ilmuwan muda Indonesia, Muhammad Ja'far Hasibuan hari ini, Sabtu 11 Januari 2020, mewujudkan impiannya dengan melaunching sekaligus grand opening pabrik obat kulit di Dusun 9, Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Sejumlah petinggi daerah dan pusat hadir dalam acara ini. Terlihat antara lain, Brigjen TNI H. Albiner Sitompul, S.Sos, MAP, yang saat ini menjabat sebagai salah satu Taprof di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia.

Acara pengguntingan pita dan penanda-tanganan prasasti sebagai simbol dibukanya pabrik obat milik generasi milenial M. Ja'far itu dilakukan oleh Menteri Ristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, yang diwakili oleh Kepala Sub Bidang Pengembangan Teknologi Industri Bidang Material Maju dan Bahan Baku, Dr. Juhartono.

Meski terkesan sederhana, namun acara berlangsung dengan hikmat, lancar dan cukup semarak. Terlebih, saat Brigjen TNI H. Albiner Sitompul yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP JBMI (Dewan Pengurus Pusat Jam’iyah Batak Muslim Indonesia) memberikan sambutan atas peresmian pabrik yang dioperasikan oleh CV. Biofar Shrimp Skincare tersebut.

"Saya hadir di sini karena didorong rasa kebersamaan dari Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke yang datang kepada saya menyampaikan bahwa ada orang Batak menang di Shanghai, China tentang riset obat kulit luar dan dalam bagi manusia dan hewan. Ternyata di Asahan ada ilmuwan muda berbakat dan telah diakui dunia internasinal. Karenanya, perlu kita dukung, agar saudara Muhammad Ja'far Hasibuan, bisa berkarya nyata dan membawa manfaat bagi sesama," ungkap Albiner yang mantan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Istana Negara itu.

Dalam sambutannya, anggota militer yang pernah menjadi ajudan Presiden Ke-3 RI BJ Habibie ini, menyatakan sangat mengapresiasi langkah dan upaya Muhammad Ja'far Hasibuan mendirikan pabrik CV. Biofar Shrimp Skincare. "Saya berharap agar kelak pabrik ini bisa berkontribusi nyata dalam pembangunan, utamanya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi insan muda, baik di Sumatera Utara, maupun di daerah lainnya," imbuh Albiner.

Tampak hadir dalam acara ini, Fajar Sidik, APt, mewalili Kepala BPOM Medan, Salman Abdullah Tanjung dan Mahmuddin Lubis mewakili MUI Kabupaten Asahan. Juga terlihat Siti Armaini mewakili UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, dan Harmein Harahap Kepala Seksi Pelayanan mewakili Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan.

Selain itu, hadir Samsul Qodri Marpaung, Anggota DPRD Sumatera Utara, K.H. Risdianto Ketua DPW Santripreneur Indonesia Sumatera Utara, dan HW Siahan, SH, Kapolsek Kecamatan Air Joman mewakili Kapolres Asahan dan Kapolda Sumut. Pejabat daerah lainnya, terlihat sejumlah pemangku jabatan Forkopincam Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

Sebagaimana telah banyak diberitakan, baik di media lokal maupun nasional, tokoh muda dan ilmuwan dunia, Muhammad Ja'far Hasibuan telah mengharumkan Indonesia di dunia internasional berkat penemuan Obat Kulit Luar dan Dalam untuk manusia dan hewan. Ja'afar berhasil menyabet Juara Pertama (Gold Medal) dari 194 negara peserta pada event China Shanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) di Shanghai, China yang digelar pada 19-21 April 2019. Dia juga dianugerahi World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) Special Award. Prestasi luar biasa Ja'far ini juga telah diulas di acara Hitam Putih Trans-7 beberapa waktu lalu.

Kemudian, pasca dinobatkan sebagai juara dunia di Shanghai, Ja'far terus mendalami dan melakukan riset internal, terutama terkait penyembuhan penyakit kanker. Akhirnya, lahirlah ide untuk mendirikan pabrik Biofar Shrimp Skincare, dan membuat perusahaan (CV) dengan nama yang sama, CV. Biofar Shrimp Skincare.

"Jadi keinginan untuk mendirikan pabrik CV. Biofar Shrimp Skincare ini memang sudah cukup lama, namun baru bisa saya wujudkan hari ini. Alhamdulillah, acara launching sekaligus grand opening berjalan lancar, atas dukungan sahabat dan rekan-rekan semua dan dibantu tim EO dari Kota Medan," kata Ja'far pada bagian sambutannya.

Ja'far yang merupakan anak yatim ini berharap pabrik Biofar Shrimp Skincare bisa eksis dan berkontribusi bagi pengembangan keilmuan, utamanya dibidang obat herbal tradisional, yang rencananya akan dibuka di seluruh wilayah Indonesia. "Tak hanya itu, saya juga memikirkan agar dapat menciptakan peluang lapangan pekerjaan. Tentunya untuk ini semua harus ada dukungan dari pemerintah di tiap-tiap kabupaten, sesuai program yang telah saya susun dalam lima tahun ke depan," ujar Ja'far bersemangat.

Dalam kesempatan memberikan sambuatnya ini, Jafar menyampaikan terima kasih atas kehadiran para pejabat dari BPOM dan Kemenristek. Ucapan terima kasih Ja'far juga disampaikan ke Kabaharkam Mabes Polri, Komjen Pol. Drs. H. Agus Andrianto, SH, MH yang sudah berkenan membantu hingga acara launching berjalan lancar. (MJH/Red)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.