-->

Latest Post


MPA, KAB SOLOK - Selasa kemaren, kami jalan jalan ke Kabupaten Solok sekaligus memenuhi acara silahturahmi dengan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Solok (Hendra Saputra SH, M.Si dan Buya H. Mahyuzil Rahmat S.Ag) yang disingkat RAMAH.

Selanjutnya dengan tutur bahasa lembut, dari sang kandidat mengajak kami duduk di lapau kayu yang cukup besar dan banyak warga. Dalam pembicaraan itu, awalnya kami hanya tujuh orang saja. Namun, setelah sejam lamanya berdiskusi tentang ketuhanan (Allah SWT), tanpa disadari meja kami sudah digandrungi oleh seisi lapau tersebut.

Yang sangat menyenangkan, diskusi kami tidak begitu mendalam membahas seputar “Politik”. Bisa jadi lantaran salah satu pasangan RAMAH adalah seorang Guru/Buya bagi jemaahnya.

Dari hal itu, kami menyimpulkan bahwa ternyata lebih banyak orang orang tertarik membahas konten Ketuhanan jika ketimbang konten Syariat saja, apalagi membahas seputar politik.

Tak terasa empat jam diskusi berjalan, kami seperti dihipnotis oleh konten Ketuhanan yang mampu menggugah kesadaran akan kehidupan. Begitu juga orang orang yang ada di seisi lapau (warung).

Dalam hal ini, pintu masuk dakwah di tengah tengah masyarakat cukup menarik karena tingkat ke imanan ummat masih sangat tinggi, meskipun berada dalam pengaruh budaya sekuler oleh segala macam faktor.

Dituturkan Hendra Saputra, SH, M.Si, kemajuan teknologi mempengaruhi generasi dari berbagai arah. Pengaruhnya telah sedemikian rupa merasuki jiwa. Jika tidak pandai membina jiwa generasi mendatang, dengan menanamkan nilai nilai keimanan dalam nalar pikir dan akal budi mereka. Tentunya mereka bisa masuk dalam pengaruh negatifnya.

“Bila ini terjadi, sudah sepatutnya dilakukan tindakan, agar pintu spiritualitas yang terbuka tidak di isi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran spiritualitas Islam, kata Birokrat Muda Hendra Saputra kepada kami (TIM Target dan KD).

Selanjutnya, Buya Mahyuzil dengan di iringi oleh suasana santai namun cukup mendukung, menerangkan sisi Ketuhanan (Tauhid) dan Tasauf dihadapan kami.

Dikatakan Buya H. Mahyuzil, sesungguhnya amalan lahiriah berupa ibadah mahdhah dan muamalah (aktivitas atau perbuatan yang sudah ditentukan syarat serta rukunnya, dan hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat) tidak akan mencapai kesempurnaan, kecuali jika didasari plus diramu dengan nilai keutamaan tersebut. Sebab nilai nilai itu senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang di setiap gerak, serta perilaku keseharian.

Seorang muslim yang ber-iman“Nalar dan hatinya bersinar, pandangan akal serta pikirannya tajam”.  Akal pikir dan nuraninya dapat berpadu dalam berinteraksi dengan Allah sekaligus sesama manusia.

Ajaran tentang ibadah didasarkan atas kesucian hati yang dipenuhi dengan keikhlasan, cinta serta dibersihkan dari dorongan hawa nafsu, egoisme dan sikap ingin menang sendiri. Agama seseorang tidak sempurna, jika kehangatan spiritualitas yang dimiliki tidak disertai dengan pengalaman ilmiah dan ketajaman nalar, sebut Buya Mahyuzil.

Pentingnya akal bagi iman, ibarat pentingnya mata bagi orang yang sedang berjalan. Hal itu tidak akan mencapai kesempurnaan, kecuali jika didasari dan diramu dengan nilai keutamaan tersebut, sebab nilainya juga senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang pada setiap gerak serta perilaku keseharian.

Agama seseorang tidak sempurna, jika kehangatan spiritualitas yang dimiliki tidak disertai dengan pengalaman ilmiah dan ketajaman nalar. Pentingnya akal bagi iman, ibarat pentingnya mata bagi orang yang sedang berjalan. Sebut Buya H. Mahyuzil Rahmat mengulang kembali paparannya. Tanpa disadari, pandangan mata kami serasa tak mau berpaling dari kedua Kandidat ini.

Diskusi empat jam, serasa empat menit saja, karena saking menariknya percakapan kami tersebut dengan RAMAH (HendRA – MAHyuzil). Begitu juga orang orang yang ada di seisi lapau, juga merasakan hal yang sama seperti kami.

Alhamdulillah, semenjak pertemuan itulah “Optimisme” kami serasa lahir kembali. Selain itu, budaya Minangkabau sangat identik dengan agama (Islam). Hal ini tidak akan pudar, jika dirawat dengan pemaparan cara dakwah yang lembut dan mudah diterima. (Tim).


MPA, PADANG - Pemerintah Kota Padang mengapresiasi langkah Hotel Grand Inna Padang bekerjasama dengan PT. Hotel Indonesia Natour (Persero) untuk mengembangkan dan memperkenalkan masakan khas Minangkabau yaitu dengan cara merubah penyajiannya. 

Hal itu disampaikan Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah saat menghadiri kegiatan tersebut di Hotel Grand Inna Padang, Rabu (15/1/20). Hadir mendampingi wali kota, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Arfian. 

Beberapa masakan khas Minangkabau yang diubah dalam penyajiannya adalah Soto Padang, tenderloin with Kalio Glazed, Panseared BaramundiWith Gulai Sauce dan Stcky Rice with Fermented Black and Tapai Mousse. 

Mahyeli menambahkan, ini upaya yang sangat luar biasa dalam mengubah penyajian masakan khas Minangkabau (Padang) sehingga memiliki tampilan yang sangat menarik namun tetap dengan cita rasa yang sama. 

"Kita sangat apresasi dan terimakasih kepada Hotel Indonesia, dalam hal ini Hotel Grand Inna Padang yang telah melaksanan ivant ini. Semoga ivent ini tetap berlajut untuk masa-masa akan datang karena masih banyak masakan-masakan yang perlu kita kembangkan," ujarnya. 

Mahyeldi pun mendorong hotel-hotel di Kota Padang untuk melakukan hal serupa. Sehingga masakan khas Minangkabau ini tetap eksis dan lebih dikenal masyarakat."Pemko Padang sedang menyusun kaleder evant tahun 2020. Dan semoga nanti kegiatan yang kita lakukan hari ini dapat dimasukan dalam kalender evant Kota Padang," pungkasnya.   

Sementara itu, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswandi Said mengatakan, mengubah dan memperkenalkan masakan daerah khas Minangkabau, pihaknya menggandeng Chef Profesional. "Kami mengandeng chef Vindex Tengker. Chef Internasional yang memiliki pengalaman masakan Asia, Spanyol, Amerika dan Meksiko," sebutnya. 

Ia pun berharap, dengan mengembangkan masakan daerah khas Minangkabau, penikmat kuliner dapat menikmati masakan khas daerah Minangkabau yang sudah mendunia."Ini upaya kita untuk mengembangkan kearifal lokal dari Sumatera Barat melalui cita rasa makanan," imbuhnya. (Mul/Humas Padang).


MPA, PADANG – Jabatan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kota Padang diserahterimakan, Rabu (15/01/2020). Serah terima jabatan dari Al Amin kepada Alfiadi selaku pejabat baru tersebut disaksikan Walikota Padang Mahyeldi dan Wakil Walikota Hendri Septa dalam prosesi upacara di lapangan Mako Pol PP Padang.

Turut hadir unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pimpinan SKPD dan stakeholder serta para undangan.

Walikota Padang Mahyeldi mendorong Satpol PP menjadi unit kerja terdepan, karena di pundak penegak perda ini terletak tanggung jawab ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Satpol PP harus kuat dan hebat untuk menjadikan kota ini kuat dan hebat pula.

“Jika ingin mewujudkan Kota Padang yang kuat dan hebat, Satpol PP harus kuat dan hebat, baik personil, maupun sarana prasarana dan kesejahteraan anggotanya, ” kata Mahyeldi.

Kepada kasat yang baru, Mahyeldi mengharapkan segera membentuk satuan Pol PP syariah dan membuat terobosan – terobosan baru. Namun diingatkan, agar memperjelas Standar Operasional Prosedur (SOP) agar nantinya tidak rancu dalam pelaksanaan dan tidak dimanfaatkan pihak lain.

“Perjelas SOP agar tidak dimanfaatkan pihak yang memiliki kepentingan tertentu, ” ujarnya.

Walikota yang juga Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Forum Bela Negara Sumatera Barat itu berpesan agar Pol PP melakukan tindakan persuasif dan pembinaan teritorial terhadap masyarakat. Hal itu guna mewujudkan satpol PP yang humanis dan berpihak terhadap kepentingan masyarakat. (Zal/Humas Padang)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.