Papan reklame yang memuat ringkasan Hadis Nabi Muhammad
tentang menangani wabah penyakit dipasang di Chicago, Amerika Serikat, saat
wabah covid-19 melanda negara tersebut. Foto/The New Arab/Twitter
WASHINGTON - Saat Amerika Serikat (AS) jadi
negara terparah yang dilanda wabah virus corona baru (Covid-19), nasihat Nabi
Muhammad SAW tentang cara menghadapi wabah viral di negara tersebut.
Di beberapa negara, sabda yang dalam Islam disebut sebagai
Hadis Nabi Muhammad itu juga ramai diperbincangkan.
Di Chicago, Amerika Serikat, sebuah papan iklan didirikan
untuk memberi saran kepada penduduk setempat tentang cara mencegah penyebaran
virus corona baru. Papan iklan itu memuat Hadis Nabi Muhammad yang sudah ada
sejak lebih dari 1.300 tahun silam.
Papan iklan itu dipasang atas prakarsa Gain Peace di Amerika
Serikat. Pesan dalam papan iklan itu menguraikan bagaimana Nabi Muhammad secara
historis menangani pandemi selama masa hidupnya, yang semuanya itu merupakan
pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menangani
wabah Covid-19 saat ini.
"Sering-seringlah mencuci tangan, jangan meninggalkan
daerah yang terinfeksi dan jangan mengunjungi daerah yang terinfeksi,"
bunyi papan reklame yang merujuk pada sebuah Hadis Nabi Muhammad.
Secara ringkas bunyi Hadis Nabi Muhammad yang terkenal itu
adalah; "Ketika Anda mendengar bahwa wabah ada di sebuah wilayah jangan
masuk ke sana dan jika wabah itu pecah di tempat saat Anda berada di dalamnya,
jangan tinggalkan tempat itu."
"Jangan menempatkan pasien yang sakit dengan orang
sehat," lanjut ringkasan Hadis Nabi tersebut. Narasi dalam dalil agama
Islam itu mirip dengan pedoman karantina atau pun lockdown yang diadopsi WHO
dan diberlakukan di banyak negara.
Nasihat Nabi Muhammad yang telah berusia berabad-abad ini
beresonansi dengan jutaan orang di seluruh dunia ketika Covid-19 menginfeksi
lebih dari 2,4 juta orang dan menewaskan lebih dari 165.000 jiwa di seluruh
dunia.
Pemerintah di seluruh dunia—dari AS hingga Iran—mendapat
kecaman karena tidak merespons tepat waktu untuk menghentikan penyebaran wabah
tersebut. Instruksi mereka sekarang untuk menghentikan penyebaran coronavirus
seperti cerminan nasihat Nabi Muhammad, yang masih relevan untuk zaman modern.
"Nabi Muhammad mendirikan sebuah agama yang dibangun di
atas wahyu dan kecerdasan. Alquran adalah wahyu yang memberi kita jalan hidup,
dan dengan setiap zaman dan peradaban baru, kecerdasan adalah cahaya penuntun
kita dan apa yang disebutnya sebagai 'batin Nabi' kita," kata seorang
dosen terkemuka di London, Hussain Makke, kepada The New Arab, Selasa
(21/4/2020).
"Dengan pandemi ini, intelek tidak hanya menekankan
mengambil semua tindakan pencegahan, untuk menghindari virus, tetapi nasihat
itu sendiri melarang menyakiti orang lain atau diri sendiri," ujarnya.
"Nasihat Nabi Muhammad tentang kebersihan umum,
memprioritaskan dukungan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan
secara khusus mengarantina selama pandemi membuat kita mendambakan seorang
pemimpin seperti dia pada masa-masa ini," paparnya.
Saat ini lebih dari 1,7 miliar Muslim bersiap untuk menyambut
bulan suci Ramadhan, namun pemerintah di hampir seluruh dunia Islam telah
mengambil tindakan pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satunya, melarang
sementara salat berjamaah di masjid.
Arab Saudi telah melarang jamaah Umrah memasuki kota suci
Makkah dan Madinah, termasuk pada bulan Ramadhan. Mufti agung kerajaan itu juga
telah menangguhkan semua bentuk ibadah berjamaah di masjid dan sebagai gantinya
menyerukan beribadah di rumah selama bulan Ramadhan.
Larangan serupa telah diterapkan di Uni Emirat Arab yang pada
hari Senin melarang perkumpulan massa untuk ibadah.
"Berkumpul untuk melakukan salat dapat membahayakan
jiwa, tindakan yang dilarang keras dalam Islam," bunyi pernyataan otoritas
keagamaan Uni Emirat Arab.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Sabtu
lalu mengeluarkan fatwa yang sangat topikal di mana ia membahas pertanyaan
penting tentang puasa selama bulan suci Ramadhan di tengah pandemi coronavirus.
"Tidak seorang pun diizinkan untuk membatalkan puasa
selama bulan yang diberkati kecuali mereka yakin, tanpa keraguan, bahwa puasa
akan menyebabkan penyakit, memperburuk penyakit yang sudah ada sebelumnya,
memperpanjang periode sakit atau menunda akses ke perawatan," bunyi fatwa
Khamenei.
Fatwa Khamenei itu dipicu oleh penyelidikan tentang isu
abstain puasa selama krisis Covid-19 yang telah mencengkeram Iran. Secara
resmi, jumlah kematian di Iran terkait Covid-19 adalah sekitar 5.000 jiwa,
tetapi ada kekhawatiran bahwa jumlah sebenarnya bisa jauh lebih besar.
"Puasa adalah kewajiban (atas perintah) Ilahi. Ini
adalah berkah Allah atas para hamba-Nya yang terletak pada fondasi kemuliaan
dan kesempurnaan spiritual manusia," lanjut fatwa Khamenei.
Di Uni Emirat Arab, Dewan Fatwa Emirat juga menambahkan bahwa
pekerja medis yang merawat pasien Covid-19 dikecualikan dari puasa selama bulan
Ramadhan. "Jika mereka khawatir puasa dapat menyebabkan melemahnya
kekebalan mereka atau kehilangan pasien mereka," bunyi fatwa tersebut.
Di Mesir telah diumumkanlarangan pertemuan keagamaan publik,
termasuk buka puasa bersama selama bulan suci Ramadhan. Kementerian Wakaf Islam
Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan larangan pertemuan keagamaan itu juga
akan berlaku untuk itikaf, sebuah praktik di mana umat Islam menghabiskan 10
hari terakhir bulan puasa di sebuah masjid untuk salat dan membaca Alquran.
Di Inggris, BBC akan mulai mengudarakan doa-doa Muslim mulai
Jumat pagi di layanan radio lokalnya. Hal itu dikonfirmasi kepala BBC Local
Radio Chris Burns dan jurnalis Harry Farley.
Dilansir dari SindoNews, Judul Artikel : Saat Covid-19
Mewabah, Hadis Nabi Muhammad Viral di AS