Harga Minyak Dunia Anjlok, BBM Indonesia Tak Turun, ini Penjelasan Menteri ESDM
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Foto/Dok. SINDOnews
MPA, JAKARTA - Kini harga minyak dunia telah
anjlok samapai ke level USD20 per barel. Namun, harga bahan bakar minyak (BBM)
di Indonesia belum juga turun, padahal beberapa negara tetangga di ASEAN sudah
menurunkan harganya secara cukup signifikan.
Meski demikian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Arifin Tasrif mengklaim harga BBM di Indonesia masih lebih murah dibanding
negara lain di kawasan ASEAN.
"Kalau kita bandingkan BBM kita di negara ASEAN kita
punya 5 jenis BBM. Bisa kita bandingkan harga di Filipina pertalite
Rp10.000-an, Laos Rp14.000-an," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi
VII DPR melalui video conference, Senin (4/5/2020).
Untuk harga bensin, kata dia, Indonesia saat ini masih ada di
pertengahan Malaysia Singapura Vietnam. Beliau menjelaskan, harga Jenis BBM
Umum (JBU) telah mengalami penurunan sebanyak 2 kali tahun ini yaitu pada
Januari dan Februari 2020, dengan tingkat penurunan yang cukup signifikan. Pada
Januari harga BBM turun di kisaran Rp300 per liter hingga Rp1.750 per liter,
Sedangkan pada Februari dikisaran Rp50 per liter hingga Rp300 per liter.
"Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan JBT dan JBKP
serta memberikan subsidi untuk minyak tanah dan LPG yang digunakan langsung
oleh masyarakat kecil," imbuhnya.
Arifin mengaku, volume penjualan BBM di Indonesia turun
secara signifikan sekitar 26,4% pada bulan April dibandingkan kondisi sebelum
masa penyebaran virus pandemi covid-19 pada bulan Januari hingga Februari 2020.
Dia menambahkan, alasan pemerintah belum menurunkan harga BBM
dipengaruhi harga minyak dunia yang belum stabil dan memiliki volatilitas yang
cukup tinggi. Artinya harga minyak berpotensi turun atau naik lagi.
Selain itu, pemerintah juga menunggu pengaruh pemotongan
produksi OPEC+ sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei hingga Juni 2020, dan
pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli hingga Desember 2020 serta
5,8 juta barel per hari pada Januari 2021 hingga April 2022.
"Jadi, pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga
minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun. Menyikapi kondisi
ini, beberapa badan usaha melakukan aksi korporasi seperti pemberian diskon dan
antara lain berikan diskon dan pikirkan juga para nelayan yang gunakan Solar
dan LPG di daerah yang memang kesulitan biaya kerjanya," terang Arifin.
(*)
Sumber : sindonews.com